Pandangan Mantan Bek Timnas Indonesia soal Banyaknya Pemain Naturalisasi hingga Kritik Regulasi Liga 1

oleh Ana Dewi diperbarui 07 Okt 2024, 06:00 WIB
Kolase - Thom Haye, Jay Idzes, Verdonk, Jordi Amat, Rafael Struick, Ragnar Oratmangoen, Nathan Tjoe-A-On, Justin Hubner, Ivar Jenner, Sandy Walsh, Shayne Pattynama (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia bersiap menghadapi laga lanjutan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Tim berjulukan Garuda itu menantang tuan rumah Timnas Bahrain dan Timnas China.

Menurut jadwal, duel antara Bahrain versus Timnas Indonesia berlangsung di Bahrain National Stadium, Riffa, Kamis, 10 Oktober 2024. Setelah itu Tim Garuda berjumpa China di Qingdao Youth Football Stadium, Shandong, Selasa (15/10/2024).

Advertisement

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, membawa 27 pemain dalam lawatan kali ini. Skuad Garuda sudah tiba di Bahrain, Minggu (6/10/2024). Beberapa personel yang berkarier di luar negeri berangkat dari negara kompetisinya masing-masing.

Timnas Indonesia berada di posisi keempat klasemen Grup C dengan koleksi dua angka. Sementara itu, Bahrain kini duduk di peringkat ketiga dengan nilai tiga. Adapun China tercecer di dasar klasemen dengan tanpa poin.

 

2 dari 4 halaman

Terselip Kekhawatiran

Jay Idzes (dua dari kiri) menjadi kapten saat Timnas Indonesia bertandang ke markas Timnas Arab Saudi, Jumat (6/9/2024). (Instagram/jayidzes).

Dari 27 pemain yang disertakan ke Bahrain, 11 di antaranya merupakan talenta lokal yang berkompetisi di BRI Liga 1. Di antaranya Rizky Ridho, Ernando Ari, Witan Sulaeman, dan Ricky Kambuaya.

Adapun sisanya adalah mereka yang berkiprah di luar negeri. Sebut saja Rafael Struick, Calvin Verdonk, Maarten Paes, Mees Hilgers, hingga Eliano Reijnders. Dua nama terakhir menjadi pemain terbaru di skuad Garuda.

Mees dan Eliano belum lama ini menjalani proses naturalisasi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Banyaknya pemain keturunan membuat performa Timnas Indonesia mengalami peningkatan pesat. Keberhasilan Tim Garuda melaju jauh di kualifikasi kali ini juga tidak lepas dari kehadiran pemain naturalisasi.

Legenda Timnas Indonesia, Mundari Karya, mengakui hal itu. Meskipun demikian, terselip kekhawatiran dengan proyek naturalisasi yang digalakkan federasi sepak bola Indonesia alias PSSI.

"Sebetulnya saya agak gundah juga karena saya pikir ini ke depan ya sulit. Bukan tidak mungkin sulit untuk pemain lokal kita ke tim nasional," ungkap Mundari Karya saat berbincang dengan Akmal Marhali dalam channel YouTube Bicara Bola belum lama ini.

"Karena yang kita naturalisasi ini kan rata-rata umurnya masih muda-muda. Dia mungkin akan bertahan lima sampai enam tahun, apalagi kalau dia mainnya tetap di Eropa," sambungnya.

 

3 dari 4 halaman

Pesan untuk PSSI

Pelatih Barito Putera, Mundari Karya, saat mendampingi anak asuhnya melawan Persib pada laga Torabika Soccer Championship 2016 di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/8/2016). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Mundari Karya juga mengkritik regulasi pemain asing yang diterapkan di BRI Liga 1 2024/2025. Pada musim ini, PT LIB selaku operator kompetisi menambah kuota legiun impor menjadi delapan.

Pria berusia 67 tahun itu mengatakan, banyaknya pemain luar negeri di Liga 1 dapat menghambat perkembangan talenta lokal. "Regulasi di Liga 1 dengan delapan pemain asing juga tentunya sedikit menutup kesempatan pemain lokal untuk bisa berkembang," sebutnya.

"Karena untuk main di tim nasional itu kan harus main di Liga 1, harus ada terus dia bermain karena Shin Tae-yong pasti akan lihat pemain-pemain yang sering main di Liga 1," kata Mundari Karya.

 

4 dari 4 halaman

Perhatikan Regulasi Liga 1

"Kita berharap di dalam membuat regulasi kompetisi ini dibuka juga ruang untuk bagaimana pemain-pemain kita bisa berkembang. Kita kan berharap ke depan itu yang main di Timnas Indonesia itu pemain-pemain kita," ujar Mundari Karya.

"Kita harus yakin dengan bangsa kita sendiri karena sekali lagi bahwa tujuan PSSI didirikan ini kan adalah untuk sebagai alas pemersatu bangsa di lapangan."

"Itulah kita mau lihat berjuang loh anak-anak kita itu. Jadi coba dibuat regulasi yang bagaimana dengan situasi seperti ini, anak-anak kita masih punya kesempatan untuk bisa main di tim nasional," pungkas mantan bek Timnas Indonesia itu.

Berita Terkait