Bola.com, Jakarta Harga pemain sepak bola semakin lama kian melambung. Bahkan, di luar nalar. Namun, beberapa pemain terhebat ternyata tidak pernah sekali pun meminta biaya transfer.
Banyak transfer yang terjadi melibatkan nominal konyol. Bahkan, terkadang nilainya tidak sesuai dengan kualitas sang pemain.
Tak heran, banyak klub yang mengincar transfer gratis, ketika sebuah klub mencapai kesepakatan tanpa bayaran.
Ada beberapa pemain sepak bola yang menjalani seluruh karier tanpa memungut biaya transfer sama sekali, baik karena kebetulan, keadaan, atau hanya karena mereka begitu bagus sehingga dianggap tak ternilai harganya. Berikut lima di antaranya.
1. Lionel Messi
Mustahil bisa melabeli harga yang tepat untuk seorang GOAT. Kepindahan Messi dari Newell's Old Boys ke Barcelona ketika baru berusia 13 tahun ditandatangani dan disegel di atas serbet, secara harfiah.
Ia menghabiskan 21 tahun berikutnya bersama klub raksasa Catalan, kemudian berkembang menjadi pemain sepak bola terhebat yang pernah ada.
Dia mungkin seharusnya pensiun di Barcelona. Namun, krisis finansial yang parah membuat mereka tidak dapat memperbarui kontraknya pada 2021.
Messi berstatus bebas transfer, tetapi dengan gaji yang sangat besar. Paris Saint-Germain adalah satu-satunya tujuan yang layak baginya di Eropa.
Dia kemudian meninggalkan Paris – dan Eropa – untuk bergabung dengan Inter Miami dengan status bebas transfer setelah dua musim.
2. Esteban Cambiasso
Cambiasso adalah gelandang gemilang yang memenangi gelar liga di Argentina, Spanyol dan Italia bersama beberapa klub terbesar di dunia sepak bola. Sungguh mengejutkan mendengar Cambiasso tidak pernah pindah dengan biaya transfer.
Kepindahan pertama pemain Argentina ini adalah ke Real Madrid di masa mudanya. Ia kembali setelah sempat balik ke Argentina. Pada 2004, kontraknya dengan Real Madrid berakhir, memungkinkan Cambiasso hijrah ke Inter Milan secara gratis.
Bersama Nerazzurri ia benar-benar menemukan jati dirinya, menghabiskan dekade berikutnya dalam kariernya bersama klub dan mencatatkan lebih dari 400 penampilan.
Dia mengejutkan hampir semua orang pada 2014. Setelah kontraknya berakhir, dia menandatangani kontrak satu tahun dengan tim Premier League yang baru dipromosikan, Leicester City. Bermain di bawah asuhan Nigel Pearson dan membuat 33 penampilan di semua kompetisi saat mereka nyaris menghindari degradasi.
Dia menolak kesepakatan yang ditawarkan pada akhir musim untuk menghabiskan dua tahun terakhir kariernya bersama Olympiacos.
3. Raul Gonzales
Lahir di Madrid dan merupakan produk akademi Real Madrid, Raul adalah sosok legenda klub dan pahlawan kampung halamannya.
Ia mencetak 323 gol untuk Los Blancos, sehingga menempati urutan ketiga dalam daftar pencetak gol terbanyak klub sepanjang masa. Raul melakukan debut bersama tim utama pada 1994 dan hengkang pada 2010 setelah mengangkat enam gelar La Liga dan tiga trofi Liga Champions.
Yang terpenting, dia pergi setelah kontraknya berakhir. Schalke mengontraknya tanpa harus membayar biaya transfer.
Setelah dua tahun di Jerman, embantu Die Königsblauen mencapai semifinal Liga Champions sebelum kalah dari Manchester United, Raul bermain di Qatar bersama Al Sadd. Ia mengakhiri karier di Amerika Serikat bersama New York Cosmos pada 2015.
4. Steve McManaman
Steve McManaman menjadi pemain Inggris kedua yang bermain untuk Real Madrid setelah Laurie Cunningham. Ia menandatangani kontrak dengan status bebas transfer pada 1999, setelah menghabiskan sembilan tahun di Liverpool.
Dia menyabet trofi Liga Champions di musim pertamanya, mencetak gol di final, dan membenamkan dirinya dalam budaya Spanyol untuk berhasil memenangi hati para penggemar dan klub.
Pemain sayap itu akhirnya meninggalkan Real Madrid pada 2003 ketika kontraknya berakhir dan kembali ke Inggris bersama Manchester City. Ia menghabiskan dua tahun bersama klub tersebut sebelum pensiun.
5. George Best
Superstar sepak bola ini menghabiskan 11 tahun terbaik dalam kariernya bersama Manchester United dengan memenangi banyak hal dan berdiri di puncak gunung, namun juga turun pada akhirnya.
Best meninggalkan MU pada 1974 karena terdegradasi dari Divisi Pertama.
Sementara Setan Merah asuhan Tomm Docherty siap bangkit kembali di dividi kedua, Best menuju ke Afrika Selatan untuk bermain di Jewish Guild. Ini satu dari banyak transfer jangka pendek dalam kariernya.
Dia bermain lima kali sebelum kembali ke Inggris dan Irlandia. Ia tampil di divisi keempat untuk Stockport County, klub Irlandia Cork City, dan bermain bersama Fulham. Di Fulham, ia sejenak tampak telah mendapatkan kembali performa terbaiknya.
Karier Best setelah MU juga membawanya ke Amerika Serikat dan kembali lagi, bermain untuk Los Angeles Aztecs, Fort Lauderdale Strikers, dan San Jose Earthquakes.
Dia pensiun pada pertengahan 1980-an.
Sumber: Planet Football