Bola.com, Jakarta Tercatat total ada 812 pemain yang bakal berjibaku di pentas Pegadaian Liga 2 2024/2025. Dari jumlah itu terdapat 72 legiuner asing yang tersebar pada 26 klub musim ini.
Bak seleksi alam. Sejumlah pemain yang dulu pernah membela Timnas Indonesia dan menikmati ketenaran, kini harus rela turun ke kasta kedua. Meski masa keemasannya telah lewat, jago-jago tua itu masih mampu bersaing dengan sosok-sosok muda yang sedang meniti karir profesionalnya.
Di antara para pemain old crack itu, bahkan telah ada yang menginjak usia 40 tahun. Namun kualitas dan pamor mereka belum benar-benar meredup. Bahkan senioritas mereka sangat dibutuhkan guna membimbing dan jadi panutan bagi pemain-pemain muda di klub masing-masing.
Sebagian dari sederetan pemain tua-tua keladi itu ada yang memilih kembali ke klub yang pernah melambungkan namanya. Kepulangan mereka pun sangat dinantikan para suporter klub.
Meski telah berusia uzur, namun mereka masih mampu bersaing dengan pemain yang berumur lebih muda. Kendati tak mampu lagi bermain penuh sepanjang pertandingan, namun mereka tetap jadi kartu turf yang menentukan hasil akhir permainan. Berikut lima penggawa sepuh yang masih menghiasi persaingan Liga 2 musim ini.
1. Boaz Solossa Ikon Mutiara Hitam
Persipura sebagai salah satu klub legendaris Indonesia memiliki banyak pemain yang menjadi idola bagi publik Jayapura. Hampir tiap generasi melahirkan talenta-talenta baru yang akhirnya jadi legenda tim.
Nama Metu Duaramuri, Rully Nere hingga penerus berikutnya seperti Eduard Ivakdalam dan Boaz Solossa akan selalu melekat dalam ingatan pencinta klub berjulukan Mutiara Hitam ini.
Kehadiran Boaz Solossa musim ini ke Persipura membangkitkan gairah baru. Yang menarik, mantan striker Timnas Indonesia ini sempat latihan bersama Persewar Waropen. Tapi panggilan jiwanya membuat Boaz Solossa memilih kembali ke Persipura.
Musim lalu dengan baju Persewar, Boaz yang kini telah berusia 38 tahun tampil sebanyak 26 pertandingan dengan delapan gol. Spirit Boaz diprediksi akan meledak lagi dengan Persipura kali ini.
2. Samsul Arif Idola Persela
Meski berasal dari Bojonegoro serta meniti karir di klub Persibo, namun nama Samsul Arif mulai dikenal dan tenar ketika bermain di Persela. Samsul Arif memang keluar masuk Persela. Tapi selama berbaju kebesaran berwarna biru langit milik Persela, dia telah tampil sejumlah 64 pertandingan dengan mencatat 30 gol.
Klub berjulukan Laskar Jaka Tingkir ini bisa dibilang menjadi batu loncatan karir cemerlang yang diukir Samsul Arif di sepakbola Indonesia. Lepas dari Persela, Samsul Arif pun pernah diikat kontrak klub-klub besar, seperti Arema, Persebaya, hingga Persib.
Musim lalu di pentas Liga 2 bersama Gresik United, kebugaran dan ketajaman Samsul Arif masih belum pudar. Dia bermain dalam 18 laga dengan empat gol dan empat assist.
Pada partai perdana edisi Liga 2 2024/2025, dengan usia 39 tahun, Samsul Arif membuka keran golnya ke gawang Deltras lewat gol indah dari tendangan bebas. Tapi sayang, Samsul Arif gagal memberikan kemenangan, karena skor akhir imbang 2-2.
3. Maman Abdurahman Hijrah ke PSPS
Jika Boaz Solossa dan Samsul Arif kembali ke pangkuan Persipura serta Persela yang pernah mengharumkan namanya, tidak demikian dengan Maman Abdurahman.
Bek senior berusia 42 tahun itu harus meninggalkan Persija yang telah beberapa musim dibelanya. Maman Abdurrahman pun harus turun kasta dan hijrah ke PSPS pada musim ini untuk melanjutkan karirnya.
Penampilan perdananya musim ini sukses memberi kemenangan PSPS atas klub degradasi Liga 1 lalu, Persikabo 1973 dengan skor meyakinkan 3-1.
4. Ruben Sanadi Sang Loyalis
Sosok Ruben Sanadi memang menarik. Tak banyak klub yang telah disinggahi selama karir profesionalnya. Ini tak lepas dari jiwa loyalis yang melekat dalam dirinya.
Ruben Sanadi hanya bermain di PSBS, Pelita Jaya, Persipura, Persebaya, dan Bhayangkara FC. Uniknya, di klub-klub tersebut Ruben Sanadi selalu jadi idola dan meninggalkan kesan baik yang tak akan pernah terlupakan.
Bahkan nyaris di klub tersebut, bek kiri ini selalu jadi kapten tim. Sehingga nama Ruben Sanadi seolah melekat kuat. Dari deretan klub di atas, tampaknya chemistry pemain berusia 37 tahun ini lebih terikat pada Bhayangkara FC.
Di Liga 1, Ruben Sanadi merumput 54 kali dengan The Guardians, julukan Bhayangkara FC. Musim lalu dia kembali ke Papua untuk membantu PSBS naik kasta ke Liga 1 2024/2025. Tapi musim ini, dia balik ke pangkuan Bhayangkara FC dengan tekad mengembalikan klub ini ke kasta tertinggi lagi.
5. Hariono Pulang Kampung
Pemain dengan ciri khas rambut gondrong ini sosok loyalis seperti Ruben Sanadi dan Boaz Solossa. Selama karirnya, Hariono hanya pernah membela Deltras, Persib, Bali United, dan PSIM.
Bak peribahasa sejauh-jauh burung terbang, dia akan kembali ke sarangnya. Setelah bertahun-tahun berpetualang, gelandang bertahan ini pun pulang lagi ke Sidoarjo untuk mengembalikan pamor Deltras yang sempat berada di tataran tertinggi sepakbola Tanah Air.
Kini Hariono telah berumur 38 tahun. Senioritas dan pengalamannya membuat pelatih Deltras, Bejo Sugiantoro, menunjuk Hariono sebagai kapten tim Deltras di Liga 2 musim ini.
Satu pertandingan telah dilalui Hariono dkk. dengan memaksa Persela bermain imbang 2-2 pada laga perdana Pegadaian Liga 2 2024/2025. Sebuah hasil bagus, karena Deltras berstatus tim tamu dalam partai yang digelar di Stadion Tuban Sport Center, Minggu (8/9/2024)