Bola.com, Jakarta - Thomas Tuchel menyadari bahwa masa jabatannya sebagai pelatih Timnas Inggris bisa berakhir setelah Piala Dunia 2026 jika hasil yang dicapai tidak sesuai harapan. Tuchel menekankan pentingnya keterbukaan mengenai ambisi besar Inggris untuk meraih gelar juara di turnamen tersebut.
Dengan kontrak 18 bulan yang dimulai pada 1 Januari 2025, Thomas Tuchel diberi tanggung jawab besar untuk membawa Timnas Inggris ke puncak prestasi di Piala Dunia 2026 yang akan diadakan di Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat.
Tujuannya jelas: "menambahkan bintang kedua ke seragam" timnas.
Pelatih asal Jerman ini tidak asing dengan masa bakti singkat di berbagai klub. Ia menyadari bahwa jika Inggris gagal mencapai target di Piala Dunia 2026, waktunya di kursi pelatih bisa berakhir lebih cepat dari yang diharapkan.
Namun, Tuchel tetap optimistis dan menekankan pentingnya menilai perjalanan setelah turnamen selesai.
"Apakah ini akan menjadi segalanya atau tidak? Saya tidak tahu, itu tergantung," kata Tuchel.
"Kami sangat jelas tentang apa yang ingin kami capai, dan kami tidak malu untuk membicarakannya. Kami terbuka tentang ambisi kami, dan itulah yang harus menjadi standar untuk 18 bulan ke depan," imbuhnya.
Thomas Tuchel menambahkan bahwa jika setelah evaluasi turnamen dianggap sebagai kegagalan, ia tidak akan melanjutkan. Namun, jika dianggap sukses, ada kemungkinan ia tetap memimpin tim.
Gaya Main Timnas Inggris
Berbeda dengan pendahulunya, Gareth Southgate, yang sering dituduh lebih mementingkan hasil daripada gaya permainan, Tuchel percaya bahwa Inggris membutuhkan keseimbangan antara keduanya.
Ia ingin memainkan sepak bola menyerang yang sejalan dengan karakteristik fisik khas Inggris, yang menurutnya mampu membangkitkan semangat para pendukung.
"Kami harus memadukan gaya permainan kami dengan hasil yang diinginkan," ujarnya.
"Dengan sekelompok pemain muda yang berambisi besar, kami memiliki bahan-bahan untuk meraih kesuksesan. Kami akan mencoba memainkan sepak bola menyerang dan menonjolkan sisi fisik permainan karena inilah yang diidentikkan dengan sepak bola Inggris, dan inilah yang membuat para pendukung kami bersemangat," ucap mantan pelatih PSG, Chelsea, dan Bayern Munchen ini.
Sumber: The Standard