Bola.com, Jakarta - Pegadaian Liga 2 2024/2025 belum memasuki putaran kedua. Namun, tensi persaingan antartim berlangsung sangat ketat.
Ini bisa diamati dari selisih poin di puncak klasemen sementara Pegadaian Liga 2. Artinya belum ada tim yang paling mendominasi jalannya kompetisi musim ini. Dari tiga grup yang ada, perolehan poin masih kompetitif.
Di Grup 1, PSPS yang ditukangi Aji Santoso memimpin dengan koleksi 10 angka dari tiga kali menang, sekali imbang, dan sekali kalah. Asykar Batuah, julukan PSPS, mengawali laga dengan menjungkalkan eks Liga 1 Persikabo 1973 dengan skor telak 3-1.
Ketajaman Fitra Ridwan dkk. kembali ditunjukkan saat menghajar Persikota 4-6 dan Dejan FC 2-0. Untuk sementara PSPS menjadi klub tersubur di antara 26 peserta Liga 2 musim ini berkat tabungan 11 gol ke gawang lawan.
PSPS ditempel ketat dua tim kuat, Persikota dan Persiraja, masing-masing dengan poin sepuluh dan sembilan. Posisi PSPS bisa digeser Persiraja, karena kedua tim bakal bentrokan pada matchday keenam di Stadion Harapan Bangsa Aceh, Minggu (13/10/2024) mendatang.
Persijap Perkasa
Yang menarik adalah peta rivalitas di Grup 2 dan 3 yang ditongkrongi dua tim promosi dari Liga 3 musim lalu. Persijap, yang ditangani Kahudi Wahyu, mengangkangi pucuk pimpinan tanpa terkalahkan
Hasilnya 12 poin sudah dikantongi dari hasil tiga menang dan tiga imbang. Klub berjulukan Laskar Kalinyamat ini hanya memiliki satu pemain bintang yakni David Laly. Sisanya merupakan pemain muda yang sedang berkembang.
Kendati begitu, Persijap boleh berbangga karena memiliki satu pemain Timnas Tajikistan, Rahmatsho Rahmatzoda. Bahkan saat ini sosok berposisi sebagai bek tengah itu tampil bersama Tajikistan di Piala Raja Thailand untuk agenda FIFA Matchday.
Keperkasaan Persijap hanya bisa disaingi Bhayangkara FC dan Nusantara FC yang sama-sama mengumpulkan sepuluh angka.
Persibo Spektakuler
Paling spektakuler adalah Persibo Bojonegoro. Juara Liga 3 musim lalu itu menyapu bersih empat laga awal tanpa tersentuh kekalahan untuk bertengger di puncak. Rekor nir-kekalahan ini hanya bisa diimbangi Persela dan Deltras. Tapi selisih poin antara Persibo dengan Persela cukup lebar, yakni empat angka.
Sebenarnya tak mengherankan bila klub berjulukan Laskar Angling Darma ini digjaya. Beberapa tahun silam, mereka punya catatan prestasi di sepakbola Indonesia.
Persibo pernah menjadi juara Divisi 2, Divisi 1, Divisi Utama, hingga meraih trofi Piala Indonesia pada 2012. Gelar kampiun terakhir itulah awal keruntuhan nama besar Persibo.
Sebagai juara Piala Indonesia, Persibo berhak tampil di Piala AFC 2013. Namun sejarah kelam harus dialami Persibo yang saat itu dilatih Gusnul Yakin. Mereka babak belur dihajar wakil Hong Kong, Sunray Cave JC Sun Hei 0-8.
Saat itu adalah era hitam sepakbola Tanah Air karena terjadi dualisme PSSI dan kompetisi domestik. Persibo berangkat ke Hong Kong dengan kondisi krisis keuangan. Gusnul Yakin hanya bisa membawa 12 pemain.
Sialnya, pertandingan terpaksa dihentikan pada menit ke-65 karena pemain Persibo yang tersisa di lapangan hanya enam orang. Sesuai regulasi sebuah pertandingan bisa dimainkan dengan jumlah minimal tujuh pemain.
Kecurigaan match fixing pun menyeruak. Komdis PSSI era Djohar Arifin pun melakukan investigasi dan menghukum ofisial, pelatih, dan beberapa pemain yang diduga terlibat pengaturan skor.
Namun itu kisah masa lalu yang telah dipendam dalam-dalam oleh Persibo. Kini mereka punya kesempatan memperbaiki nama baik dan reputasi jika berhasil promosi ke Liga 1 musim depan.