Bola.com, Jakarta - Mantan pelatih kepala Chelsea, Thomas Tuchel, telah resmi menandatangani kontrak sebagai pelatih Timnas Inggris yang baru, seperti yang dilaporkan secara luas oleh media Inggris.
Kepala eksekutif Football Association (FA), Mark Bullingham, dijadwalkan akan mengadakan konferensi pers di Wembley pada Rabu (waktu setempat) untuk mengumumkan penunjukan pelatih asal Jerman berusia 51 tahun ini.
Tuchel menjadi manajer asing ketiga yang memimpin Three Lions, dan yang pertama dari Jerman, mengikuti jejak Sven-Goran Eriksson dari Swedia dan Fabio Capello dari Italia.
Dikenal dengan gaya sepak bola progresif, Tuchel menggantikan Frank Lampard di Chelsea pada Januari 2021 dan membawa The Blues meraih gelar Liga Champions, mengalahkan Manchester City di final.
Di sisi lain, Lee Carsley, manajer U-21 Inggris, telah menangani tim utama sebagai pelatih sementara sejak pengunduran diri Gareth Southgate setelah kekalahan Timnas Inggris di final Euro 2024 melawan Spanyol, Juli lalu.
Carsley tampak ragu ketika ditanya apakah tertarik menjadi pelatih tetap. Ia berkali-kali menegaskan bahwa fokusnya adalah membawa Timnas Inggris melalui enam pertandingan Nations League, dan menyatakan bahwa posisi tersebut layak diisi oleh "pelatih kelas dunia yang telah memenangkan trofi".
Pelatih dengan Taktik Inovatif
Carsley sebelumnya dianggap sebagai kandidat favorit untuk menjadi pelatih penuh waktu. Namun, kekalahan telak dari Yunani dalam laga Nations League di kandang sendiri, Jumat dini hari WIB (11/10/2024), dikabarkan merusak peluangnya.
Nama Pep Guardiola, pelatih Manchester City yang sukses meraih banyak gelar, juga disebut-sebut sebagai calon kuat, tetapi FA akhirnya memilih Tuchel, yang saat ini tidak terikat dengan klub manapun sejak meninggalkan Bayern Munchen pada akhir musim lalu.
Bayern Munchen menempati posisi ketiga di Bundesliga musim lalu, tertinggal dari Bayer Leverkusen dan VfB Stuttgart—pertama kalinya klub tersebut gagal meraih gelar sejak musim 2011-12.
Tuchel dikenal sebagai pelatih dengan taktik yang inovatif, membangun reputasinya di Bundesliga saat menggantikan Juergen Klopp di Mainz 05 pada tahun 2009.
Ketika Klopp meninggalkan Borussia Dortmund pada akhir musim 2014-15, Tuchel kembali menggantikannya dan berhasil memenangkan Piala Jerman pada 2017.
Kiprah di Klub
Setelahnya, Tuchel bergabung dengan Paris Saint-Germain (PSG) dan memenangkan gelar Ligue 1 secara beruntun. Ia juga membawa PSG ke final Liga Champions pertama mereka pada 2020, meski akhirnya kalah dari Bayern Munchen.
Setelah itu, ia bergabung dengan Chelsea dan berhasil meraih kesuksesan besar, termasuk mencatatkan rekor 14 pertandingan tanpa kekalahan di awal kariernya bersama klub tersebut serta memenangkan Liga Champions.
Masa jabatan Tuchel di Bayern berlangsung naik turun, dan kini ia diharapkan bisa membawa Inggris lolos ke turnamen besar dan meraih prestasi setelah beberapa kali gagal di bawah kepemimpinan Southgate.
Hadapi Tekanan Besar
Timnas Inggris belum pernah memenangkan trofi sejak Piala Dunia 1966. Meski mencapai semifinal Piala Dunia dan dua final Euro di bawah Southgate, mereka belum mampu mengangkat trofi, meski diperkuat pemain-pemain top, seperti Jude Bellingham, Phil Foden, dan Harry Kane.
Gaya permainan Southgate kerap dianggap terlalu konservatif, dan tugas Tuchel adalah memaksimalkan potensi serangan dari para pemain bintangnya. Namun, ia juga harus menghadapi tekanan besar yang datang bersama satu di antara pekerjaan paling menantang di dunia sepak bola.
Menurut laporan media Inggris, FA sempat mendekati Guardiola secara informal pada awal musim, dengan kontraknya di Manchester City akan habis pada akhir musim ini. Namun, pilihan akhirnya jatuh pada Tuchel.
Sumber: Reuters
Baca Juga
Lee Carsley Umumkan Skuad Timnas Inggris Sebelum Era Thomas Tuchel Dimulai: Enggak Panggil Pemain MU
Arsene Wenger dan Gary Neville Kritik Keputusan FA yang Tunjuk Thomas Tuchel sebagai Pelatih Timnas Inggris
Arsene Wenger Kritik Keras Penunjukan Thomas Tuchel sebagai Manajer Baru Inggris : Seharusnya Pelatih Lokal!