Olimpiade 2024: Bertanding saat Kondisi Tidak Fit, Eko Yuli Minta Maaf Gagal Persembahkan Medali untuk Indonesia

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 08 Agu 2024, 00:43 WIB
Lifter Indonesia, Eko Yuli Irawan, saat beraksi di cabor angkat besi nomor 61 kg putra Olimpiade 2024 di South Paris Arena, Rabu (7/8/2024). (Bola.com/NOC Indonesia/Naif Muhammad Al'as)

Bola.com, Paris - Lifter andalan Indonesia, Eko Yuli Irawan, tak berhasil mempersembahkan medali untuk Indonesia di Olimpiade 2024 Paris. Ternyata Eko Yuli bertanding dalam kondisi tidak fit dan meminta maaf karena gagal mempersembahkan medali Olimpiade kelima dalam kariernya.

Bertanding di cabor angkat besi nomor 61 kg putra, Eko Yuli mengawali kiprahnya dengan cukup baik di angkatan snatch. Sempat gagal melakukan angkatan pertama 135 kg,  Eko Yuli berhasil di angkatan kedua dengan beban yang sama.

Advertisement

Namun, ketika menaikkan angkatan menjadi 139 di percobaan terakhir, Eko Yuli harus puas dengan 135 kg angkatan snatch yang membuatnya berada di posisi kedua.

Sayangnya, Eko Yuli gagal melakukan tiga percobaan angkatan clean and jerk dengan beban 162 kg. Bahkan percobaan ketiga dengan 165 kg, Eko Yuli sampai terjatuh setelah gagal melakukan angkatan dan langsung memegang paha kanan yang mengindikasikan dirinya mengalami cedera.

Ternyata Eko Yuli memang dalam kondisi tidak fit. Ia mengaku bahwa ada cedera yagn belum tuntas, plus ada yang baru juga dialaminya dalam sebulan terakhir.

"Saya tampil dengan kondisi yang tidak 100 persen. Cedera kaki saya belum sembuh tuntas. Lutut saya sudah dari tahun lalu, kalau yang paha samping kanan baru satu bulan lalu," kisah Eko Yuli.

"Saya meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia karena belum bisa memberikan medali. Namun, saya sudah mencoba untuk mengeluarkan semua kemampuan saya sampai titik darah terakhir," lanjut lifter andalan Indonesia itu.

 

2 dari 3 halaman

Kondisi Tidak Terlalu Parah dan Apresiasi dari CdM

Lifter Indonesia, Eko Yuli Irawan, harus dibantu untuk meninggalkan arena bertanding usai tampil di cabor angkat besi nomor 61 kg putra Olimpiade 2024 di South Paris Arena, Rabu (7/8/2024). Eko Yuli tidak berhasil melakukan angkatan clean and jerk dan sedikit mengalami cedera yang kambuh. (Bola.com/NOC Indonesia/Naif Muhammad Al'as)

Terkait kondisi Eko Yuli, Dokter tim Indonesia, Andhika Raspati, mengaku bahwa kondisi Eko tidak terlalu parah. Meski sempat pincang, Eko dipastikan kemudian baik-baik saja.

"Tadi Eko memang merasa ada masalah di paha samping kanan, sudah sekitar sebulan lalu. Tadi sempat ditawarkan untuk dibawa pakai ambulans, tetapi Eko tidak mau. Kondisinya tidak separah itu, dia masih bisa jalan," ujar Dokter Dhika.

Sementara itu, Chef de Mission (CdM) Anindya Bakrie mengapresiasi penampilan Eko meski tak pulang membawa medali buat Tim Indonesia.

"Tadi selesai pertandingan saya sempat ketemu Eko, dia bilang mohon maaf belum bisa kasih yang terbaik. Kita lihat sendiri perjuangannya sampai titik darah penghabisan," ujar Anin.

"Eko juga senior tidak muda lagi, lawannya usianya masih muda-muda. Kita terima kasih ke Mas Eko yang sudah tampil di olimpiade kelima," lanjutnya.

3 dari 3 halaman

Olimpian Legendaris Indonesia

Pada Olimpiade Tokyo 2020, Eko Yuli Irawan yang berlomba di kelas 61 kg berhasil mempertahankan prestasinya dengan kembali meraih medali perak dengan angkatan total 302 kg. (AFP/Vincenzo Pinto)

Eko Yuli merupakan olimpian dengan empat medali dari empat edisi Olimpiade berbeda. Pada debutnya di Olimpiade Beijing 2008, lifter asal Lampung itu meraih medali perunggu.

Pada Olimpiade London 2012, Eko kembali meraih perunggu. Untuk kali ketiga tampil di Olimpiade, Rio de Janeiro 2016, Eko berhasil meraih perak dan mengulang capaiannya di Tokyo 2020.

Medali emas di kelas 61 kg direbut Li Fabin dari China dengan total angkatan 310 kg sekaligus memecahkan rekor snatch 143kg atas namanya sendiri.

Medali perak diraih Theerapong Silachai dari Thailand dengan total angkatan 303 kg dan perunggu direbut wakil USA Morris Hampton 298 kg.