Bola.com, Jakarta Timnas Indonesia akan menyerbu markas Arab Saudi dengan kekuatan mengerikan. Skuad Garuda siap melumat The Green Falcons di King Abdullah Sport City.
Arab Saudi memang bukan lawan yang enteng, namun Indonesia optimistis bisa meraih hasil positif pada laga pertamanya di Grup C putaran ketiga Kualifikasi Pila Dunia 2026 zona Asia pada 5 September nanti.
Meski tak pernah menang dalam 11 laga terakhir, materi pemain yang kini memperkuat Timnas Indonesia jauh berbeda dari yang sebelumnya.
Saat ini, Indonesia dijejali pemain-pemain top yang berkarier di Eropa. Nama-nama mentereng macam Jay Idzes, Rafae Struick, Justin Hubner, Thom Haye, Nathan Tjoe-A-On, Asnawi Mangkualam, Marselino Ferdinan, dan Maarten Paes telah membuktikan kalau Indonesia tak lagi bisa dipandang sebelah mata.
Kehadiran Roberto Mancini sebagai orang No.1 di ruang ganti Arab Saudi tak lagi terlalu mengerikan bagi pemain Indonesia, karena Jay Idzes cs. juga dibesut pelatih bertangan dingin yakni Shin Tae-yong.
Meski tak semoncer Roberto Mancini, tapi Shin Tae-yong pernah bikin geger jagat sepak bola ketika memimpin Korea Selatan menggebuk Jerman 2-0 di Piala Dunia 2018. Saat itu, Jerman diotaki salah satu pelatih terbaik di kolong langit, Joachim Loew.
Jelang mengemban misi suci nan berat ke King Abdullah Sport City, STY telah memanggil 25 pemain. Tujuh di antaranya adalah penyerang. Barisan penyerang ini setidaknya sangat menentukan hasil akhir kontra The Green Falcons.
Siapa saja ketujuhnya dan apa kelebihan mereka sehingga kembali dipercaya Shin Tae-yong di Timnas Indonesia, berikut ulasan tipis-tipisnya:
Egy Maulana Vikri (Dewa United)
Dia lagi, dia lagi. Mungkin, sebagian orang berkata seperti itu. Tapi Shin Tae-yong tahu betul kalau dia tak pernah salah dengan keputusannya. Terbukti, setiap kali Egy dipanggil ke timnas, anak Medan berusia 24 tahun tampil total.
Mau sebagai starter atau cadangan, Egy Maulana Vikri tak terlalu ambil pusing. Kapan pun ia dibutuhkan, kelahiran 7 Juli 2000 bertarung sepenuh hati.
Tubuhnya yang mungil membuat Egy Maulana Vikri terlihat begitu gesit menggigit. Ia mampu melewati dua atau tiga pemain lawan sebelum melepaskan tembakan atau memberikan assist.
Perannya sebagai winger kiri kerap merepotkan barisan belakang lawan. Satu lagi ciri khasnya, Egy Maulana Vikri tipe penyerang yang berani solu run ke kotak penalti dan tanpa ampun menghunjami kiper lawan dengan tendangan kaki kirinya yang mematikan.
Melawan Arab Saudi, tak diragukan lagi, Egy Maulana Vikri yang pendiam dan tak bicara itu bakal menjelma menjadi monster bagi bek-bek kepercayaan Roberto Mancini.
Witan Sulaeman (Persija Jakarta)
Jangan buang-buang waktu untuk meragukan pemain yang satu ini. Suksesnya bersama timnas di laga-laga sebelumnya adalah fakta kalau penyerang kesayangan Thejak itu masih layak masuk skuad penyerbuan ke King Abdullah Sport City pada 5 September mendatang.
Witan Sulaeman punya banyak kelebihan. Selain lincah, licik, dan liar ia juga kuat menguasai bola. Kebihan lainnnya, larinya ibarat peluru, terlebih saat melakukan gempuran dari sisi kiri atau kanan sisi pertahanan musuh.
Witan Sulaeman juga tipe pemain yang tak cengeng alias tahan banting. Sekeras apa pun ia ditekel atau ditebas, selama belum cedera parah, kelahiran Palu 22 tahun silam itu tetap tegak berdiri melanjutkan pertempuran.
Arab Saudi pastinya sudah mempelajari karakter permainan si lincah ini. Tapi bukan Witan Sulaeman namanya jika tak punya banyak cara untuk mengelabui lawan.
Dimas Drajad (Persib Bandung)
Bomber Persib Bandung ini, bisa dibilang salah satu striker lokal yang sangat ditakuti di BRI Liga 1 2024/2025. Dalam tiga laga, Dimas Drajad sudah mengemas sebijo gol dan gol-gol lainnya diyakini terus mengalir mengingat potensinya yang luar biasa.
Untuk mengangkutnya ke Kota Kembang dari Persikabo 1974 jelang bergulirnya musim ini, manajemen Maung Bandung dikabarkan harus merogoh kocek dalam.
Dimas Drajad memang tombak mengerikan. Ia lihai membuka ruang tembak, meski dalam pengawalan ketat. Pergerakan tanpa bolanya tak jarang mengecoh lawan. Naluri golnya sangat tinggi, terlebih dalam situasi kemelut di kotak penalti.
Arab Saudi akan merasakan betapa menyeramkannya pemain berusia 27 tahun ini. Kita tunggu saja.
Rafael Struick (ADO Den Haag)
Ia salah satu pemain kesayangan sekaligus kepercayaan Shin Tae-yong. Langganan starting XI, Rafael Struick pemain serba bisa. Ia bisa dimainkan sebagai geladang serang, sayap, atau striker.
Dalam sepak bola modern yang terus berkembang, Rafael Struick sosok yang tepat bagi pola permainan Shin Tae-yong kerap berubah.
Tenang, tak terburu-buru, dan punya umpan terukur merupakan ciri khas Rafael Struick. Bermain di level atas Eropa membuat bintang 21 tahun ini tak pernah gentar serta terlihat kian matang di Timnas Indonesia.
Meski terbilang masih muda, Rafael Struick terlihat dewasa di lapangan pertandingan. Ia juga tak gampang terprovokasi, bahkan ketika Indonesia dalam posisi tertinggal. Ketenangan membuatnya bisa tampil konsisten sepanjang laga.
Dalam lawatan ke kandang Arab Saudi, besar kemungkinan Rafael Struick kembali jadi starter andalan STY.
Ragnar Oratmangoen (FCV Dender)
Bisa dibilang, si ganteng ini pemain yang paling berbahagia di dunia saat ini. Bagaimana tidak, selain kembali dipanggil ke Timnas Indonesia kontra Arab Saudi, penyerang 26 tahun baru saja bergabung dengan tim Belgia, Dender.
Laris manis menandakan kalau Ragnar Oratmangoen memang striker paten. Kalau tak paten, mana mungkin klub sekaliber Dender yang bermain di kasta tertinggi Belgia merekrutnya.
Karena paten itu pulalah Shin Tae-yong lagi-lagi memberinya kepercayaan. Sepaten apa Ragnar Oratmangoen. Sebagai striker, ia punya semua syarat untuk menjadi mesin gol.
Selain tembakan jitu, Ragnar Oratmangoen juga punya skil memancing bek-bek lawan keluar sarangnya lalu dengan cepat mengumpan bola ke rekan penyerang lainnya sambil berlari mengambil posisi siap melepaskan tembakan di dalam kotak penalti.
Ragnar Oratmangoen juga dikenal karena punya fisik serta stamina yang mengagumkan. Arab Saudi bakal ketar-ketir pastinya.
Ramadhan Sananta (Persis Solo)
Satu peluang, satu gol, itulah Ramadhan Sananta. Meski tak selalu dipanggil ke timnas, tapi sejatinya Shin Tae-yong sangat membutuhkan striker "liar dan bandel" seperti Ramadhan Sananta.
Liar, karena tombak kebangaan warga Solo ini tak pernah takut meski harus berduel dikepung bek-bek lawan. Bandel, karena tombak 21 tahun tak kapok-kapok beradu nyali meksi ditebas dan dihajar berkali-kali. Shootingannya dari luar kotak penalti kerap membuat kiper lawan jantungan.
Gaya permainannya yang spartan mengingat fans Timnas Indonesia kepada Saktiawan Sinaga, eks tombak Skuad Garuda beberapa tahun silam.
Kembali dipercaya STY, Ramadhan Sananta siap merobek-robek jala Arab Saudi.
Hokky Caraka (PSS Sleman)
Bagi Shin Tae-yong, Hokky Caraka masih layak mendapat kesempatan. No debat! Meski tak sedikit yang kaget, Hokky Caraka sejatinya adalah striker muda sarat potensi.
Jenjang kariernya di timnas level usia dan naik kelas ke tim senior merupakan rekam jejak yang tak terbantahkan. Itu bukti, Hokky Caraka striker lokal yang masih bisa diterjunkan ke laga-laga level atas Internasional.
Hokky Caraka tipe striker yang kalau sudah menguasai bola, maka sangatlah sulit bagi lawan untuk merebutnya. Pemain 20 tahun ini juga ditakuti karena tembakan first time-nya yang sangat mematikan.
Kelebihan lainnya, dengan postur menjulang 180 cm Hokky Caraka mampu berduel dan memenangkan bola-bola atas.
Target merubuhkan Arab Saudi di kandang keramatnya adalah mimpi terbesar Hokky Caraka dan ia pastinya berharap mendapat kesempatan menit bermain lebih banyak dari STY.
Baca Juga