Andres Iniesta Jujur Bilang Kejayaan Barcelona Era Pep Guardiola Sulit Terulang Lagi

oleh Aning Jati diperbarui 09 Okt 2024, 13:15 WIB
Di bawah Guardiola, Iniesta menemukan ritme dan potensinya yang sebenarnya. Menghabiskan 16 musim di Barcelona, ​​​​menjadikan dirinya sebagai pemain besar dalam sejarah klub. Iniesta dinobatkan sebagai gelandang terbaik di La Liga selama tiga musim di bawah asuhannya. (AFP/Gabriel Bouys)

Bola.com, Jakarta - Andres Iniesta baru-baru ini mengakhiri karier sepak bolanya yang gemilang setelah 22 tahun berkarier di level tertinggi.

Pada usia 40 tahun, ia memutuskan untuk pensiun, mengumumkan keputusannya pada Senin lalu, yang menandai akhir dari perjalanan luar biasa seorang maestro di lapangan hijau.

Advertisement

Dalam sebuah konferensi pers yang digelar pada Selasa lalu, Andres Iniesta berbagi refleksi tentang berbagai momen penting dalam kariernya.

Barcelona, klub yang sangat lekat dengan namanya, menjadi topik utama, dan ia mengenang beberapa momen favoritnya selama bermain untuk klub raksasa Catalan tersebut. Seperti yang dilaporkan oleh Diario AS, Iniesta menyebutkan dua momen yang sangat berkesan baginya.

"Ada dua momen. Hari itu di Bruges (debut profesional) dan hari ketika saya melakukan debut di Camp Nou. Saya ingat saat itu adalah Three Kings Day, melawan Recre. Rasanya seperti mewujudkan mimpi itu. Dari situlah datangnya apa yang terjadi. Tentu saja, ada banyak momen yang membuat saya bahagia, tetapi dua hari itu...," ungkap Iniesta.

Andres Iniesta juga berbicara tentang masa keemasan Barcelona di bawah asuhan Pep Guardiola antara 2008 hingga 2012. Apa katanya?

 

2 dari 2 halaman

Sulit Dilampaui

Pep Guardiola dan Lionel Messi saat di Barcelona (AFP/Miguel Ruiz)

Iniesta mengakui bahwa tim tersebut mencapai prestasi yang sangat luar biasa dan mungkin sulit untuk dilampaui.

"Saya rasa akan sulit untuk mengulanginya, dalam hal gelar, karena itu sangat hebat. Namun, dalam sepak bola dan kehidupan, tidak ada yang mustahil. Memang sangat sulit, tetapi bukan tidak mungkin. Kita selalu suka membandingkan berbagai hal dan bukan karena apa yang kita alami di masa lalu, apa yang akan terjadi di masa depan pasti berbeda. Situasi ada untuk diatasi," tutur Iniesta.

Selain itu, Iniesta merenungkan momen paling ikonis dalam kariernya, yaitu ketika ia mencetak gol kemenangan bagi Spanyol di final Piala Dunia 2010, yang membawa Spanyol meraih gelar juara dunia untuk kali pertama.

"Saya rasa tahun demi tahun akan berlalu dan kami akan terus bersemangat. Tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan momen itu. Ketika saya mengatakan bahwa kami semua mencetak gol, itu karena saya benar-benar merasakannya. Itu seperti momen surgawi. Lebih dari sekadar fisik. Saya merasakan kekuatan semua orang saat itu. Terutama untuk sepak bola kami. Itulah momennya," kenangnya.

Dengan pensiunnya Iniesta, sepak bola dunia kehilangan satu di antara pemain paling elegan dan berbakat yang pernah ada. Warisan dan pengaruhnya di atas lapangan akan terus dikenang oleh para penggemar sepak bola di seluruh dunia.

 

Sumber: As

Berita Terkait