Penyebab Setan Merah Gagal Rekrut Ronaldinho pada 2003, CEO MU: Dia Bawa 20 Orang untuk Negosiasi

oleh Aning Jati diperbarui 17 Okt 2024, 18:45 WIB
Ronaldinho - Gelandang asal Brasil ini sukses dua kali menjadi yang terbaik di dunia. Mantan bintang Barcelona itu meraihnya pada tahun 2004 dan 2005. (AFP/Lluis Gene)

Bola.com, Jakarta - Mantan CEO Manchester United, Peter Kenyon, akhirnya mengungkap alasan di balik gagalnya klub merekrut Ronaldinho pada 2003.

Pada musim panas tersebut, Manchester United berniat membawa Ronaldinho dari Paris Saint-Germain (PSG) setelah mereka melepas David Beckham ke Real Madrid.

Advertisement

Namun, Barcelona akhirnya berhasil mengamankan tanda tangan bintang asal Brasil itu. Ronaldinho kemudian meraih dua penghargaan Pemain Terbaik Dunia FIFA dan Ballon d'Or selama membela raksasa Spanyol tersebut.

Kegagalan Manchester United mendatangkan Ronaldinho telah menjadi topik spekulasi selama dua dekade, dengan banyak laporan yang menyebutkan bahwa Kenyon mengubah tawaran awal klub kepada PSG.

Berbicara dalam acara Rio Ferdinand Presents, Kenyon menepis klaim tersebut dan menjelaskan bahwa masalah dengan pihak Ronaldinho-lah yang menyebabkan kesepakatan tersebut batal.

2 dari 2 halaman

Bawa Rombongan 20 Orang

5. Ronaldinho - Pemain asal Brasil ini bergabung dengan Barcelona pada 2003-2008. Ronaldinho mampu mengemas 94 gol dari 207 penampilan di Barcelona. (AFP/Diego Tuson)

Kenyon juga menekankan bahwa Manchester United, sebagai institusi yang kuat pada saat itu, memiliki standar yang sama untuk semua pemain.

Perbedaan budaya dan dinamika tim yang ditawarkan Ronaldinho, menurut Kenyon, mulai menjadi masalah yang lebih besar dari sekadar uang.

"Biasanya, dalam kasus-kasus seperti ini, Anda berurusan dengan pemain dan agennya. Di sini, kami berurusan dengan sang pemain, beberapa agen dan sekitar 20 orang lainnya di dalam ruangan," kenang Kenyon.

"Dia adalah pemain yang hebat, tetapi tiba-tiba kami terlibat dalam hal yang sama sekali berbeda. Menyuntikkan budaya semacam itu di sekitar latihan, tidak biasanya tepat waktu, yang berbeda. Budaya kesehatan di Brasil juga berbeda."

"Pemain yang fantastis, tetapi ada berbagai macam hal lain yang mulai diperkenalkan ke dalam semua ini, dan dia jelas datang dengan membawa banyak orang," imbuhnya.

"Anda tahu seperti apa United saat itu. Itu adalah sebuah institusi, tidak ada yang diperlakukan berbeda dari yang lain," tegas Kenyon.

 

Sumber: The Football Faithful

Berita Terkait