Bola.com, Jakarta - Kini, tak ada lagi yang berani meremehkan Timnas Indonesia. Teranyar, Australia menjadi korban keganasan Skuad Garuda. Ngeri!
Australia tak berkutik saat melakoni laga tandang di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Selasa (10/9/2024) malam WIB.
Datang dengan semua pemain terbaiknya dan berada di peringkat ke-54 FIFA, Socceroos gagal meraih kemenangan dan harus puas bermain imbang 0-0 di matchday 2 Grup C ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Hasil yang sangat mengecawakan, mengingat pada laga sebelumnya di kandang sendiri, pasukan Graham Arnold dipermalukan tim kuda hitam Bahrain 0-1.
Bagi Indonesia, sukses menahan imbang langganan Piala Dunia dari Asia melanjutkan tren positif setelah sebelumnya juga memetik sebiji poin usai bermain sama kuat 1-1.
Jika saja tim asuhan Shin Tae-yong bisa mengalahkan Australia, maka rekor tak pernah menang selama 43 tahun bakal terhenti.
Indonesia terakhir kali bisa mengalahkan Australia pada 30 Agustus 1981 saat keduanya bentrok di Stadion Gelora 10 November, Surabaya, Jawa Timur, di ajang Kualifikasi Piala Dunia 1982 zona Asia.
Di momen sarat sejarah itu, Indonesia tampil cemerlang dengan kemenangan 1-0. Gol tunggal kemenangan Timnas Indonesia diceploskan striker terbaik di masanya, Risdianto.
Kenangan di Surabaya
Lewat kanal YouTube Bicara Bola besutan Akmal Marhali, legenda yang masih terlihat bugar di usianya yang ke-74 tahun mengenang kembali romantisme indah tersebut.
Menurut Risdianto, kemenangan bisa diraih karena Indonesia 'licik'. Maklum, untuk mengalahkan tim kuat Australia, Indonesia harus punya cara khusus agar bisa mengalahkan tim tamu.
"Kita harus jujur, waktu itu ada liciknya kita. Pertandingan kita mainkan di Surabaya, di sore hari pukul setengah empat, yang cuacanya cukup panas," ujar eks pemain Persija Jakarta dan Pardedetex Medan.
"Tapi bukan hanya pemain Australia saja yang kecapaian dan kepanasan, ternyata saya juga kelelahan," imbuh kelahiran 3 Januari 1950 seraya tertawa renyah.
Gol Penentu
Meski begitu, Risdianto dan kawan-kawan tetap bertarung penuh semangat sampai akhirnya bisa mengalahkan Australia.
"Saya mencetak gol penentu itu kurang empat menit sebelum pertandingan selesai. Saya dapat bola dari kanan. Kalau saya nggak salah, yang kasih bola itu Dede Sulaeman. Terus saya sambil berlari lalu lompat dan bola masuk".
Usai mencetak gol, Risdianto mengaku kolaps. Tak lama kemudian ia berdiri, namun bicaranya tak jelas. "Saya bisa bangun, tapi ngaco ngomongnya. Akhirnya dituntun ke luar lapangan. Nggak tahunya saya sudah masuk rumah sakit," kata Risdianto yang pada 1973 dan 1975 memenangkan Perserikatan bersama Macan Kemayoran.
Beruntung, Risdianto tak mengalami cedera parah yang memaksanya harus menepi. "Nggak benturan kepala. Cuma lompat nyundul bola, terus jatuh. Selanjutnya saya nggak tahu," papar mantan bomber Timnas Indonesia dari 1971 hingga 1981.
Gagalkan Australia ke Piala Dunia 1982
Buntut gol Risdianto di masa injury time menjadi petaka bagi Australia. Kekalahan membuat Socceroos gagal ke putaran final Piala Dunia 1982. Yang lolos adalah Selandia Baru lewat babak play-off.
Ditanya apakah punya firasat bakal cetak gol ke gawang Australia, Risdianto menjawab,"Saya nggak pernah punya pikiran itu, tapi saya selalu berusaha harus cetak gol. Saya nggak peduli tim saya kalah, yang penting saya harus cetak gol. Kalau saya bermain bagus dan cetak gol, kan ada kemungkinan menang".
Nah, dengan kisah heroik kemenangan Risdianto cs, masih ada satu kesempatan lagi bagi Jay Idzes and kolega untuk mengalahkan Australia. Kapan itu? Saat Skuad Garuda melakoni laga away ke Australia pada 20 Maret 2025.
Semangat!
Baca Juga
Ogah Kehilangan Poin Lagi, Australia Ngotot Ngegas Penuh Lawan Timnas Indonesia
Australia Susah Payah Curi Poin di Markas Bahrain, Tony Popovic Pede Socceroos Dapat Hasil Positif saat Menjamu Timnas Indonesia Tahun Depan
Bahrain Kebobolan di Menit 90+6 oleh Australia, Jurnalis Arab Saudi: Karma dari Timnas Indonesia