9 Klub Sepak Bola Terbaik Sepanjang Sejarah: Ada 2 Real Madrid, dan 2 Tim Asuhan Pep Guardiola

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 10 Sep 2024, 13:30 WIB
Kolase - Real Madrid, MU, Barcelona, Liverpool, Manchester City, Bayern Munchen, PSG, Chelsea, Totenham Hotspur, Arsenal (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Klub-klub di seluruh dunia selalu bermimpi memenangkan kompetisi tersulit yang harus mereka jalani. Bagi para pemilik klub, itu bisa mendatangkan eksposur dan kekayaan finansial, sementara bagi para pemain itu mengukuhkan posisi mereka dalam sejarah.

Seorang pesepak bola hanya dapat dianggap sebagai salah satu pemain terhebat sepanjang masa jika mereka memenangkan trofi terbaik. Bagi sebagian orang, segelintir klub telah mendominasi sepak bola selama bertahun-tahun.

Advertisement

Dari memenangkan setiap trofi yang mungkin di negara mereka hingga menaklukkan Eropa, mereka berjuang keras, berkeringat, dan menangis untuk mencapai tujuan mereka. Namun, semuanya terbayar luas dengan kegembiraan pada akhir musim.

Sepak bola tidak pernah sekompetitif ini, tetapi beberapa klub masih mampu mengalahkan yang lain. Klub-klub terbaik sepanjang masa, semua memenangkan Liga Champions, yang sebelumnya bernama European Cup.

Mereka semua merasakan kejayaan di dalam negeri. "Juara lagi" menjadi nyanyian yang biasa terjadi untuk musim-musim yang legendaris.

Berikut 9 klub terbaik dunia dalam sepanjang sejarah sepak bola:

2 dari 10 halaman

9. Benfica (1960/1961)

Benfica - Ilustrasi Logo Benfica (Bola.com/Adreanus Titus)

 

Kembali ke dekade sebelumnya, Benfica menaklukkan Eropa dengan serangkaian penampilan yang fenomenal.

Mereka memenangkan liga dengan 46 poin, unggul empat poin dari rival mereka, Porto, dan mewariskan bakat terbaik untuk European Cup.

Dalam edisi keenamnya, Benfica mendominasi kompetisi, mengalahkan Hearts, Ujpest FC, Aarhus Gymnastikforening, dan SK Rapid Wien dalam perjalanan mereka ke final.

Dalam salah satu pertandingan terbesar dalam sepak bola, mereka mengalahkan Barcelona dengan skor 3-2, di mana gol pertama dari Jose Aguas yang mengatur tempo.

Striker tersebut adalah pencetak gol terbanyak klub pada musim itu dengan 43 gol, mereka akan berhasil tanpanya.

3 dari 10 halaman

8. Liverpool (1976/1977)

Liverpool - Ilustrasi Logo Liverpool (Bola.com/Adreanus Titus)

 

Satu setengah dekade setelah Benfica mendominasi Eropa, Liverpool melakukan hal yang sama. Hal itu terjadi setelah mereka terus memperlihatkan kekuatan mereka dalam sepak bola Inggris, memenangkan Divisi Utama untuk musim kedua berturut-turut.

Liverpool finis hanya unggul satu poin di atas Manchester City, sementara mereka kemudian kalah dari rival berat, Manchester United, di final Piala FA.

Kekalahan itu menghentikan mereka dari potensi menjadi klub Inggris pertama yang memenangkan tiga trofi utama dalam satu musim, tetapi tidak ada yang benar-benar peduli ketika mereka memamerkan kekuatan mereka dan memenangkan European Cup untuk kali pertama.

Dengan mengalahkan Borussia Monchengladbach di Roma, Liverpool sukses mengukuhkan tempat mereka di antara klub-klub hebat, di mana Kevin Keegan mengamankan rekor kepindahan Inggris ke Hamburg pada musim panas berikutnya.

4 dari 10 halaman

7. Inter Milan (1964/1965)

Logo dan ilustrasi Inter Milan. (AFP/Giuseppe Cacace)

 

Inter Milan adalah salah satu klub tersukses sepanjang masa dan pada musim 1964/1965, mereka kembali memperlihatkan kekuatan mereka.

Dengan skuad yang penuh pemain legenda Italia, mereka memenangkan Serie A dengan 54 poin, unggul tiga poin dari rival beratnya, AC Milan.

Meskipun mereka kalah di final Coppa Italia, kekalahan itu terlupakan ketika mereka kembali memastikan gelar European Cup sekali lagi.

Tepat setahun setelah kemenangan sebelumnya, mereka mempertahankan gelar kontinental dengan mengalahkan Benfica di San Siro, ketika Jair mencetak gol dalam kemenangan 1-0.

Gaya catenaccio yang dilakukan Helenio Herrera yang dogmatis dan tangguh dalam bertahan, tidak sepenuhnya menarik dibandingkan dengan yang lain, tetapi membuahkan hasil.

5 dari 10 halaman

6. Manchester City (2022/2023)

Manchester City berhasil merebut juara Liga Champions untuk pertama kali dalam sejarah mereka usai menang 1-0 atas Inter Milan. Ini sekaligus jadi hattrick untuk Man City (AFP)

 

Manchester City dulunya selalu dijuluki 'tetangga yang berisik'. Dibenci oleh Manchester United, mereka selalu berbicara lantang, tetapi jarang merasakan kesuksesan.

Namun, itu terjadi sebelum investasi dari Timur Tengah datang, dan pada 2023, mereka menguasai sepak bola.

The Citizens memenangkan Premier League setelah pertarungan hebat dengan Arsenal sepanjang musim, mengalahkan rival berat MU di final Piala FA berkat satu gol menakjubkan dari Ilkay Gundogan dan kemudian memenangkan Liga Champions dengan mengalahkan Inter Milan dengan skor 1-0.

Mereka mereplika keberhasilan MU meraih treble pada 1999, ketika Erling Haaland memperlihatkan mengapa ia selalu menjadi salah satu satu favorit untuk memenangkan Ballon d'Or.

6 dari 10 halaman

5. Manchester United (1998/1999)

Para pemain Manchester United melakukan selebrasi usai menjuarai Liga Champions di Stadion Camp Nou, Barcelona (26/5/2020). Manchester United menang 2-1 atas Bayern Munchen. (AFP/Eric Cabanis)

Setidaknya ada satu tim Manchester United yang akan selalu ada di dalam daftar ini. Tim yang dipimpin salah satu manajer terhebat sepanjang masa, Sir Alex Ferguson.

MU unggul tipis atas rival mereka, Arsenal, di Premier League, sementara mereka menindaklanjuti kemenangan itu dengan mengalahkan Newcastle United di final Piala FA.

Namun, Liga Champions selalu menjadi puncaknya, dan dua gol di masa tambahan waktu dari Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjaer ketika menghadapi Bayern Munchen membuat mereka menyelesaikan salah satu comeback terhebat yang pernah ada dengan kemenangan 2-1.

Meskpun Dwight Yorke adalah pencetak gol terbanyak, David Beckham juga sama pentingnya. Ia dinobatkan menjadi pemain terbaik UEFA musim 1998/1999 dan menjadi runner-up untuk penghargaan Ballon d'Or dan Pemain Terbaik FIFA pada 1999.

7 dari 10 halaman

4. Real Madrid (2016/2017)

Zidane dan trofi Liga Champions 2017 usai kalahkan Juventus pada final di The Principality Stadium, Cardiff, (3/6/2017). Zinedine Zidane mundur dari kursi pelatih Madrid setelah meraih trofi Liga Champions tiga kali. (AFP/Filippo Monteforte)

 

Real Madrid tidak perlu diperkenalkan lagi ke dunia sepak bola. Julukan Los Galacticos itu datang karena alasan yang tepat, mereka selalu menjadi yang terdepan, dan itu membuahkan hasil sekali lagi pada musim 2016/2017.

Menggunakan salah satu trio penyerang terbaik yang pernah ada, yaitu Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, dan Gareth Bale, mereka mendominasi sepak bola.

Tim asuhan Zinedine Zidane finis tiga poin di atas Barcelona di La Liga, memenangkan Piala Dunia Antarklub dan Piala Super Eropa, setelah memenangkan Liga Champions sebelumnya, dan kemudian memenangkan kompetisi terbesar UEFA dengan menang 4-1 atas Juventus di final. Legenda di era yang luar biasa.

8 dari 10 halaman

3. Real Madrid (1956/1957)

Alfredo Di Stefano. Eks striker Argentina yang wafat di usia 88 tahun pada 7 Juli 2014 ini memperkuat Real Madrid selama 11 musim mulai 1953/1954 hingga 1963/1964. Ia menjadi pemain Real Madrid pertama yang meraih gelar Ballon d'Or, yaitu sebanyak dua kali pada tahun 1957 dan 1959. (AFP/Staff)

 

Prestasi selalu paling berkesan saat diraih untuk kali pertama. Pada 1957, Real Madrid memenangkan gelar La Liga dan European Cup sekaligus untuk kali pertama.

Mereka telah memenangkan kedua kompetisi sebelumnya, tetapi tidak pernah meraihnya secara bersamaan. Saat finis dengan keunggulan lima poin dari Sevilla di La Liga, mereka harus berterima kasih kepada Alfredo Di Stefano, salah satu penyerang terbaik sepanjang masa.

Pada final European Cup, Alfredo Di Stefano mencetak satu-satunya gol dalam pertandingan tersebut saat mereka menang 1-0 atas Benfica, mengukuhkan statusnya yang legendaris.

Hebatnya, mereka meraih prestasi yang sama persis setahun kemudian ketika mereka memenangkan lima European Cup secara berturut-turut.

9 dari 10 halaman

2. Ajax (1971/1972)

Johan Cruyff dan tim Ajax disambut meriah di Amsterdam setelah menjuarai Piala Champions tahun 1972. (AFP)

 

"Total Football" kini menjadi salah satu ide taktis paling terkenal dalam olahraga ini, dan diciptakan oleh Ajax pada 1970-an. Itu adalah gaya permainan menyerang di mana setiap pemain outfield dapat bermain di posisi mana pun sesuai kebutuhan selama pertandingan.

Ajax menyempurnakannya, dengan nyaman memenangkan gelar liga sekaligus mengalahkan ADO Den Haag di KNVB Cup.

Pada final European Cup, mereka mengalahkan Inter Milan dengan skor 2-0, berkat dua gol yang dicetak pemain terbaik asal Belanda sepanjang masa, Johan Cruyff.

Melambangkan efektivitas sistem, yang turut diciptakan Cruyff, itu adalah gelar European cup kedua secara berturut-turut, dan mereka memenangkannya lagi satu musim kemudian.

10 dari 10 halaman

1. Barcelona (2008/2009)

Pep Guardiola. Ia menjadi pelatih utama Barcelona pada awal musim 2008/2009 setelah sebelumnya menangani Barcelona B. Ia langsung mempersembahkan treble winners. Trofi UCL diraihnya usai menang 2-0 atas Manchester United dalam laga final di Olimpico, Roma, 27 Mei 2009. (AFP/Lluis Gene)

 

Tim Barcelona pada musim 2008/2009 telah diperingkatkan sebagai klub terhebat sepanjang masa. Selama era Pep Guardiola sebagai manajer tim, mereka mendominasi sepak bola, memenangkan Liga Champions pada 2011.

Gaya tiki-taka mereka enak dipandang, sementara pemain seperti Lionel Messi, Xavi, dan Andres Iniesta, yang sekarang semua dianggap sebagai pemain Barcelona sepanjang masa, terasa seperti kode 'cheat'.

Kemenangan 2-0 di final Liga Champions melawan Manchester United memperlihatkan dominasi mereka saat saat itu dengan menyelesaikan treble yang menakjubkan.

Elegan. Kelas dunia, di liga mereka sendiri. Tidak ada cukup kata untuk menggambarkan keindahan tim itu.

Sumber: Givemesport

Berita Terkait