Dari Solossa Bersaudara hingga Si Kembar Sayuri, Inilah Kakak Beradik di Timnas Indonesia dari Masa ke Masa

oleh Choki Sihotang diperbarui 07 Nov 2024, 09:45 WIB
Ilustrasi - Yakob/Yance, Boaz/Ortisan nuansa Timnas Indonesia (Bola.com/Adreanus Titus/Geaby Fadhilatu Sholikha)

Bola.com, Jakarta - Si kembar Yakob-Yance Sayuri akan kembali beraksi bersama Timnas Indonesia. Lama tak tampil, kerinduan akan aksi 'liar' pemain Maluku Utara (Malut) United bakal segera terobati.

Yakob-Yance Sayuri masuk daftar 27 pemain yang dipanggi Shin Tae-yong jelang perang genting kontra Jepang, 15 November pekan depan.

Advertisement

Ini momen emas bagi keduanya untuk kembali beraksi setelah absen dalam beberapa laga bareng Skuad Garuda.

Terlebih, duel nanti mentas di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, stadion yang tak asing lagi bagi kedua pilar kebanggaan warga Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua.

Besar kemungkinan, duo Sayuri tak masuk starting XI. Lini belakang sepertinya masih aka diisi Calvin Verdonk - Jay Idzes - Justin Hubner jika STY menerapkan formasi 3-2-4-1.

Namun peluang duo Sayuri untuk tampil dari bangku cadangan jelas terbuka, terlebih saat Shin Tae-yong butuh penyegaran gempuran dari bek sayap.

Baik Yakob maupun Yance sama-sama punya kecepatan melakukan tusukan dan secepat angin pula untuk kembali ke posisi semula.

Dalam sejarah panjang Skuad Garuda, Yakob-Yance Sayuri bukan duet bersaudara pertama yang berkostum timnas. Sebelumnya juga ada. Siapa saja?

 

2 dari 4 halaman

Boaz - Ortiz Solossa

Boas Solossa, Timnas Indonesia. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Mereka bukan kembar, tapi sedarah. Boaz Solossa kelahiran 1986, sedangkan Ortiz 1977. Di masa kejayaannya, tak ada yang tak mengenal keduanya, terlebih kaka Boaz.

Boaz tak hanya legenda Persipura Jayapura, tapi juga salah satu penyerang terbaik yang pernah di punya Timnas Indonesia.

Ia hadir di barisa depan timnas sejak 2004 hingga 2018. Selama itu, Boci, demikian ia biasa disapa, berjibaku dalam 48 laga dengan torehan 14 gol.

Selain idola Persipuramania, kaka Boaz juga punya pernah memperkuat Borneo FC Samarinda, PSS Sleman, dan kini kembali mencoba mendongkrak namanya bersama Mutiara Hitam di Liga 2 2024/2025.

Meski kalah beken dari sang adik, nama Ortiz juga pernah berkibar di langit tertinggi Indonesia. Sejumlah klub papan atas pernah memakai jasanya. Di antaranya Persipura, Persija Jakarta, dan Arema Malang.

Hanya saja, di timnas, legenda yang dulu bermain sebagai gelandang pengangkut pasir itu tak terlalu eksis seperti Boaz. Kaka Ortiz hanya seumur jagung mengenakan jersey kebesaran timnas, dari 2004 hingga 2005.

 

3 dari 4 halaman

Patar - Tonggo Tambunan

Mantan gelandang Timnas Indonesia, Patar Tambunan, berpose saat ditemui di kawasan Bintaro, Selasa (01/8/2017). Patar Tambunan adalah salah satu pemain yang mengantarkan Indonesia menjadi juara di Sea Games 1987. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bagi anak-anak zaman now, keduanya memang terasa asing. Tapi, bagi anak-anal jadul, khususnya remaja 1980-an dan 1990-an keduanya adalah idola. Diburu untuk berkodak atawa sekadar minta tanda tangan di buku tulis.

Seperti Boaz - Ortiz Solossa, Patar - Tonggo Tambunan juga abang adik. Sama-sama beken, keren, baik di level klub pun di timnas.

Tonggo lebih tua empat tahun dari Patar. Ia lahir di Pematang Siantar, sebuah daerah berhawa sejuk di Sumatera Utara, 11 Maret 1959.

Sejarah mencatat, Tonggo merupakan pemain inti Timnas Indonesia di ajang Kualifikasi Piala Dunia 1986 yang melegenda itu.

Diarsiteki pelatih bertangan dingin, Sinyo Aliandoe, Tonggo dipercaya sebagai bek kanan. Ia satu angkatan dengan bintang-bintang lawas seperti Herry Kiswanto, Rully Nere, Zulkarnaen Lubis, dan Bambang Nurdiansyah.

Patar tak kalah menggentarkan. Ia juga jebolan Pardedetex Medan, klub kaya raya asal Medan, sama seperti abangnya Tonggo.

Performanya sebagai sebagai bek kanan terus melambung sampai kemudian berlabuh ke kandang Macan Kemayoran Persija Jakarta.

Namanya kian melambung bersama timnas dan ia tampil dalam tiga SEA Games yakni 1985, 1987, dan 1989. Kelahirn Medan 11 Juni 1965 sosok berjasa di balik kesuksesan Indonesia menggondol medali emas sepak bola SEA Games 1987 di Jakarta.

Persija tak akan pernah melupakan Patar. Terbukti, pada 2019 ia diganjar penghargaan Live Time Achievement dalam acara HUT ke-91 Macan Kemayoran.

 

4 dari 4 halaman

Yandi Sofyan - Zainal Arief

Mantan pemain Persib Bandung, Yandi Sofyan. (Bola.com/Nandang Permana)

Masih ingat Zainal Arief? Bagi sebagian orang, Zainal Arief hanya sebatas nama tanpa makna. Tapi, bagi jutaan Bobotoh, Zainal Arief lebih dari sekadar pemain. Ia adalah idola.

Kelahiran 3 Januari 1981 cukup lama membela panji-panji Persib Bandung, 1998–2000 lalu ke periode kedua 2006–2009.

Legenda yang kini berusia 43 tahun itu juga pernah 'berdarah-darah' bersama Timnas Indonesia, 2002–2007, hadir dalam 23 laga dengan torehan 12 gol.

Yandi Sofyan mencoba jejak sang abang. Ia juga pernah membela Persib, 2015–2016. Sayang, di timnas, kelahiran 25 Mei 1992 yang juga jebolan Deportivo Indonesia tak semulus Zainal Arief. Yandi Sofyan mentok di Timnas Indonesia U-23.

Berita Terkait