BRI Liga 1: Tanpa Bobotoh, Persebaya Surabaya Siap Manfaatkan Keuntungan Non-Teknis Lawan Persib Bandung

oleh Wahyu Pratama diperbarui 17 Okt 2024, 11:15 WIB
Pelatih Persebaya Surabaya, Paul Munster (tengah), berdiskusi dengan staf kepelatihannya. (Bola.com/Aditya Wany)

Bola.com, Jakarta - Pelatih Persebaya Surabaya, Paul Munster siap memanfaatkan keuntungan non-teknis saat melawat ke markas juara bertahan, Persib Bandung di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kab. Bandung (18/10/2024).

Tuan rumah dipastikan tampil tanpa kehadiran suporter setianya, Bobotoh. Komisi Disiplin (PSSI) memberikan hukuman laga kandang tanpa penonton hingga paruh musim BRI Liga 1 2024/2025.

Advertisement

Larangan itu sendiri merupakan imbas kericuhan oknum selepas laga kontra Persija Jakarta (23/9/2024). Mereka menyalakan flare, pelemparan benda dan merengsek masuk ke area lapangan yang menimbulkan korban luka-luka.

Walaupun pertandingan besar itu bakal terasa sunyi, Munster mengaku senang. Pria asal Irlandia Utara itu menilai hal tersebut akan memberikan kesempatan lebih besar bagi timnya memenangkan laga.

"Sebagai pelatih (lawan), itu bagus. Saya tentu paham mereka ingin menunjukkan atmosfer tersebut. Tetapi apapun yang bisa membantu kami, itu bagus," bukanya.

 

2 dari 4 halaman

Kurang Menggigit

Walau begitu, eks juru racik Bhayangkara FC itu memahami bila sepak bola identik dengan fans. Tanpa kehadiran mereka, sepak bola kehilangan gairahnya.

Ketiadaan suporter sejatinya bukan hal baru. Selama masa pandemi, kompetisi pernah dimainkan tanpa kehadiran suporter selama satu musim penuh.

"Dari perspektif sepak bola, tentu kami ingin ada suporter untuk menampilkan atmosfer tersebut. Tetapi saya tahu fans Persib sangat-sangat besar dan mereka sangat kencang (berteriak). Itu bagus," jelasnya.

 

3 dari 4 halaman

Fokus Pertandingan

Pelatih Persebaya Surabaya, Paul Munster saat laga melawan Madura United di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Rabu (14/3/2024). (Bola.com/Aditya Wany)

Pelatih berusia 42 tahun itu juga menyebut sejatinya pemain tak pernah terpengaruh dengan teror suporter lawan.

Ketika memasuki lapangan, suara-suara dari atas tribun harus dianggap angin lalu. Sumpah serapah yang dilontarkan hanya akan memancing emosi pemain. Jika itu terjadi, maka permainan dia akan mengacaukan keseluruhan tim.

"Ketika kamu berada di lapangan, fokusmu di pertandingan. Kamu sebetulnya tidak terlalu mendengar fans. Karena kamu fokus ke pertandingan. Itulah yang terjadi, kami hanya fokus ke pertandingan karena itu yang terpenting," tegasnya.

4 dari 4 halaman

Yuk Lihat Peta Persaingan

Berita Terkait