Arsene Wenger dan Gary Neville Kritik Keputusan FA yang Tunjuk Thomas Tuchel sebagai Pelatih Timnas Inggris

oleh Rizki Hidayat diperbarui 25 Okt 2024, 20:45 WIB
Thomas Tuchel kini menjadi pelatih timnas Inggris. Meski berhasil meraih trofi bersama Chelsea, beberapa kebijakan transfernya menuai kontroversi. Tuchel kerap melepas pemain Inggris yang akhirnya bersinar di klub lain.

Bola.com, Jakarta - Penunjukan Thomas Tuchel sebagai pelatih baru Timnas Inggris menuai kritik dari beberapa tokoh sepak bola, termasuk mantan pelatih legendaris Arsenal, Arsene Wenger.

Tuchel baru akan resmi memimpin The Three Lions pada awal 2025. Pria asal Jerman itu menjadi pelatih asing ketiga yang pernah mengasuh Timnas Inggris, setelah sebelumnya ada Sven Goran-Eriksson dan Fabio Capello.

Advertisement

Thomas Tuchel menggantikan posisi Gareth Southgate yang mundur dari posisi kepala pelatih. Southgate memimpin Tim Tiga Singa dari 27 September 2016 sampai 16 Juli 2024.

Setelah Gareth Southgate menyatakan mundur, Lee Carsley ditunjuk sebagai pelatih interim hingga pertandingan melawan Yunani pada 17 November dan Republik Irlandia, 17 November mendatang.

Timnas Inggris telah memenangkan tiga dari empat pertandingan sejak Euro 2024, termasuk dua kemenangan atas Finlandia dan satu kemenangan melawan Republik Irlandia. Meski begitu, mereka sempat kalah 1-2 di kandang Yunani.

Meski dikenal sebagai satu di antara pelatih terbaik dengan prestasi membanggakan bersama Borussia Dortmund, Paris Saint-Germain, Chelsea, dan Bayern Munchen, keputusan menunjuk Thomas Tuchel sebagai pelatih Timnas Inggris menimbulkan kekhawatiran.

 

2 dari 3 halaman

Menuai Kritik

Arsene Wenger menukangi Arsenal selama 22 tahun lamanya, mengangkat mereka menjadi klub raksasa Eropa dengan banyak titel juara. Ia juga pernah membuat rekor tak terkalahkan di Liga Inggris 2003/04 dan menjadi juara. The Invincible tercatat mampu capai 500 poin dalam 249 laga. (AFP/Marco Bertorello)

Beberapa mantan pemain, seperti Gary Neville dan Jamie Carragher, mempertanyakan mengapa FA tidak memilih pelatih asal Inggris untuk memimpin timnas. Ditunjuknya Thomas Tuchel dinilai cukup kontroversial dalam sepak bola Inggris.

Arsene Wenger merasa setiap pelatih tim nasional harus membela negaranya masing-masing. Walaupun memuji Tuchel sebagai pelatih hebat, Wenger tetap mempertanyakan keputusan Thomas Tuchel menerima pinangan FA.

"Saya merasa, sesederhana mungkin, jika saya menjadi pelatih Timnas Inggris dan melawan Prancis, saya tidak bisa menyanyikan lagu kebangsaan Prancis," ujar Wenger.

"Menurut saya, seharusnya pelatih berasal dari negara tersebut. Mengapa pemain harus dari negara yang sama, tetapi pelatih tidak? Ada pengaruh besar di situ."

Wenger menambahkan bahwa meskipun Tuchel adalah pelatih hebat dan kandidat yang sempurna, dia bukanlah orang Inggris. "Tetapi itu diperbolehkan, jadi tidak ada yang salah dengan itu," ujarnya.

 

3 dari 3 halaman

Merugikan Talenta Pelatih Lokal

Newcastle United menunjuk Eddie Howe sebagai pelatih kepala menggantikan Steve Bruce pada tahun 2021. Sejak kehadirannya, The Magpies dinilai cerdik dan efektif untuk melakukan transfer pemain. Hingga pekan kesembilan, Howe berhasil membawa Newcastle menempati posisi keenam dengan raihan 14 poin. (AFP/Paul Ellis)

Gary Neville, mantan bek Timnas Inggris, turut mengkritik keputusan tersebut dengan menyebut penunjukan Tuchel sebagai langkah yang merugikan untuk sepak bola Inggris. Dia merasa pelatih asal Inggris tidak kalah kualitasnya dari Thomas Tuchel.

"Saya menilai kami merugikan diri sendiri dengan menerima Thomas Tuchel lebih baik daripada pelatih Inggris lainnya," kata Neville kepada Sky Sports News. "Padahal ada pelatih Inggris yang luar biasa seperti Eddie Howe di Newcastle dan Graham Potter."

Howe, yang sempat disebut-sebut sebagai kandidat kuat, mengungkapkan dirinya tidak dihubungi FA terkait posisi tersebut. "Tidak, saya tidak diwawancarai," kata Howe dalam konferensi pers Newcastle United.

Dia menambahkan bahwa fokus utamanya tetap pada Newcastle dan memenangkan pertandingan. "Saya tidak ingin mengalihkan fokus saya, pekerjaan ini sudah cukup sulit jika Anda tidak fokus 100%."

Sumber: Sportsmole

Penulis: Lutfi Galih Pawening

Berita Terkait