Target Besar PSSI: Wasit Indonesia Bisa Pimpin Laga Piala Dunia 2030

oleh Hery Kurniawan diperbarui 05 Nov 2024, 17:30 WIB
Bangbang Syamsudar, Thoriq Munir Alkatiri, Yudi Nurcahya, dan Nurhadi menjadi pengadil laga AFC Champions League 2 2024/2025 antara Sydney FC melawan Eeastern di Netstrata Jubilee Stadium, Sydney, Kamis (19/9/2024). (Dok. AFC)

Bola.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum PSSI, Ratu Tisha, mengungkapkan ambisi besar organisasinya untuk mencetak wasit Indonesia yang berkualitas. Bahkan, Tisha menyebut pihaknya menargetkan wasit Indonesia bisa memimpin pertandingan di Piala Dunia pada 2030.

Ratu Tisha menyebut PSSI tengah berupaya meningkatkan kualitas wasit nasional. Dalam 10 tahun ke depan, semakin banyak pengadil yang memiliki kualitas bagus.

Advertisement

“Bukan tidak mungkin, 10 tahun ke depan, kita bisa mengidentifikasi talenta dan melanjutkan pembinaan dengan metode berkelanjutan yang sudah dirancang PSSI,” ujar Tisha Dalam rangkaian kegiatan C1 Referee Refreshment Course yang berlangsung di Kinasih, Bogor, yang berlangsung dari 3 November 2024.

Indonesia memang belum pernah mengirim wasit ke Piala Dunia. Bahkan untuk bisa menembus Piala Asia pun cukup sulit.

2 dari 3 halaman

Sejak Muda

Wasit Yudi Nurcahya dalam laga pembukaan BRI Liga 1 2021/2022 antara Bali United melawan Persik Kediri di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jumat (27/8/2021). (Foto: Bola.com/Ikhwan Yanuar)

 Ratu Tisha menyebut pembinaan wasit juga harus dilakukan sejak usia muda. Sebab, karier wasit juga bisa dikatakan cukup mirip dengan pesepakbola.

Menurut Ratu Tisha, puncak karier wasit ada di kisaran usia 40 hingga 42 tahun. Sehingga persiapan sejak usia dini perlu dilakukan.

“Kami melihat karier wasit pada umumnya mencapai puncak di usia 40 hingga 42 tahun, sehingga dengan persiapan sejak muda, mereka akan memiliki kematangan, pengalaman, dan kondisi fisik prima saat mencapai usia tersebut,” jelas Tisha.

3 dari 3 halaman

Fondasi

Wasit Naufal Adya Fairuski memutuskan memberi hadiah penalti kepada Borneo FC setelah memeriksa rekaman VAR saat menghadapi Madura United pada laga leg kedua semifinal Championship Series BRI Liga 1 2023/2024 di Stadion Batakan, Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu (19/5/2024). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Sementara itu Fariq Hitaba, instruktur teknik dalam program ini, menambahkan bahwa C1 Referee Refreshment Course kali ini mencakup beragam pelatihan, termasuk pembahasan Laws of the Game (LOTG), Video Assistant Referee (VAR), praktik lapangan, insiden offside, serta manajemen permainan.

Fariq juga menyampaikan pentingnya meningkatkan kualitas melalui tes seperti trivia test, video test, dan presentation test untuk melahirkan calon instruktur nasional.

“Sejak tahun lalu, kami sudah memulai program ini dengan target jelas, membangun fondasi bagi wasit Indonesia yang berpotensi memimpin di panggung dunia,” jelas Hitaba.

Berita Terkait