Bola.com, Jakarta - Ballon d'Or merupakan penghargaan individual paling bergengsi di kancah sepak bola. Namun, penghargaan tersebut tak selalu berujung diterima sosok yang tepat.
Ballon d'Or diberikan kepada pemain yang dianggap terbaik di dunia atas penampilan sepanjang musim sebelumnya. Sayangnya, pemilihan pemenang tidak pernah semudah yang dibayangkan.
Selama dua dekade terakhir, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo mendominasi penghargaan bergengsi tersebut. Selain mereka, ada beberapa pemain yang muncul mewarnai daftar pemenang.
Ada pemenang yang kadang dinilai sebenarnya tidak layak mendapatkannya.
Berikut enam pemain yang entah bagaimana dinilai dirampok dalam pemilihan Ballon d’Or, seperti dikutip dari Planet Football.
Vinicius Junior
Ketika Vinicius berlari melewati pertahanan Borussia Dortmund dan mencetak gol untuk memastikan Liga Champions untuk Real Madrid, Rio Ferdinand yang agak bersemangat bereaksi dengan mengatakan ia layak merebut 'Ballon d'Or. Ia mengatakannya pada delapan kesempatan terpisah.
Ferdinand mendapat banyak diejek karena komentar tersebut. Namun, memang banyak yang meyakini Ballon d'Or akan jatuh ke tangan Vinicius.
Ternyata, pada hari pengumuman pemenang, sudah bocor informasi Rodri (Manchester City dan Timnas Spanyol) yang akan merengkuh trofinya.
Vinicius maupun delegasi Real Madrid bereaksi dengan menolak menghadiri acara di Paris. Kegagalan Brasil di Copa America mungkin yang membuat Vinicius kehilangan trofi Ballon d'Or.
David Beckham
Beckham menjadi instrumen penting buat Manchester United saat menjadi tim Inggris pertama yang memenangi treble pada 1999.
Dia mengambil sepak pojok yang berujung gol penentu kemenangan di Liga Champions melalui Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjaer melawan Bayern Munchen. Dia juga mencetak gol ke gawang Tottenham Hotspur yang mengunci gelar Liga Champions.
Secara keseluruhan, Beckham merampungkan musim itu dengan sembilan gol dan 20 assist di semua kompetisi. Namun, Ballon d’Or dianugerahkan kepada Rivaldo yang menjuarai La Liga bersama Barcelona.
Thierry Henry
Perdebatan terus berlanjut mengenai siapa yang seharusnya memenangi Ballon d’Or pada 2003. Banyak orang meyakini Henry seharusnya menang, bukan Pavel Nedved.
Henry menampilkan performa Player of the Match di final untuk membantu Arsenal menjuarai Piala FA dan secara umum tampil elite sepanjang tahun. Nedved berperan penting dalam kemenangan Juventus di Serie A dan mencapai final Liga Champions, yang berarti Henry kehilangan posisi teratas dengan hanya 62 poin.
Fans merasa pemain Prancis itu semakin dirampok pada Ballon d'Or 2004, yang dimenangi oleh Andriy Shevchenko dari AC Milan.
Franck Ribery
Salah satu dari banyak pemain yang sayangnya menjadi korban kesuksesan Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Ribery bisa dibilang sebagai pemain sayap murni terbaik di dunia pada musim 2012/2013, bahkan mungkin bisa dibilang selevel dengan dua pemain besar tersebut.
Statistik bukanlah segalanya. Namun, faktanya Ribery mencatatkan 11 gol dan 23 assist dari hanya 43 pertandingan.
Ribery seperti berada di planet lain dan berperan penting saat Bayern memenangkan treble. Namun, ia hanya mampu menempati posisi ketiga, di belakang Messi yang berada di posisi kedua dan Ronaldo yang berada di posisi pertama. Tentu saja.
Robert Lewandowski
Robert Lewandowski punya karier yang sangat gemilang saat bermain untuk Bayern Munchen. Selain meraih banyak gelar, Lewandowski juga mencetak banyak gol untuk raksasa Jerman tersebut.
Setelah membawa Bayern meraih sextuple pada tahun 2020, Lewandowski tidak berhasil mendapatkan Ballon d'Or. Ketika itu France Football selaku penyelenggara memutuskan untuk membatalkan edisi tahun itu akibat pandemi COVID-19.
Setelah itu, Lewandowski masih tampil sangat impresif bersama Bayern pada 2021. Sayangnya, Lewandowski kemudian kalah dari Lionel Messi yang berhasil merengkuh trofi Bola Emas yang ketujuh. Padahal saat itu Lewandowski mencetak 62 gol di semua kompetisi dalam semusim.
Erling Haaland
Sejak momen Lionel Messi mengangkat trofi Piala Dunia 2022 di Qatar, banyak orang meyakini Ballon d'Or 2023 akan menjadi miliknya.
Anggapan itu menjadi nyata setelah Messi merengkuh trofi Ballon d'Or untuk kedelapan kali, meskipun Erling Haaland mengoleksi 52 gol dalam 53 pertandingan sepanjang musim debutnya di Manchester City. Saat itu, Haaland mengantar City meraih treble.
Dalam prosesnya, Haaland mengukir rekor mencetak gol di Premier League dan menjadi top skorer di Liga Champions. Namun, Messi tetap yang menjadi pemenangnya meski Messi tampil buruk di kancah domestik.
Sumber: Planet Football