Kritik Menyentuh Alisson ke UEFA: Tolong, Dengarkan Pemain yang Letih!

oleh Aning Jati diperbarui 17 Sep 2024, 09:45 WIB
Alisson Becker. Didatangkan Liverpool dari AS Roma pada awal musim 2018/2019 dengan nilai transfer 62,5 juta Euro atau setara Rp.1,07 triliun. Terbilang sukses, ia telah tampil dalam 128 laga dengan membuat 57 clean sheet, 105 kali kebobolan dan baru saja mencetak 1 gol. (AFP/Jason Cairnduff/Pool)

Bola.com, Jakarta - Kiper Liverpool, Alisson Becker, menyoroti masalah krusial yang dihadapi oleh para pemain sepak bola profesional terkait beban kerja yang terus meningkat.

Menurut Alisson, UEFA dan FIFA, sebagai badan pengatur sepak bola, perlu mendengarkan keluhan para pemain yang merasa lelah akibat jadwal yang padat. Ia menegaskan bahwa format baru Liga Champions yang diusung UEFA hanya akan memperberat beban fisik dan mental para pemain.

Advertisement

Alisson mengakui bahwa meski Liverpool absen selama satu tahun dari kompetisi elite Eropa, itu adalah pengalaman yang menyakitkan.

Namun, ia menekankan bahwa para pengelola dan broadcaster sepak bola sering kali mengabaikan suara dari para pemain. Padahal, mereka adalah bagian penting dari olahraga ini.

"Kami tahu bahwa media, broadcaster, UEFA, FIFA, dan kompetisi domestik semuanya menginginkan lebih banyak pertandingan. Namun, yang masuk akal adalah melibatkan pemain dalam diskusi tentang kalender pertandingan," ujar Alisson.

Ia menambahkan bahwa banyak pemain telah menyuarakan kekhawatiran mereka terkait penambahan jumlah pertandingan, dan berharap agar pendapat mereka dapat didengarkan.

"Kami ingin memberikan yang terbaik di setiap pertandingan, tetapi kami juga membutuhkan solusi untuk mengatasi kelelahan ini," tegas Alisson.

 

2 dari 2 halaman

Kondisi Fisik dan Performa

Kiper Brasil yang kini berusia 31 tahun, Alisson Becker didatangkan Liverpool pada awal musim 2018/2019 dari klub Serie A, AS Roma dengan nilai transfer 62,5 juta euro. Tengah menjalani musim ke-7 hingga kini, ia telah tampil dalam 265 laga bareng The Reds di semua kompetisi dengan torehan 116 kali nir-bobol dan kemasukan 236 gol. (AFP/Paul Ellis)

Pemain asal Brasil itu menekankan bahwa peningkatan jumlah pertandingan tidak selalu menguntungkan. Kendati bagi para pendukung, lebih banyak pertandingan besar antara tim-tim elite Eropa tampak menarik, hal ini memiliki dampak buruk bagi kesehatan para pemain.

Alisson mengungkapkan, meski para pemain selalu ingin memberikan yang terbaik, kondisi fisik yang lelah membuat mereka sulit bersaing di level tertinggi.

"Untuk penggemar, lebih banyak pertandingan adalah hal yang luar biasa. Namun, bagi kami, ini bukan hanya tentang jumlah pertandingan melainkan tentang bagaimana kami bisa tetap kompetitif tanpa kelelahan yang berlebihan," tambahnya.

Alisson juga mencatat bahwa sering kali para pemain tidak diajak berbicara mengenai dampak dari jadwal yang makin padat ini. Menurutnya, meski pendapat pemain mungkin dianggap tidak penting, semua orang tahu bahwa penambahan jumlah pertandingan berdampak negatif.

Meski begitu, Alisson tetap optimistis menyambut kembalinya Liverpool ke Liga Champions setelah absen satu musim. Ia menggambarkan kompetisi tersebut sebagai satu di antara motivasi utamanya saat memutuskan untuk bermain di Eropa.

"Bermain di Liga Champions adalah impian saya sejak kecil, dan absen selama satu tahun membuat kami kian tidak sabar untuk kembali," ujarnya.

Dengan kembalinya Liverpool ke kompetisi paling bergengsi di Eropa, Alisson berharap timnya bisa meraih prestasi maksimal. Namun, di balik itu semua, ia tetap mengingatkan pentingnya dialog antara para pemain, pengelola kompetisi, dan pihak broadcaster agar sepak bola bisa terus berkembang tanpa mengorbankan kesehatan pemain.

 

Sumber: Yahoo Sports

Berita Terkait