Setelah Juara Dunia, Aldi Satya Mahendra Justru Diasapi Kakaknya di Ajang bLU cRU Yamaha Sunday Race 2024

oleh Radifa Arsa diperbarui 26 Okt 2024, 20:34 WIB
Pembalap muda asal Indonesia, Aldi Satya Mahendra, saat berbagi cerita kesuksesannya menjadi juara dunia di sela-sela ajang bLU cRU Yamaha Sunday Race (YSR) 2024 di Sirkuit Mandalika, Sabtu (26/10/2024). (Bola.com/Radifa Arsa)

Bola.com, Mandalika - Seusai mencatatkan sejarah baru sebagai juara dunia World Supersport 300 (WorldSSP300) 2024, Aldi Satya Mahendra justru harus mengakui keunggulan kakaknya pada ajang bLU cRU Yamaha Sunday Race (YSR) 2024 di Sirkuit Mandalika, Sabtu (26/10/2024).

Saat beradu cepat di Race 1 kelas R25 Pro tersebut, Aldi Satya Mahendra harus puas finish di posisi kedua setelah terpaut 0,413 detik dari kakak kandungnya, Galang Hendra Pratama, yang sama-sama memperkuat tim Yamaha BAF Akai Jaya MBKW2 itu.

Advertisement

Meskipun mengaspal bersama tim yang sama, keduanya tetap memperlihatkan rivalitas tinggi untuk meraih posisi terbaik. Dalam duel yang berlangsung dalam 10 putaran itu, sang kakak akhirnya berhasil ‘mengasapi’ adiknya.

Galang berhasil menjadi yang terdepan setelah mengukir catatan waktu 18 menit, 42.409 detik. Sementara itu, Aldi yang berstatus juara dunia kelas WorldSSP300 berada di urutan kedua dengan catatan waktu 18 menit, 42.822 detik.

2 dari 4 halaman

Rekor Istimewa

Pembalap kebanggaan Indonesia, Aldi Satya Mahendra. (Bola.com/Muhamma Adi Yaksa).

Aldi sebetulnya datang dengan status yang mentereng pada ajang balap bLU cRU Yamaha Sunday Race (YSR) 2024 ini. Sebab, ia menjadi pembalap Indonesia sekaligus Asia pertama yang bisa memenangi ajang WorldSSP300.

“Saya merasa senang sekali karena bisa menjadi rider Indonesia sekaligus Asia pertama yang bisa menjuarai World Supersport 300 2024. Pastinya ini terasa sangat emosional sekali,” kata Aldi saat berbincang dengan Bola.com, Sabtu (26/10/2024).

“Karena, saat balapan itu, saya benar-benar memikirkan poin yang harus diraih untuk juara. Susah sih untuk diceritakan. Jadi, saat itu saya hanya berpikir untuk balapan saja. Alhamdulillah, ini menjadi rezeki saya bisa juara dunia,” lanjutnya.

3 dari 4 halaman

Kalah dari Kakak

Aldi mengakui, kekalahannya pada Race 1 kelas R25 Pro ini tak terlepas dari kealpaan yang dilakukannya. Ia mengakui sesi balap kali ini sangat menyenangkan. Selain beradu dengan kakaknya, dia juga bersaing ketat dengan Arai Agaska yang akhirnya finis di posisi ketiga.

“Banyak sekali kesalahan yang saya lakukan pada balap ini. Apalagi, saya juga belum terbiasa dengan bannya. Karena final round, balapan kali ini juga tensinya tinggi,” kata pemuda asal Bantul itu.

“Arai juga kuat saat saya ingin maju ke depan. Persaingan ketat seperti inilah yang bikin balapan ini jadi seru. Terima kasih untuk semua warga Indonesia yang mendukung dan mendoakan saya selama 2024,” lanjutnya.

4 dari 4 halaman

Menuju Level Baru

Pemuda kelahiran 27 Juni 2006 itu berharap, kesempatannya naik level ke ajang World Supersport 600 pada 2025 bisa jadi momen untuk meningkatkan keahliannya. Ia juga menyelipkan pesan untuk pembalap muda yang berjuang untuk mengharumkan nama bangsa.

“Untuk tahun depan, saya akan menggunakan motor yang jauh lebih besar dari tahun ini. Untuk tahun pertama ini, saya akan memaksimalkan sebaik mungkin sebagai ajang belajar. Semoga bisa konsisten di 10 besar,” ujar Aldi.

“Untuk rider-rider muda Indonesia, tetap semangat. Kalian harus berlatih secara disiplin, termasuk dari segi fisik. Semua aspek harus diasah secara serius,” tambah rider berusia 18 tahun itu.

Berita Terkait