Tradisi Terhenti, Eko Yuli Gagal Mempersembahkan Medali untuk Indonesia di Olimpiade 2024

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 07 Agu 2024, 22:22 WIB
Dalam 4 edisi Olimpiade sebelumnya, Beijing 2008, London 2012, Rio 2016 dan Tokyo 2020 Eko Yuli Irawan selalu berhasil membawa pulang medali. (AFP/Vincenzo Pinto)

Bola.com, Paris - Lifter andalan Indonesia, Eko Yuli Irawan, harus meratapi kegagalan mempersembahkan medali di nomor 61 kg angkat besi putra Olimpiade 2024. Bertanding di South Paris Arena, Rabu (7/8/2024), Eko Yuli yang menempati peringkat kedua dalam angkatan snatch, gagal melakukan angkatan di clean and jerk.

Eko Yuli mencatatkan angkatan snatch terbaik di angka 135 kg. Lifter Indonesia itu hanya kalah dari atlet angkat besi China, Li Fabin, yang berhasil mencatatkan 143 kg sebagai angkatan snatch terbaiknya.

Advertisement

Tertinggal 8 kg dari Li Fabin di angkatan snatch, Eko Yuli sebenarnya masih punya kesempatan untuk bisa lebih baik di clean and jerk.

Namun, belum sempat Li Fabin tampil di angkatan ini, Eko Yuli yang memulai clean and jerk di angkatan 162 kg harus gagal melakukan satu angkatan pun, termasuk ketika mencoba menaikkannya ke 165 kg dalam percobaan terakhir.

Gagal melakukan satu angkatan clean and jerk membuat Eko Yuli dipastikan tidak bisa melanjutkan pertandingan. Tradisi medali yang selalu diraihnya di empat Olimpiade sebelumnya tak berhasil dilanjutkannya di Olimpiade 2024.

2 dari 3 halaman

Peringkat Kedua di Angkatan Snatch

Atlet langganan medali ajang multievent ini kemudian gagal pada tiga angkatan clean and jerk, sehingga tidak bisa ikut persaingan memperebutkan medali. (Dok. NOC Indonesia)

Tampil di urutan ke-11 dari 12 atlet yang turun di nomor 61 kg angkat besi putra Olimpiade 2024, Eko Yuli memulai angkatan pertama snatch di 135 kg, di mana sudah ada empat lifter lain yang gagal membuat satu angkatan pun dan tidak akan melanjutkan pertandingan.

Dalam percobaan pertamanya, Eko Yuli sempat gagal melakukan angkatan 135 kg dengan baik. Namun, ia berhasil melakukannya pada angkatan kedua. Hal itu membuat pesaingnya asal China, Li Fabin, menaikkan angkatan pertama ke 137 kg dan berhasil melakukannya.

Eko Yuli kemudian mengambil 139 kg dalam angkatan snatch terakhirnya. Sayangnya, Eko melakukan press out karena sikunya sempat tertekuk ketika melakukan angkatan terakhir itu.

Meski terangkat dengan baik, tapi Eko Yuli tampak sempat menggelengkan kepala, seperti menyadari ada kesalahan yang dilakukannya dalam angkatan tersebut. Angkatan snatch terbaik Eko Yuli pun yang tercatat adalah 135 kg.

Sementara itu, Li Fabin melakukan angkatan kedua di angka 140 kg dan berhasil melakukannya. Ia pun menaikkan angkatan ketiganya ke 143 kg dan juga tetap berhasil mencatatkan angkatan terbaiknya di percobaan terakhir snatch.

Dari angkatan snatch, Eko Yuli berada di peringkat kedua dengan angkatan terbaik 135 kg, tertinggal 8 kg dari Li Fabin yang membuat catatan 143 kg sebagai angkatan terbaik.

3 dari 3 halaman

Gagal di Clean and Jerk

Lifter andalan Indonesia, Eko Yuli Irawan berusaha mengangkat beban saat bertanding dalam kelas 61kg putra Grup A cabor angkat besi Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo International Forum, Minggu (25/7/2021). Eko Yuli meraih medali perak dengan total angkatan 302 kg. (Vincenzo PINTO / AFP)

Eko Yuli yang turun di urutan keempat pada kategori clean and jerk nomor 61 kg angkat besi putra Olimpiade 2024, memulai angkatan pertama dari 162 kg. Namun, pada percobaan pertama dan kedua yang sama-sama 162 kg, lifter kebanggaan Indonesia ini gagal melakukan angkatan dengan baik.

Tampak ada masalah di bagian pinggul, Eko Yuli kemudian mencoba untuk menaikkan angkatan ketiga di angka 165 kg.

Bermaksud istirahat dulu dan membiarkan lifter Malaysia lebih dulu tampil di angkatan yang sama, ternyata Eko Yuli tetap harus tampil lebih dulu karena Mohamad Aniq bin Kasdan dari Malaysia menaikkan angkatan pertamanya ke angka 167 kg.

Eko Yuli juga gagal melakukan angkatan ketiga di angka 165 kg dan tampak mengalami cedera. Kegagalan itu membuat Eko Yuli Irawan tak berhasil menyelesaikan pertandingan.

Kegagalan di angkatan clean and jerk membuat Eko Yuli tidak bisa melanjutkan persaingan untuk memperebutkan medali Olimpiade 2024. 

Tradisinya selalu meraih medali dalam empat Olimpiade sebelumnya, yaitu perunggu di Beijing 2008 dan London 2012, dan perak di Rio 2016 dan Tokyo 2020.