Bola.com, Jakarta - PSSI mengungkapkan alasannya memilih Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta Pusat, sebagai kandang untuk Timnas Indonesia kontra Timnas Australia.
Timnas Indonesia akan menjamu Australia dalam matchday kedua Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia pada 10 September 2024.
Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, mengatakan bahwa penunjukkan SUGBK didasari karena kapasitasnya yang besar mencapai 77.200 orang.
"Kenapa di SUGBK? Sebab, kami ingin memberikan ruang-ruang yang besar kepada suporter yang banyak," ujar Arya dalam keterangan suaranya yang dibagikan ke wartawan.
Faktor-faktornya
"Secara kapasitas bisa sampai 75 ribu, antara 65-75 ribu. Itu yang bisa dilakukan kalau di SUGBK," ucap Arya, yang juga tangan kanan Ketua PSSI, Erick Thohir, tersebut.
"Jadi, kami harapkan dengan begitu, makin banyak orang yang akan menonton. Jadi lebih kepada itu selain dari kesiapan teknis."
"Faktor kedua karena kami ingin jumlah orang yang menonton secara langsung Timnas Indonesia bisa banyak kalau di SUGBK," tutur Arya.
Dalam dua partai kandang terakhir Timnas Indonesia di SUGBK, ditonton 60.245 orang kontra Timnas Irak pada 6 Juni 2024 dan 64.842 pasang mata melawan Timnas Filipina pada lima hari berselang.
Awalnya Ingin di Stadion Gelora Bung Tomo
Sebelumnya, Ketua PSSI, Erick Thohir berencana untuk menjadikan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, sebagai markas Timnas Indonesia untuk melawan Australia.
Alasannya karena kemungkinan SUGBK tidak bisa dipakai mengingat jadwalnya berdekatan dengan kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-6 September 2024.
Paus Gereja Katolik ke-266 itu dijadwalkan akan merayakan misa kudus di SUGBK pada 5 September 2024 sore WIB.
Renovasi Lapangan
SUGBK juga sedang direnovasi sejak akhir Juni 2024, terutama perombakan lapangan. Rumput bakal diganti karena kondisinya sangat memprihatinkan sejak awal tahun ini.
Pemugaran SUGBK dimulai dari pemeriksaan laboratorium, sterilisasi media tanam, leveling media tanam, penanaman rumput, proses grow-in dan perawatan intens, dan uji fungsi dan monitoring visual lapangan.