Bola.com, Jakarta Awalnya, Syaiful Anwar dilarang bermain sepak bola. Tak tanggung-tanggung, orang yang melarangnya adalah sosok yang sangat dihormatinya. Bergeming, Syaiful Anwar terus berlari mengejar mimpi.
Syaiful Anwar adalah contoh nyata, bagaimana mimpi harus diperjuangkan dengan tekad membara, meski menuju kesuksesan tak semudah membalikkan telapak tangan.
Ia tetap maju, tanpa ragu, dan kini ia memetik buah manis dari apa yang dia perjuangkan selama bertahun-tahun. Perjuangan belum selesai, masih banyak tantangan. Hidup adalah perjuangan.
Awalnya, Syaiful Anwar tak mendapat restu. Tapi tekadnya sudah bulat untuk menjadi seorang pesepakbola profesional seperti idolanya, Hamka Hamzah.
Lewat kanal YouTube Bicara Bola yang dipandu Akmal Marhali belum lama ini, sosok yang melarang Syaiful Anwar bermain sepak bola adalah sang ibu sendiri.
Menurut kelahiran Banjarnegara, Jawa Tengah, 1 Desember 1994, ibunya ingin agar dia menggantungkan masa depannya dengan cara masuk polisi atau tentara dan syukur-syukur jadi Pegawai Negeri Sipil.
"Dulu, ibu melarang saya jadi pemain sepak bola. Ibu ingin saya jadi PNS, polisi, atau jadi tentara," kata bek 29 tahun kepunyaan Arema FC.
Awal Terjun
Syaiful Anwar bukannya menampik saran orang tua, namun keadaanlah yang kemudian "menjerumuskannya" ke dunia balbalan. Karena ia sendiri pun sempat bercita-cita ingin jadi orang kantoran.
Untuk mewujudkannya, ia berencana meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi seperti yang disarankan ibunya. Tapi ya itu tadi, ia justru terjerumus.
"Lingkungan menjebak saya untuk menyukai sepak bola," ujarnya sembari tersenyum.
Berawal dari suka, akhirnya jatuh cinta. Syaiful Anwar pun tak bisa lagi terpisahkan dari sepak bola.
Dari Kampung
Di kampungnya, di masa ia masih kecil, sepak bola dimainkan dengan riang gembira di sebuah lapangan yang tak terlalu besar yang di sekitarnya berjejer pohon bambu. Syaiful Anwar cilik dan kawan-kawan, tanpa sepatu, bermain sepak bola plastik dengan riang gembira. Bahkan tak kenal waktu.
Perlahan namun pasti, sepak bola telah memikatnya sedemikian rupa. Ia berharap, suatu saat nanti dirinya bisa bermain sepak bola di lapangan besar dengan kaki dibungkus sepatu bola.
"Sejak itu, saya punya mimpi bisa main bola di lapangan besar dan pakai sepatu," ujar Syaiful Anwar.
Perjalanan ke Jakarta hingga Arema
Mimpi Syaiful Anwar akhirnya terjawab. Suatu waktu, akademi sepak bola di kampungnya mengajak Syaiful Anwar cabut ke Jakarta. Di Ibu Kota, tim akademi itu beruji coba melawan PS Urakan yang bermarkas di Jakarta Timur.
Momen ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan karier Syaiful Anwar. Menariknya, Syaiful Anwar tadinya bukan berperan sebagai pemain bertahan atau bek melainkan kiper. Si jangkung 185 cm bahkan sempat "dipoles" kiper legendari Indonesia, Yudo Hadianto.
Ditempa di PS Urakan, karier Syaiful Anwar terus mengalir sampai jauh. Ia pernah memperkuat Persib Bandung, Bali United, Persibat Batang, PSPS Riau, Semen Padang, Persita Tangerang, dan sejak 2023 merapat ke Arema FC dan hingga kini masih bertahan di sana. Sukses Arema FC menjadi yang terbaik di Piala Presiden 2024 beberapa waktu lalu tak lepas dari kontribusi Syaiful Anwar.
Performanya yang terus melambung membuat pelatih Arema FC, Joel Cornelli, memasukkan Syaiful Anwar ke dalam misi sucinya di ajang BRI Liga 1 2024/2025.
Fans setia pastinya juga berharap Syaiful Anwar bisa mengembalikan nama besar Arema FC di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.