Bola.com, Blitar - Stadion Soepriadi baru membuat sejarah baru. Stadion milik Pemkot Blitar tersebut untuk kali pertama digunakan sebagai venue BRI Liga 1.
Arema FC menggunakannya sebagai homebase sementara di awal musim.
Sayangnya, setelah menggelar laga pertama Arema melawan Dewa United, Senin (12/8/2024), stadion itu menuai kritikan. Utamanya dari kondisi lapangan. Pelatih Arema dan Dewa United sepakat menyebut kondisi lapangan membuat pemain sulit menjalankan strategi.
“Kami harus bilang, kondisi lapangan tidak menguntungkan,” kata pelatih Dewa United, Jan Olde Riekerink.
Sedangkan pelatih Arema, Joel Cornelli membandingkan kondisi lapangan Stadion Soepriadi dengan stadion lain yang digunakan untuk Piala Presiden. Seperti Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali dan Stadion Manahan, Solo.
“Di Piala Presiden, kami dapat lapangan yang bagus dalam lima pertandingan. Kami yakin dengan kualitas pemain Arema FC. Jika kondisi lapangan bagus, mereka bisa tampil lebih bagus,” jelas Joel.
Langsung Direspons
Mendengar keluhan dari dua tim pertama yang merasakan kondisi lapangan, pengelola Stadion Soepriadi bergerak cepat.
“Rencananya, sehari setelah pertandingan lapangan akan diratakan dengan mesin pemadat,” kata Manajer Operasional Arema, Sudarmaji.
Dari jauh, lapangan stadion itu terlihat bagus. Tapi, dilihat lebih detail, ternyata banyak permukaan yang tidak rata. Itu membuat tim kesulitan memainkan bola bawah.
Pemain Arema juga belum bisa beradaptasi dengan lapangan. Saat ini mereka lebih sering berlatih di lapangan yang bagus, yakni lapangan ARG, Kabupaten Malang. Baru dua hari menjelang pertandingan, Ahmad Alfarizi dkk. bergeser ke Blitar.
Bisa Untungkan Arema
Sebenarnya, untuk memperbaiki lapangan tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Meratakan lapangan dengan mesin pemadat hanya jadi solusi sementara. Namun, jika pemain Arema segera terbiasa dengan kondisi lapangan, itu bisa jadi keuntungan tersendiri.
“Kondisi lapangan memang kurang bagus. Tapi, jika bisa adaptasi, itu bisa menyulitkan lawan. Masalahnya, kalau tidak bisa beradaptasi, itu juga menyulitkan tim sendiri,” kata asisten pelatih Arema, Kuncoro.
Tak Ada Pilihan Lain
Saat ini, Arema tak punya pilihan selain segera adaptasi dengan kondisi lapangan Stadion Soepriadi karena tidak memungkinkan bagi Singo Edan untuk pindah homebase lagi.
Arema hanya mengajukan Blitar sebagai homebase untuk 6 laga awal. Setelah itu, Ahmad Alfarizi dkk akan diupayakan kembali ke Stadion Kanjuruhan. Dengan catatan renovasi di markas asli Arema itu sudah rampung.