Bola.com, Malang - Performa Arema FC mulai membaik. Pada pekan 10 BRI Liga 1, mereka berhasil menang telak 3-1 di markas Barito Putera, Stadion Sultan Agung, Bantul, Jumat (1/11/2024). Tambahan tiga poin membuat posisinya sementara naik ke urutan 7 dengan 15 poin. Namun posisinya masih bisa tergeser PSBS Biak dan Persita Tangerang. Dengan catatan, dua tim itu meraih kemenangan di pekan-10.
Dibandingkan dengan musim lalu, capaian Arema FC saat ini lebih baik. Karena musim lalu mereka berkutat di papan bawah. Sebenarnya, ada potensi Arema FC bersaing di papan atas. Sayangnya, mereka banyak kehilangan poin saat bermain di kandang sementara, Stadion Soepriadi, Kota Blitar. Empat laga kandang, hanya sekali Ahmad Alfarizi dkk. meraih kemenangan. Berbanding terbalik saat mereka bermain di kandang lawan. Arema FC hanya sekali kalah.
Bola.com merangkum ada tiga faktor yang membuat permainan Arema FC menanjak. Mulai keberhasilan mengasah ketajaman lini depan. Hingga rotasi pemain yang sukses memberi kejutan bagi tim lawan. Hanya saja, untuk urusan hasil akhir, Arema FC masih belum konsisten. Terkadang mereka tampil apik, namun menelan kekalahan atau hasil imbang.
Meski dimikian, ada potensi bagi Arema FC untuk bersaing di papan atas. Karena pertengahan musim, ada peluang bagi mereka untuk kembali ke markas sesungguhnya, Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Berikut faktor yang membuat performa Arema FC menanjak hingga pekan ke-10.
Lini Depan Tajam
Total sudah 1 gol dibuat pasukan Singo Edan. Semua gol itu dicetak oleh pemain depan dan sayap. Dalberto Luan memimpin dengan 6 gol. Dia masih menduduki puncak top skorer Liga 1. Berikutnya, Wiliam Marcilio sudah mengemas 3 gol. Sedangkan Charles Lokolingoy, Salim Tuharea dan Tito Hamzah masing-masing membuat satu gol.
Artinya, Arema FC berhasil membenahi kinerja lini depan. Karena di awal musim, mereka sempat jadi tim dengan jumlah gol paling minim. Produktifitas gol Singo Edan membaik setelah pelatih Arema FC, Joel Cornelli menemukan komposisi yang pas didepan. Yakni memasang Dalberto sebagai ujung tombak. Lalu didampingi Wiliam sebagai striker lubang.
Keduanya punya chemistry yang bagus. Kolaborasi dua pemain ini sering mengancam gawang lawan. Keduanya total sudah menyumbangkan 9 gol untuk Singo Edan. Wiliam punya skill gocekan diatas rata-rata. Dia sering membuat pemain belakang lawan kehilangan konsentrasi. Sedangkan Dalberto, punya insting gol tinggi saat memanfaatkan suplai bola dari Wiliam dan pemain lain.
Ketika salah satu diantaranya tidak dalam performa terbaik, Arema FC masih punya Lokolingoy, Salim dan Tito yang sudah membuktikan bisa jadi pemecah kebuntuan.
Keberhasilan Rotasi
Komposisi Arema FC musim ini sempat diragukan. Terkesan ada ketimpangan antara pemain inti dengan pelapis. Wajar, rekrutan tidak ada nama besar dalam rekrutan pemain lokal di awal musim. Namun, pelatih Arema FC, berhasil melakukan rotasi untuk menyetarakannya. Pemain seperti Bayu Setiawan, Samuel Balinsa, hingga Salim Tuharea berhasil membuktikan jika mereka layak masuk skuat Singo Edan.
Hampir di setiap pertandingan, pelatih Arema FC, melakukan perubahan dalam starting eleven. Pemain sekelas Wiliam Marcilio sempat dicadangkan dalam dua pertandingan. Namun, hasilnya tetap positif. Arema FC berhasil menang atas PSIS Semarang dan Malut United waktu itu.
Lini belakang yang sempat bermasalah juga sudah membaik. Karena bek asal Korea Selatan, Choi Bo-kyung sudah kembali dari cedera. Sebelumnya, Arema FC memasang Syaeful Anwar dan Anwar Rifai secara bergantian. Hasilnya masih belum konsisten. Terkadang mereka tampil apik. Kadang kala melakukan blunder.
Jika Arema FC tidak mengalami persoalan lagi di lini belakang, besar kemungkinan mereka tidak banyak kehilangan poin di laga-laga selanjutnya.
Gerbong Brasil Percepat Adaptasi
Sebenarnya, Arema FC melakukan banyak perubahan musim ini. Hampir 50 persen. Termasuk di komposisi pemain asing. Tapi, mereka berhasil melakukan adaptasi dengan cepat. Biasanya, adaptasi pemain asing yang jadi kendala. Mereka butuh waktu untuk mempelajari bahasa dan sepakbola Indonesia.
Tapi, Arema FC berhasil memangkas adaptasi para pemain asing. Termasuk pelatih baru Joel Cornelli. Seperti diketahui, musim ini Arema FC punya gerbong asal Brasil. Pelatih Joel Cornelli membawa lima pemain asal negaranya. Yakni Lucas Frigeri, Wiliam Marcilio, Dalberto Luan, Thales Lira dan Pablo Oliveira.
Ternyata, mereka sukses jadi tulang punggung tim dan cepat menyatu dengan pemain lama. Manajemen juga mendatangkan penerjemah dari Brasil yang juga mantan pemain Arema FC, Claudio de Jesus. Dia jadi jembatan antara gerbong dari Brasil dengan pemain lama Arema FC.