Bola.com, Jakarta - Gregoria Mariska Tunjung seakan menyelamatkan wajah bulutangkis Indonesia di Olimpiade 2024 Paris. Jorji menjadi satu-satunya peraih medali dari cabang olahraga tersebut.
Diketahui, Gregoria Mariska Tunjung mendapatkan medali perunggu setelah melaju Carolina Marin mundur karena cedera. Sebelum itu, laju Jorji dari fase grup begitu memukau.
Gregoria Mariska Tunjung mampu menunjukkan performa apik. Terutama saat mengalahkan Ratchanok Intanon di babak perempat final.
Gregoria Mariska Tunjung pun dapat sedikit bercerita mengenai pengalamannya selama berlaga di Olimpiade 2024 Paris. Sosok asal Wonogiri, Jawa Tengah itu merasa ada satu hal penting yang menjadi kunci permainan apiknya di ibu kota Prancis.
"Saya tidak berpikir menang, kalah atau bagaimana, tapi tentang bagaimana bisa mengontrol diri sendiri. Mengingatkan diri sendiri bahwa besok adalah tantangan baru, tidak ada yang mudah, dengan rasa percaya diri dan ketenangan Puji Tuhan bisa dilewati satu per satu pelan-pelan," ujar Gregoria Mariska Tunjung dalam konferensi pers Tim Ad Hoc Olimpiade Paris 2024 PBSI di Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (15/8/2024).
Harus Tampil Maksimal
Gregoria Mariska Tunjung memiliki pemikiran yang menarik. Sosok berusia 24 tahun itu tidak mau menyesal di Paris 2024 karena tidak tampil maksimal.
Hal itu membuat Gregoria Mariska Tunjung selalu mencoba untuk melakukan yang terbaik di setiap pertandingan. Gregoria mencoba menembus batas.
"Kemarin sih satu aja yang diingat terus, saya tidak mau kecewa karena saya tidak bermain dengan maksimal," ungkapnya.
Adaptasi
Gregoria Mariska Tunjung kemudian mengungkapkan beberapa kendala yang dialami selama berlaga di Olimpiade 2024 Paris. Adaptasi dengan venue jelas menjadi satu di antaranya.
Selain itu, jadwal di Olimpiade 2024 juga berbeda dengan turnamen bulutangkis biasanya. Hal itu juga sempat membuat Gregoria Mariska Tunjung
"Sejujurnya dari awal susah banget jaga fokus, karena di World Tour biasa tidak libur, sementara di Olimpiade ada jeda dari satu laga ke laga yang lan, jadi agak sulit menyesuaikan. Terus tekanannya juga berbeda," tandasnya.