Bola.com, Jakarta Kisah perjalanan Silvio Escobar dari Paraguay ke Indonesia bikin merinding. Bagaimana tidak, ia sama sekali buta tentang Indonesia. Oleh seorang teman, ia bahkan disarankan agar mengurungkan niatnya karena situasi dan kondisi tengah tak menentu.
Tapi tekadanya sudah bulat. Meski sempat ragu dan motivasinya down, Silvio Escobar tetap nekat. Soalnya, tiker pergi pulang sudah di tangan. Kepalang tanggung, ia toh berangkat mengejar mimpi.
"Saya juga diskusi dengan keluarga. Kata mereka, kamu sudah punya tiket pergi dan pulang. Kalau memang tak sesuai, ya kamu pulang saja," kata Silvio Escobar, menirukan saran seorang keluarga, via kanal YouTube Sportcast77 belum lama ini.
"Begitu saya tiba di Indonesia, ternyata apa yang saya dengar sebelumnya sama sekali berbeda. Saya datang sendiri ke Indonesia. Karena tak bisa bahasa Inggris, saya sempat bingung karena 11 jam transit di bandara Paris, Prancis. Saya hanya menunjukkan paspor kepada semua orang di mana Indonesia."
Menegangkan di Singapura
Silvio juga mengenang momen menegangkan di Singapura.
"Di bandara Changi Singapura, saya kesulitan lagi karena harus isi di imigrasi. Saya tak bisa bahasa Inggris. Saya sempat menunggu dua jam di ruang imigrasi dan ditanya-tanya. Setelah sampai Indonesia saya sedikit lega karena ada beberapa pemain Paraguay di sini".
"Saya merasa nyaman di Indonesia, bahkan sampai saat ini. Orang-orangnya ramah," ujar striker 38 tahun yang mengawali kariernya bersama Persepam Madura Utama pada 2014.
Dari Persepam, petualangan Silvio Escobar terus berlanjut ke PSM Makassar, Bali United, Perseru Serui, dan Persija Jakarta.
Jadi WNI dan Mualaf
Pemain yang kemudian memilih menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) dan belum lama ini memutuskan mualaf juga pernah memperkuat PSIS Semarang, Persikabo 1973, PSMS Medan, Persiraja Banda Aceh, Madura United, serta Semen Padang.
Saat ini, Silvio Escobar bermain untuk Dejan Football Club Depok, di Liga 2 2024/2025.
Dari sekian banyak kisah, Silvio Escobar tak akan pernah melupakan awal pertemuannya dengan eks striker Timnas Indonesia, Zaenal Arief, yang juga memperkuat Prsepam dari 2013 hingga 2015.
"Zaenal Arief luar biasa. Orangnya ramah, simple. Ia sedikit-sedikit bisa bahasa Spanyol. Jadi kami bisa berkomunikasi. Pelan-pelan saya bisa beradaptasi".
Bagaimana kesan pertama kali nermain di Liga Indonesia? "Saya kaget. Kami pernah bermain di Papua. Saya lihat teman-teman semua cedera. Tiba-tiba mereka nggak mau ke Papua. Saya tanya kenapa? Kita kalau ke sana pasti kalah. Jadi belum berangkat sudah kalah. Tapi kami tetap berangkat melawan Persipura," pungkas Silvio Escobar.