Bola.com, Jakarta - Pekan pertama BRI Liga 1 2024/2025 sudah begulir. Sejumlah pemain asing kini menjadi sorotan.
Situasi tersebut tak lepas dari penambahan kuota yang dilakukan PT Liga Indonesia Baru selaku operator kompetisi. Alhasil, para pemain asing harus bisa memenuhi ekspektasi untuk mengangkat performa tim masing-masing.
Dari pantauan Bola.com, ada beberapa pemain asing yang layak menjadi sorotan. Mereka adalah David da Silva, Charles Lokolingoy, Leo Gaucho, dan Jonatha Macadho.
Ada faktor berbeda yang membuat keempat nama itu bakal menjadi sorotan. Mulai dari prestasi musim lalu, hingga nilai pasar yang tinggi. Catatan itu membuat empat pemain ini menjadi andalan di klubnya masing-masing pada BRI Liga 1 musim ini.
David da Silva (Persib Bandung)
Striker asal Brasil itu memang tidak muda lagi. Usianya sudah 34 tahun. Namun, performanya masih konsisten.
Dia menjadi andalan utama lini depan Persib Bandung. Pada musim lalu, David da Silva meraih gelar top skorer BRI Liga 1 dengan torehan 30 gol. Pada laga pertama Liga 1 2024/2025, David membuat brace ke gawang PSBS Biak.
Artinya, insting golnya masih terjaga. Itu membuat mantan bomber Persebaya Surabaya tersebut kembali masuk bursa top skorer musim ini. Apalagi di Persib, dia dikelilingi banyak pemain berkualitas.
Seperti Ciro Alves, Beckham Putra, Marc Klok dan lainnya. Nama-nama itu akan memberikan banyak suplai bola bagi David da Silva. Sehingga sangat wajar jika dia masih jadi salah satu striker paling berbahaya di Liga 1 musim ini.
Namun, jika musim ini performa David melempem, itu menjadi tanda tanya besar. Karena dia berada di klub yang punya ambisi kembali jadi juara.
Charles Lokolingoy (Arema FC)
Dia baru saja meraih gelar pemain terbaik di turnamen pramusim, Piala Presiden 2024. Tiga gol dibuatnya dalam ajang itu dan membantu Arema FC kembali menjadi raja pramusim. Torehan itu membuatnya dibenahi untuk tampil garang musim ini.
Berkaca dari musim lalu, Charles Lokolingoy mencetak 10 gol dari 28 pertandingan. Sebenarnya tidak terlalu banyak. Namun yang menarik, dia mencetak gol tersebut mayoritas pada putaran kedua Liga 1. Tepatnya setelah striker Gustavo Almeida dilepas Arema ke Persija Jakarta.
Sejak itu, striker berpaspor Australia tersebut menjadi striker utama. Berbeda dengan putaran pertama, dia diposisikan sebagai winger.
Padahal, mantan striker klub Australia, Brisbane Roar, itu tidak memiliki akurasi crossing yang bagus. Justru Lokolingoy punya kelebihan dalam penyelesaian akhir dan kecepatan untuk melewati bek lawan.
Sayangnya, pada laga pertama BRI Liga 1 musim ini, dia tak bisa mencetak gol. Karena Arema bermain imbang 0-0 lawan Dewa United. Padahal, striker berusia 29 tahun tersebut punya beberapa peluang.
Tampaknya, adaptasi dengan kondisi lapangan Stadion Soepriadi jadi persoalan utama. Karena homebase sementara Arema itu permukaan lapangannya tidak rata.
Leo Gaucho (Borneo FC)
Borneo FC dikenal selalu punya striker asing haus gol. Tim ini sangat jeli dalam merekrut striker utama. Mulai dari era Matheus Pato, Felipe Cadenazzi, dan kini Leo Gaucho.
Kini, Leo sudah memberi bukti di Piala Presiden 2024. Dia membawa Borneo sebagai runner-up dan mencetak tiga gol. Kualitasnya sangat terlihat saat melakukan finishing di depan gawang.
Tembakan keras terarah dan kuat dalam duel satu lawan satu dengan lawan. Staminanya juga oke, maklum usianya masih 23 tahun.
Laga pertama di Liga 1, Leo mencetak satu gol dan membuat Borneo FC menang telak 3-1 di markas sementara Semen Padang. Padahal, ini menjadi musim pertamanya bermain di Indonesia.
Sepertinya, Borneo punya cara sendiri membuat penyerang asingnya cepat beradaptasi. Suasana klub yang nyaman dan banyak gelandang yang memberikan suplai bola matang jadi salah satu kuncinya.
Jonata Machado (PSBS)
Nama yang satu ini masih asing di telinga pencinta sepak bola Tanah Air. Maklum, musim ini dia pertama kali bermain di Liga 1. Klub yang merekrutnya adalah tim promosi, PSBS Biak.
Namun dari data Transfermarkt, nilai pasar Jonata Machado jadi yang tertinggi di antara legiun asing BRI Liga 1, yakni Rp 7,82 miliar. Sama dengan dua gelandang asing Dewa United, Hugo Jaja dan Alex Messidoro.
Ini membuktikan jika PSBS tidak main-main mempersiapkan tim musim ini. Yang membuat nilai pasar Machado tinggi, sebelumnya dia bermain untuk tim langganan juara Liga Bolivia.
Sehingga kualitasnya tak perlu diragukan. Hanya saja, dia butuh adaptasi dengan sepak bola Indonesia. Pada laga pertamanya, PSBS Biak dihajar Persib Bandung dengan 1-4.
Jonata Machado belum bisa berbuat banyak untuk mengangkat permainan timnya. Padahal posisinya sangat sentral, sebagai kreator lini tengah. Jika sampai gagal bersama PSBS, tentu nilai pasarnya bisa anjlok pada musim depan.