Nilai Plus Tambal Sulam Timnas Indonesia di Tangan STY, Pengamat: Makin Solid dan Bikin Lawan Sulit Memprediksi Skuad Garuda

oleh Gatot Sumitro diperbarui 04 Okt 2024, 11:00 WIB
Pelatih kepala Timnas Indonesia, Shin Tae-yong saat memimpin sesi latihan skuad Timnas Indonesia di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Minggu (8/9/2024) sore jelang menghadapi Australia pada kualifikasi Piala Dunia 2026, Selasa 10 September 2024. (Bola.com/Abdul Aziz)

Bola.com, Jakarta - Kloter pertama diisi Jordi Amat dan Sandy Walsh. Tak pelak lagi, keduanya pun di mata pemain berdarah keturunan Indonesia dianggap paling senior. Yang menarik Sandy Walsh secara informal dinobatkan sebagai ketua kelas yang diserahi tugas memplonco pemain baru yang bergabung di Timnas Indonesia.

Dua darah segar yang baru merapat adalah Mees Hilgers dan Eliano Reijnders. Yang menarik lagi, mayoritas pemain heritage alias warisan ini rata-rata masih berusia muda. Namun Shin Tae-yong berhasil menggembleng dan meracik menjadi kekuatan mumpuni di Piala Asia hingga kini lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Advertisement

Gusnul Yakin pun menyoroti kebijakan tambal sulam dilakukan arsitek asal Korsel tersebut. "Cara seperti ini tak mudah. Sebenarnya risiko kegagalannya lebih besar dibanding berhasil. Namun Shin Tae-yong berani melakukan dengan taruhan dipecat dari pekerjaannya," katanya.

Keuntungan STY, lanjut Gusnul Yakin, PSSI di bawah Ketum Erick Thohir mendukung penuh perjudian tersebut.

"Sebenarnya kuncinya ada di PSSI. Karena Erick Thohir mensuport total, maka STY pun makin berani ambil risiko. Sekarang hasilnya bisa kita lihat. STY sudah berhasil memenuhi target PSSI di Piala Asia Senior, U-23, dan kini kualifikasi Piala Dunia," ujarnya.

 

2 dari 3 halaman

Kunci Sukses

Pemain Timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen, berebut bola dengan pemain Australia, Harry Soutar, pada laga kedua Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta Pusat, pada Selasa (10/9/2024). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Padahal, jelas mantan jurutaktik Arema ini, tak mudah membangun tim dengan cara tambal sulam. Namun terobosan STY tersebut malah menguntungkan Timnas Indonesia.

"Sejak Piala Asia hingga kualifikasi Piala Dunia progres Timnas Indonesia makin bagus. Sistem tambal sulam ini ternyata membuat negara lain sulit mengukur kekuatan Indonesia," tuturnya.

Kunci sukses Timnas Indonesia terjadi pada babak kedua kualifikasi Piala Dunia lalu. Terutama saat Rizki Ridho dkk. menghadapi Vietnam sebagai rival terkuat di grup saat itu. Kehadiran trio Jay Idzes, Ragnar Oratmangoen, dan Thom Haye langsung memberi warna cerah.

"Laga krusial saat kita berhasil menyingkirkan Vietnam. Lawan pasti kaget dengan kehadiran Jay, Ragnar, dan Thom Haye," paparnya.

 

3 dari 3 halaman

Sosok Pembeda

Aksi Calvin Verdonk bersama NEC Nijmegen di Eredivisie 2024/2025. (Instagram/c.verdonk)

Berikutnya Maarten Paes dan Calvin Verdonk jadi sosok pembeda di putaran ketiga ketika Timnas Indonesia sukses menahan imbang dua raksasa Asia langganan Piala Dunia, yakni Arab Saudi 1-1 dan Australia 0-0.

"Seperti Vietnam, saya kira Arab Saudi dan Australia pasti geleng-geleng kepala melawan Indonesia. Gara-gara tambal sulam itu, posisi Roberto Mancini sempat terancam. Bahkan Graham Arnold yang lama menangani Timnas Australia pun harus lengser," paparnya.

Gusnul Yakin pun sangat berharap bergabungnya Mees Hilgers dan Eliano Reijnders memberi aura positif saat Timnas Indonesia melawat ke Bahrain dan China.

"Semua sekarang pasti berharap Hilgers dan Eliano mengikuti jejak pemain lainnya. Saya yakin Bahrain dan China juga pasti pusing dengan kekuatan Indonesia saat ini," pungkasnya.

Berita Terkait