Bola.com, Jakarta - Dalam beberapa hari terakhir, tak ada yang tak menyebut nama Ruben Amorim. Namun setelah pria 39 tahun itu didapuk sebagai pelatih anyar Manchester United, kini dunia kini menanti apa gerangan yang bisa ia lakukan untuk kebangkitan Setan Merah.
Sepeninggal Sir Alex Ferguson pada 2013, Manchester United seakan kehilangan kekuatan. Sejak saat itu pula mereka tak pernah lagi memenangkan Premier League, kompetisi tertinggi domestik Inggris.
Entah sudah berapa pelatih yang datang ke Old Trafford, namun semuanya pergi tanpa mampu mempersembahkan satu gelar Premier League pun.
Kita mulai dari David Moyes. Ia menjadi korban cibiran pertama menyusul kegagalan Manchester United di kasta tertinggi yang berujung pemakzulan. Selama tugasnya yang singkat, dari 2013-2014, David Moyes hanya bisa memenangkan FA Community Shield.
Sembari mencari pelatih definitif, asisten David Moyes yang juga eks bintang Manchester United, Ryan Giggs, diminta untuk menjadi pelatih sementara.
Louis van Gaal
Lalu datanglah Louis Van Gaal. Siapa yang tak kenal dengan pelatih yang satu ini? Pengalaman managerialnya yang panjang membuat fans Manchester United hakulyakin Van Gaal tak akan gagal.
Terlebih, sebelum datang ke Old Trafford, Van Gaal belum lama membawa Timnas Belanda ke peringkat ketiga Piala Dunia 2014. Hanya saja, apa yang terjadi selanjutnya sungguh mengecewakan.
Dalam dua tahun kepelatihannya, 2014 - 2016, eks pembesut Barcelona, Bayern Munchen, dan Ajax itu juga gagal bersaing dalam perburuan gelar Premier League.
Sebiji gelar FA Cupa tak mampu menyakinkan manajemen untuk melanjutkan kerja sama dengan Van Gaal.
Jose Mourinho
Pasca kepergian Louis Van Gaal, giiran Jose Muorinho yang ditunjuk sebagai bos di ruang ganti Manchester United. Ada secercah asa, mengingat 'sentuhan Midas' Jose Mourinho pernah sukses tatkala membidani Porto, Chelsea, Inter Milan, dan Real Madrid.
Untuk sementara, fans Setan Merah bisa tidur nyenyak. Sayang beribu sayang, The Spesial One juga tak bisa berbuat banyak. Dalam kurun waktu 2016-2018, gelar Premier Leagua yang diidam-idamkan tak jua tiba.
Dibandingkan pelatih sebelumnya, torehan Mourinho sebenarnya masih lebih mengilap. Ia menggondol tiga trofi yakni EFL Cup, Community Shield, dan Europa League. Toh begitu, nasib Mourinho tak tertolong. Ia juga terdepak.
Ole Gunnar Solskjaer dan Erik ten Hag
Manchester United akhirnya mencoba peruntungan dengan mendapuk legendanya, Ole Gunnar Solskjaer, sebagai nakhoda. Manajemen berharap, DNA juara selama Solskjaer menjadi pemain bakal tertular. Tapi, manajemen dan para penggemar lagi-lagi harus gigit jari.
Selama kepemimpinannya yang cukup lama, 2018–2021, Solskjaer tak mampu bersaing di Premier League. Torehan terbagusnya hanya samapi runner up Liga Eropa 2020/2021.
Setelah Solskjaer, posisi juru taktik selanjutnya jatuh ke tangan Erik ten Hag. Ia diangkut dari Ajax, Belanda, pada musim panas 2022. Kiprahnya yang memesona bareng Ajax membuat para petinggi MU meleleh.
Bagaimana tidak, di bawah telunjuk Ten Hag, Ajax sedikitnya menyabet lima gelar selama kurun waktu 2018–2022, termasuk melaju ke babak semifinal Liga Champions di musim 2018/2019 dengan menyingkirkan Juventus dan Real Madrid di babak 16 besar dan perempat final.
Sial, nasib apes juga menerpa Ten Hag. Ia menambah panjang pelatih MU yang tak mampu menggondol Premier League. Dua gelar, FA Cup dan EFL Cup tak jadi jaminan bagi Ten Hag untuk luput dari pemecatan.
Bagaimana dengan Amorim?
Kembali ke Ruben Amorim, apa gerangan yang terjadi selanjutnya? Mampukah ia mempersembahkan gelar Premier League dan megembalikan nama besar Red Devils di zona Eropa? Tak ada yang tahu, bahkan mungkin Ruben Amorim.
Seperti pelatih-pelatih sebelumnya, Ruben Amorim hanya bisa berjanji. "Terima kasih banyak atas dukungan Anda. Saya tidak akan mengecewakan kalian," ujarnya, dilansir Football Transfers.
Hanya waktu yang bisa menjawab apakah Ruben Amorim bisa luput dari kutukan atawa menyudahi penantian panjang MU tak pernah merasakan lagi manisnya gelar jawara Premier League.