Bola.com, Jakarta - Sejumlah pelatih sudah menjadi korban pemecatan pada awal musim BRI Liga 1 2024/2025. Namun, fenomena semacam ini tetap memunculkan anomali karena ada beberapa pelatih yang tetap awet di posisinya.
Hingga memasuki pekan kelima BRI Liga 1 2024/2025, setidaknya sudah ada tiga juru taktik yang kehilangan pekerjaannya. Performa buruk pada awal musim jadi alasan utama di balik pemutusan hubungan kerja yang mereka alami.
Yang terbaru, Widodo Cahyono Putro memilih mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pelatih Madura United, Senin (16/9/2024). Dia menyusul dua nama lain yang telah terlebih dahulu terdepak dari posisinya.
Dua nama yang dimaksud ialah Juan Esnaider (PSBS Biak) serta Hendri Susilo (Semen Padang). Keduanya sama-sama bertugas bersama klub promosi. Sayangnya, mereka gagal bersaing dan harus terdampar di papan bawah.
Di tengah ‘kerasnya’ nasib yang dialami para pelatih ini, masih ada dua juru taktik yang menjadi anomali. Keduanya berstatus sebagai arsitek paling awet di Indonesia karena punya mampu berprestasi. Berikut Bola.com menyajikan ulasannya.
Bernardo Tavares
Naik turunnya performa PSM Makassar tampaknya tak mengganggu posisi Bernardo Tavares sebagai pelatih kepala. Ini tak terlepas dari kinerja apiknya saat pertama kali mengasuh Juku Eja pada musim 2022/2023.
Juru taktik asal Portugal itu langsung menciptakan kejutan. Dia mampu membawa anak asuhnya tampil mengesankan sepanjang musim. Ada banyak rekor impresif yang dicatatkan Juku Eja saat meraih gelar juara pada musim itu.
Namun, anak asuhnya mengalami penurunan drastis pada musim berikutnya. Berstatus sebagai jawara bertahan, Pasukan Ramang justru mengakhiri persaingan di peringkat ke-11 klasemen musim 2023/2024.
Sementara itu, pada musim ini, PSM sukses mengawali start apik di awal musim. Mereka mampu meraup tiga kemenangan, satu imbang, dan satu kali kalah. Koleksi 10 poin membawa mereka duduk di peringkat kedua klasemen sementara.
Stefano Cugurra
Di tengah maraknya pemecatan yang kerap menghantui para pelatih, Stefano Cugurra menjadi salah satu anomali. Juru taktik asal Brasil ini berstatus sebagai pelatih yang paling awet di era kompetisi Liga 1.
Sejak pertama kali ditunjuk menakhodai Bali United pada Januari 2019, pelatih yang akrab disapa Teco itu masih awet sampai saat ini. Selama lima tahun bertugas, Teco setidaknya telah menghasilkan dua gelar juara.
Di bawah asuhannya, Serdadu Tridatu sukses menjuarai kompetisi musim 2019 dan 2021/2022. Dalam dua musim terakhir, dia memang konsisten membawa anak asuhnya bersaing di papan atas klasemen.
Pada awal musim ini, Teco mampu membawa anak asuhnya bersaing di papan atas. Tim asal Pulau Dewata itu mengamankan dua kemenangan, dua imbang, dan satu kali kalah. Kini, mereka berada di peringkat kelima klasemen.