Makna HUT RI ke-79 bagi Pelatih PSIM Seto Nurdiyantoro: Merdeka Itu Bebas dalam Koridor yang Positif

oleh Ana Dewi diperbarui 17 Agu 2024, 15:45 WIB
Ekspresi pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiyantoro di tengah lapangan Stadion Maguwoharjo, usai pertandingan melawan PSM Makassar, Jumat (23/8/2019). (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Bola.com, Yogyakarta - Hari ini, Sabtu (17/8/2024), Republik Indonesia merayakan hari kemerdekaan yang ke-79. Setiap tahunnya HUT RI selalu disambut antusias oleh masyarakat Tanah Air, tak terkecuali pelatih PSIM Yogyakarta dan juga mantan pemain Timnas Indonesia, Seto Nurdiyantoro.

Peringatan 17-an kali ini terasa lebih semarak ketimbang beberapa tahun sebelumnya ketika Indonesia dihantam pagebluk COVID-19. Banyak cara dilakukan warga +62 dalam merayakan sekaligus memaknainya.

Advertisement

HUT RI ke-79 juga memiliki makna tersendiri bagi Seto Nurdiyantoro. "Merdeka itu bebas tak terbatas dalam koridor yang positif," ujar mantan pelatih PSS Sleman itu kepada Bola.com, Sabtu (17/8/2024) pagi.

Arsitek asal Kalasan, Sleman itu bangga menjadi warga Indonesia dan pernah memberikan sesuatu untuk negara. Yakni ketika menjadi anggota Timnas Indonesia di Piala Tiger atau sekarang Piala AFF pada edisi 2002 silam.

"Bisa masuk Timnas Indonesia juga menjadi kebanggaan saya dalam memberikan sumbangsih untuk negara ini," ungkap Seto Nurdiyantoro.

2 dari 4 halaman

Pengalaman di Momen 17 Agustus

Pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiyantoro. (Dok. PSS)

Seto Nurdiyantoro ternyata punya cerita menarik sekaligus pengalaman dalam peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Seto masih teringat ikut berpartisipasi di setiap momen perayaan 17 Agustus.

"Di lingkup sekolah pernah menjadi petugas upacara waktu SMA. Mewakili sekolah dalam perlombaan pasukan baris berbaris se-Kecamatan dan Kabupaten serta pernah terlibat dalam karnaval juga," kenang alumnus SMA Negeri 1 Prambanan itu.

"Kalau di kampung lumayan banyak ikut lomba seperti sepak bola plastik, voli plastik, tarik tambang dan lain-lain. Kalau individual ya ambil koin di buah jeruk, balap karung, hingga marathon juga pernah," sambungnya.

3 dari 4 halaman

Kiprah Seto Nurdiyantoro

Seto Nurdiyantoro kembali melatih setelah sempat berpikir pensiun. (Bola.com/Ana Dewi)

Seto Nurdiyantoro kembali jatuh ke pelukan PSIM Yogyakarta pada tahun ini. Juru taktik berusia 50 tahun itu resmi ditunjuk sebagai nakhoda Laskar Mataram pada Mei 2024.

Itu menandai comeback Seto Nurdiyantoro ke dunia kepelatihan. Sebelumnya, dia sempat rehat sementara waktu dari lapangan hijau pasca kontraknya bersama PSS Sleman berakhir pada April 2023.

Karier Seto Nurdiyantoro di dunia kepelatihan terbilang cukup lumayan. Sebagai sosok kelahiran Yogyakarta, Seto memang banyak menghabiskan kariernya di Kota Pelajar. Baik sebagai pemain maupun pelatih.

Seto sering bolak-balik menangani dua tim Yogyakarta: PSS Sleman dan PSIM Yogyakarta. Prestasi terbaiknya, yaitu membawa PSS menjadi kampiun Liga 2 2018 dan promosi ke Liga 1 2019. Lantas, pada musim 2021, Seto juga nyaris membawa PSIM promosi ke Liga 1.

Selain memperkuat tiga klub Kota Gudeg: PSS, PSIM, dan Persiba Bantul, Seto pernah membela Pelita Solo pada 1996 ketika masih aktif bermain. Dia juga menjadi bagian Timnas Indonesia yang finish sebagai runner-up Piala AFF 2000 serta ikut berpartisipasi di Piala Asia 2000.

4 dari 4 halaman

Intip Persaingan di BRI Liga 1