5 Start Terburuk MU di Premier League: Era Erik ten Hag Paling Sering Bikin Fans Masuk Gua

oleh Rizki Hidayat diperbarui 09 Okt 2024, 10:34 WIB
Manchester United - Ekspresi Lesu Erik Ten Hag (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Musim 2024/2025 adalah edisi ke-32 Manchester United berlaga di era Premier League. Sayangnya, musim ini merupakan start terburuk Tim Setan Merah di kasta teratas Liga Inggris, dan Erik ten Hag yang duduk di kursi manajer.

MU tampil melempem pada musim 2024/2025. Manchester United hanya meraih dua kemenangan, dua hasil imbang, dan menelan tiga kekalahan dari tujuh pertandingan yang sudah dijalani di Premier League.

Advertisement

Tiga hasil minor yang didapat The Red Devils adalah ketika keok dari 1-2 dari Brighton and Hove Albion, dan menyerah dengan skor identik 0-3 dari Liverpool dan Tottenham Hotspur.

Torehan tersebut membuat Manchester United kini terdampar di peringkat 14 klasemen sementara Premier League dengan nilai delapan. Mereka hanya unggul lima poin atas Crystal Palace yang menghuni posisi ke-18, atau batas akhir zona merah.

Hanya meraih delapan poin dari tujuh pertandingan pembuka, membuat MU di bawah arahan Erik ten Hag menjadi yang terburuk sejak era Premier League dimulai pada 1992. Situasi tersebut membuat fans Tim Setan Merah kerap menjadi bulan-bulanan ejekan, dan disebut "masuk gua" karena klub kesayangannya kesulitan meraih kemenangan.

Ternyata, ini bukan pertama kalinya Manchester United mengalami musim terburuk dalam tujuh laga pembuka Premier League. Mereka juga pernah merasakan situasi serupa, namun kondisi tersebut tidak pernah terjadi di era Sir Alex Ferguson. Berikut ini ulasannya.

 

2 dari 6 halaman

Musim 2023/2024 (Erik ten Hag)

Manajer Manchester United Erik ten Hag berbicara kepada Marcus Rashford dalam pertandingan Carabao Cup melawan Aston Villa di Old Trafford, Jumat (11/11/2022) dini hari WIB. MU menang 4-2. (AP Photo/Dave Thompson )

Pada musim lalu, MU di bawah arahan Erik ten Hag juga pernah mengalami start terburuk di Premier League. Dari tujuh pertandingan awal, Manchester United memetik tiga kemenangan dan menelan empat kekalahan.

Hanya meraup sembilan poin, MU menghuni tempat ke-10. Memiliki start yang buruk, Tim Setan Merah akhirnya finis di tempat kedelapan klasemen Premier League 2023/2024 dengan koleksi 60 poin.

 

3 dari 6 halaman

Musim 2019/2020 (Ole Gunnar Solskjaer)

Karakter Ole Gunnar Solskjaer yang dikenal dekat dengan pemain menjadi pertimbangan utama dirinya masuk dalam radar pelatih pengganti Thomas Tuchel di Bayern Munchen. Ia diharapkan mampu menjalin hubungan baik dengan para pemain Bayern Munchen. Selain itu, ia juga memiliki hubungan yang dekat dengan Direktur Olahraga Bayern Munchen saat ini, Christoph Freund. (AFP/Ian Kington)

Musim tersebut menjadi periode kedua Solskjaer duduk di kursi manajer Manchester United. Sayangnya, MU mengawali musim 2019/2020 dengan hasil yang kurang oke.

Dari tujuh pertandingan pembuka Premier League, The Red Devils meraih dua kemenangan, tiga hasil imbang, dan menelan dua kekalahan. Mendulang sembilan poin, MU bercokol di peringkat ke-10.

Meski memiliki start yang tak meyakinkan, Manchester United arahan Ole Gunnar Solskjaer mampu finis di posisi tiga besar. Mereka menghuni peringkat ketiga dengan nilai 66, tertinggal 33 poin dari Liverpool yang berhasil keluar sebagai juara.

 

4 dari 6 halaman

Musim 2020/2021 (Ole Gunnar Solskjaer)

Solskjaer menjadi pelatih keenam yang jadi korban kedatangan Ronaldo. Solskjaer baru saja diberhentikan oleh Manchester United pekan ini. Kedatangan Ronaldo membuat klub merasa kian dekat dengan gelar juara yang belum pernah diraih pada era kepelatihan Solskjaer. (AFP/Oli Scarff)

Ole Gunnar Solskjaer lagi-lagi mengalami start terburuk sebagai manajer Manchester United, yakni pada musim 2020/2021. Berbeda dengan musim sebelumnya, MU meraih tiga kemenangan, sekali imbang, dan menelan tiga kekalahan dari tujuh pertandingan pembuka di Premier League.

Mengoleksi 10 poin, Manchester United terpuruk di tempat ke-13. Namun selepas itu, Solskjaer berhasil mendongkrak performa anak asuhnya.

Kendati gagal merengkuh trofi juara, MU mampu finis di tempat kedua dengan torehan 74 poin. Mereka tertinggal 12 poin dari Manchester City yang berhasil keluar sebagai kampiun.

 

5 dari 6 halaman

Musim 2018/2019 (Jose Mourinho)

Pelatih Manchester United, Jose Mourinho merangkul bek Luke Shaw usai pertandingan melawan Tottenham Hotspur pada lanjutan Liga Inggris di Old Trafford, (27/8). MU kalah telak atas tottenham 3-0. (AFP Photo/Oli Scarff)

Pelatih asal Portugal itu menjalani musim ketiga sebagai manajer Manchester United. Sayangnya, perfroma MU pada awal Premier League 2018/2019 kurang meyakinkan.

Tim Setan Merah asuhan Jose Mourinho hanya bisa mendulang tiga kemenangan, sekali imbang, dan menelan tiga kekalahan. Satu hasil minor yang menyakitkan adalah MU dipecundangi Tottenham Hotspur tiga gol tanpa balas di Old Trafford.

Catatan minor tersebut membuat Manchester United terdampar di urutan ke-10 dengan nilai 10, tertinggal sembilan poin dari Manchester City di peringkat teratas. Jose Mourinho pun akhirnya dipecat pada 18 Desember 2018, karena MU cuma meraih tujuh kemenangan dari 17 laga awal Premier League.

 

6 dari 6 halaman

Simak Persaingan Musim Ini:

Berita Terkait