Bola.com, Jakarta - Declan Rice membuat satu di antara keputusan paling kontroversial pada 2019 ketika ia beralih kewarganegaraan dari Republik Irlandia ke Inggris.
Sejak saat itu, para penggemar Irlandia mencapnya sebagai salah seorang pengkhianat terbesar dalam dunia sepak bola karena tindakannya – yang tidak pernah mereka lupakan.
Gelandang Arsenal itu bermain tiga kali untuk Irlandia sebelum pindah – dan ia terus menjadi satu di antara pemain terpenting Three Lions. Ia bermain di setiap pertandingan di Euro 2020, Piala Dunia 2022, dan Euro 2024, bersinar di lini tengah, meski Tiga Singa masih gagal menyabet gelar juara.
Declan Rice kembali ke Irlandia untuk bermain melawan mereka pada September 2024, mencetak gol dalam kemenangan 2-0 di Dublin.
Ia telah menerima ancaman pembunuhan dan kritik – termasuk selama pertandingan – sejak ia pindah.
Apa alasan Declan Rice memilih bermain untuk Inggris?
Keputusan yang Sangat Menantang
Pada 2019, Rice mengumumkan bahwa ia memilih bermain untuk Inggris, meski telah bermain dalam tiga pertandingan untuk Irlandia. Tak satu pun pertandingan yang ia mainkan untuk Irlandia bersifat kompetitif – hanya pertandingan persahabatan – jadi, ia tetap lolos ke Three Lions.
Rice memutuskan untuk pindah mengingat rekor Inggris di turnamen internasional.
Inggris sedang dalam tren menanjak. Mereka baru mencapai semifinal Piala Dunia tahun sebelumnya – dan mereka memiliki banyak bakat baru yang berkembang pesat di bawah mantan pelatih Gareth Southgate. Irlandia gagal lolos ke Piala Dunia dan tampaknya akan mengalami kemunduran.
Rice bertemu dengan pelatih Timnas Irlandia saat itu, Mick McCarthy, dan asistennya, Robbie Keane. McCarthy mengatakan bahwa Rice adalah calon kapten masa depan Irlandia dan bahwa ia akan membangun tim di sekitar Rice jika ia memutuskan untuk bermain untuk Irlandia. Namun, itu jelas tidak cukup.
Dengan mengutamakan kepentingannya sendiri, Rice memilih Inggris setelah serangkaian penampilan impresif di Premier League.
Saat membuat keputusan, gelandang tersebut menceritakan kepada saudaranya, Connor, Sean (ayahnya), dan Lauren Fryer (pasangannya), tentang kelebihan dan kekurangan bermain untuk kedua negara. Mark Noble juga dilaporkan memberikan nasihat kepadanya.
Southgate juga membujuknya agar bermain untuk Three Lions setelah beberapa kali berbincang.
"Pertama-tama, kami harus meyakinkannya bahwa itu akan menjadi keputusan yang baik. Saya pikir itu dibuktikan oleh turnamen yang telah kami ikuti, dan pertandingan besar yang telah ia ikuti," kata Southgate dalam wawancara dengan Sun.
Bagaimana Rice Memenuhi Syarat untuk Kedua Negara
Rice lahir di London, Inggris, tetapi kakek-nenek dari pihak ayahnya berasal dari Cork, Irlandia.
Hal ini berarti bahwa ia dapat bermain untuk kedua negara, Rice bermain untuk Irlandia saat ia masih muda. Rice dinobatkan sebagai Pemain Terbaik U-17 Irlandia pada 2017, ia juga bermain untuk U-19 dan U-21
Ketika ia membuat keputusan itu, Rice merilis pernyataan yang mengumumkan bahwa itu adalah keputusan yang sulit. Ia mengatakan hal itu dilakukan karena apa yang ia yakini terbaik untuk masa depan.
"Ini adalah keputusan yang sangat sulit dan, sejujurnya, bukan keputusan yang pernah saya duga akan saya buat pada tahap karier saya ini," katanya pada 2019.
"Seperti banyak orang di seluruh dunia, saya menganggap diri saya memiliki kewarganegaraan campuran. Saya orang Inggris yang bangga, lahir dan besar di London," ungkap Rice.
"Namun, saya juga bangga dengan warisan Irlandia keluarga saya dan kedekatan serta hubungan saya dengan negara ini. Saya memiliki rasa hormat dan cinta yang sama untuk Inggris dan Irlandia dan, oleh karena itu, timnas yang saya pilih untuk diwakili bukanlah pilihan yang jelas dan sederhana. Terutama bukan untuk seorang pemuda yang tidak pernah bermimpi berada di posisi ini," jelasnya.
"Pada akhirnya, ini adalah keputusan pribadi yang telah saya buat dengan hati dan pikiran saya, berdasarkan apa yang saya yakini terbaik untuk masa depan saya," ucapnya.
Ketika Rice mencetak gol melawan Irlandia (7/9/2024), ia juga memilih untuk tidak merayakannya karena hubungannya dengan negara itu.
"Rasanya luar biasa bisa mencetak gol, tetapi saya tidak akan pernah merayakannya. Kakek dan nenek saya sudah tidak berada di sini, dan saya pikir itu akan menjadi hal yang tidak sopan bagi mereka, dan tentu saja, ayah saya juga berada di sini," ujarnya setelah pertandingan.
Sumber: Give Me Sport