Respons Guardiola atas Pemecatan Erik ten Hag: Pintu Kami Terbuka, Kapan Saja, Sungguh!

oleh Aning Jati diperbarui 31 Okt 2024, 05:45 WIB
Manajer Manchester United Erik ten Hag berbicara dengan Manajer Manchester City Pep Guardiola setelah pertandingan final Piala FA di Stadion Wembley, London, Inggris, Sabtu (3/6/2023). MU kalah 1-2 dari Man City. (Adrian DENNIS / AFP)

Bola.com, Jakarta - Manchester United mengakhiri kerja sama dengan Erik ten Hag pada Senin lalu setelah 2,5 tahun memimpin Setan Merah. Kini, manajer Sporting Lisbon, Ruben Amorim, disebut-sebut akan menggantikan posisi pelatih asal Belanda itu.

Hingga sembilan pertandingan, Manchester United berada di peringkat ke-14 klasemen Premier League, terpaut 12 poin dari pemimpin klasemen, Manchester City.

Advertisement

Namun, Ten Hag pernah meraih kemenangan besar atas Guardiola selama masa kepelatihannya. Manchester United berhasil mengejutkan Manchester City dengan kemenangan 2-1 dalam final Piala FA 2023/2024, Mei lalu.

Meskipun demikian, Guardiola tetap menunjukkan simpatinya terhadap mantan rivalnya saat ditanya tentang keputusan Manchester United pada hari Selasa lalu.

"Ten Hag bisa datang menemui kami kapan saja, sungguh," ujar Guardiola.

"Kami selalu terbuka, tapi saya pikir dia tahu persis apa yang kami lakukan, dan mungkin hal itu tidak akan terjadi. Namun, saya sedikit mengenal agennya, ada hubungan baik dan itu bukan masalah bagi kami," imbuh Guardiola, yang juga dirumorkan pergi dari Manchester City di musim panas 2025.

2 dari 2 halaman

Profesi Rawan Pemecatan

Ekpresi pelatih Manchester City, Pep Guardiola (kiri) dan pelatih Erik Ten Hag (kanan) dalam pertandingan lanjutan Liga Inggris 2022/2023 antara Manchester United melawan Manchester City yang berlangsung di Old Trafford, Sabtu (14/1/2023). (AP Photo/Dave Thompson)

Guardiola menambahkan bahwa para pelatih tidak perlu nasihat karena mereka tahu persis apa yang harus dilakukan.

"Setiap tim memiliki realitas dan tuntutan yang berbeda. Tidak bisa begitu saja menyalin apa yang bekerja di satu tim untuk diterapkan di tim lain," ujarnya.

"Selalu, saya merasa kasihan kepada para manajer ketika mereka dipecat. Dia kehilangan posisinya, jadi saya turut prihatin untuknya. Saya punya hubungan yang sangat baik dengannya. Saya rasa dia mewakili Manchester United dengan tingkat profesionalisme yang tinggi."

"Sebagai manajer, kami bekerja dalam salah satu pekerjaan yang, dari semua pekerjaan di dunia, mungkin yang paling sering dipandang sebagai pekerjaan yang rawan pemecatan. Tidak ada profesi lain seperti arsitek, dokter, atau guru yang ditentukan nasibnya dengan perkataan 'keluar'. Hanya di profesi kami, dan kami harus menerimanya," tutur Guardiola.

 

Sumber: Talksport

Berita Terkait