Pengalaman Suporter Timnas Indonesia 6 Tahun di Bahrain: Sepak Bola di Sana Ibarat CSR, Tiket Gratis Sudah Biasa

oleh Wiwig Prayugi diperbarui 09 Okt 2024, 21:45 WIB
Tiket pertandingan away Timnas Indonesia ketika bersua Bahrain pada matchday 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia hari Kamis 10 Oktober 2024 pukul 23.00 WIB. (Dokumentasi Body Pernandes)

Bola.com, Jakarta Sepak bola di Bahrain bukan primadona. Jumlah penduduk yang sedikit dan wilayah yang tidak luas menjadi penyebabnya.

Bahrain merupakan negara kecil yang ada di Timur Tengah. Luas wilayahnya hanya sekitar 786 km persegi. Bandingkan dengan Indonesia yang memiliki luas 1,9 juta km persegi.

Advertisement

Luas Bahrain hanya sedikit lebih luas ketimbang Jakarta. Diketahui, kota terbesar di Indonesia itu memiliki luas 661,6 km persegi.

Secara populasi, Indonesia juga unggul jauh atas Bahrain. Saat ini ada lebih dari 275 juta populasi dari Indonesia.

Sementara populasi terkini Bahrain hanya sekitar 1,4 juta. Bahkan, dengan populasi itu, Bekasi (2,6 juta) memiliki penduduk yang lebih banyak ketimbang negara Timur Tengah itu.

Bahrain akan menjamu Timnas Indonesia pada ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Skuad Garuda saatnya membalas dendam atas kekalahan memalukan 0-10 pada 2012.

2 dari 4 halaman

Kita Bisa Bersaing!

Suporter Timnas Indonesia asal Solo yang menetap di Arab Saudi, Andri Hartanto. (Dok Pribadi)

Andri Hartanto, suporter Timnas Indonesia yang oernah tinggal di Bahrain 6 tahun, menceritakan kondisi sepak bola negara tersebut.

"Tidak ada perubahan besar setelah dulu kita pernah kalah 0-10. Kalau saya lihat dengan perkembangan Timnas Indonesia sekarang, kita bisa bersaing, InsyaAllah menang," katanya kepada Bola.com.

Seperti diketahui, Bahrain dan Timnas Indonesia terakhir bertemu pada Kualifikasi Piala Dunia 2014. Saat itu, tim racikan Aji Santoso takluk 0-10.

Hasil tersebut sangat mengejutkan mengingat kekuatan Bahrain dan Timnas Indonesia saat itu sebenarnya tidaklah jomplang. Kedua tim terbilang saling mengalahkan.

Saat ini, Timnas Indonesia punya rekor dua kali menang dari tujuh pertemuan melawan Bahrain. Tiga lainnya berujung kekalahan, dan sisanya imbang.

3 dari 4 halaman

Saksi Hidup 10-0 Masih Dipanggil

Bek Timnas Indonesia, Gunawan Dwi Cahyo mencoba menghadang pergerakan striker Bahrain, Mohammed Ali dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2014. Laga yang berlangsung di Stadion Nasional Rifaa pada 29 Februari 2012 itu berakhir dengan kemenangan 10-0 untuk Bahrain.

Bahrain memanggil empat pemain yang terlibat pada 'pembantaian' Timnas Indonesia 12 tahun lalu. Keempatnya menjadi saksi hidup saat menang telak 10-0 atas Merah Putih.

Empat dari skuad Bahrain 12 tahun lalu saat ini masih dipercaya tampil. Dua di antaranya bahkan pernah membobol gawang Timnas Indonesia tiga kali.

Yang pertama adalah Sayed Mohammed Jaffer. Penjaga gawang berusia 39 tahun ini kemungkinan besar akan dicadangkan.

Dua pemain berikutnya berposisi sebagai bek. Mereka adalah Waleed Al Hayam dan Sayed Dhiya Saeed.

Terakhir adalah striker yang 12 tahun lalu masih berusia 26 tahun, Ismail Abdullatif.

4 dari 4 halaman

Sepak Bola Bukan Primadona

Kamil Al Aswad merayakan gol yang dicetaknya ketika memperkuat Timnas Bahrain menghadapi Uni Emirat Arab di Arabian Gulf Cup di Al-Minaa Olympic Stadium, Basra, Irak, 7 Januari 2023. (KARIM JAAFAR / AFP)

Jumlah penduduk yang sedikit membuat euforia sepak bola di Bahrain biasa saja. 

"Kalau melihat penonton kemarin melawan Jepang, lumayan. Tapi biasanya, event-event olahraga di Bahrain digratiskan untuk penduduk, bahkan ekspatriat. Ini karena animo suporter Indonesia besar, jadi tidak gratis," kata Andri.

"Sepak bola di Bahrain ibarat CSR," lanjutnya.

"Apalagi di klub, penontonnya sedikit sekali. Untuk tim nasional, stadion utama saja kapasitasnya hanya 30 ribu. Di klub makin sedikit," kata Andri yang juga pernah bertemu pemain Indonesia yang pernah merumput di Bahrain.

"Ya dulu bertemu Adam Alis, Ryuji Utomo, dan coach Rudy Eka," tegasnya.

Berita Terkait