Bola.com, Malang - Arema FC menjalani start yang kurang bagus di BRI Liga 1 2024/2025. Singo Edan belum pernah meraih kemenangan dalam empat laga pertama musim ini. Tiga poin yang dimiliki dari empat laga itu membuat Arema FC kini berada di posisi ke-13 dalam klasemen sementara.
Namun, playmaker Arema FC, Wiliam Marcilio, optimistis Singo Edan segera bangkit. Dari segi permainan, ada peningkatan dalam setiap pertandingan. Jadi hanya tinggal menunggu waktu untuk meraih kemenangan.
"Saya pikir kami makin kuat di setiap pertandingan. Hanya saja, kami menghadapi lawan-lawan yang berat pada awal musim. Namun, tujuan kami selalu mendapatkan tiga poin," tegas Wiliam.
Minggu (15/9/2024), Arema FC kembali menghadapi lawan yang berat, yaitu PSM Makassar yang kini berada di papan atas klasemen BRI Liga 1.
Namun, gelandang asal Brasil itu optimistis Singo Edan bisa memberikan perlawanan terhadap Juku Eja. "Kami juga punya tim yang berkualitas," tegasnya.
Lebih Berpeluang Menang setelah Hadapi PSM
Setelah menghadapi PSM Makassar, Arema FC baru dapat lawan yang lebih ringan, yakni tim papan bawah PSS Sleman dan tim papan tengah PSIS Semarang.
Meskipun Arema FC bermain tandang dalam dua laga tersebut, namun kans menang tetap terbuka, karena permainan Arema FC musim ini lebih terskema saat bermain di kandang lawan.
Hal itu tak lepas dari kualitas rumput di kandang sementara Arema FC, Stadion Soepriadi, Kota Blitar tidak sebagus stadion lain. Sehingga Wiliam dkk lebih maksimal mengeluarkan skillnya saat bermain di markas lawan.
Beda Piala Presiden dan Liga 1
Bisa dibilang prestasi Arema FC saat ini berbanding terbalik dengan pramusim. Arema FC berhasil menjadi juara turnamen pemanasan Piala Presiden 2024.
Dalam ajang itu, Singo Edan tidak terkalahkan dan jadi tim tersubur. Lima pertandingan, 11 gol berhasil dicetak. Sedangkan di Liga 1, hanya satu gol yang dicetak dalam 4 pertandingan. Wiliam membuat satu gol indah di final melawan Borneo FC.
Namun dia menambahkan jika Piala Presiden dan Liga 1 punya perbedaan.
“Ini merupakan kejuaraan yang berbeda. Namun, kualitasnya sama-sama tinggi. Piala Presiden durasinya lebih pendek. Sedangkan Liga 1 lebih panjang,” jelasnya.
Mengingat Piala Presiden berlangsung dalam waktu singkat, Arema sukses menjaga kondisi pemain. Mereka berpengalaman menjalankan program recovery pemain dalam waktu singkat. Selain itu, persiapan juga lebih matang dari tim lain.
Sementara di Liga 1, semua tim punya persiapan matang. Setiap tim juga punya jeda recovery yang ideal karena pertandingan digelar sekali dalam satu pekan.
Namun, ada hal lain yang jadi penyebab Arema kesulitan di Liga 1. Skema permainan mereka bisa dibaca lawan, karena tak jauh berbeda dengan Piala Presiden. Sehingga lawan Arema punya gambaran untuk meredam permainan Arema FC
Baca Juga