Bola.com, Jakarta - Hari-hari Syakir Sulaiman kini tak lagi sama. Mantan pemain Timnas Indonesia U-23 harus mendekam di balik jeruji besi Polres Cianjur, Jawa Barat.
Kasus yang tengah menimpa Syakir Sulaiman tak main-main. Ia bahkan terancam hukuman 15 tahun penjara, jika merujuk ke pasal 35 Jo Pasal 435 ayat 2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Narkotika.
Apa yang terjadi? Polisi mencokok Syakir Sulaiman pada Selasa (5/11/2024) di rumahnya dan mengamankan 2.700 butir pil berbagai jenis. Polisi menduga, barang laknat itu akan diedarkan.
Namun, polisi sudah lebih mengendusnya dan segera melakukan penangkapan. Hasilnya, Syakir Sulaiman keburu berhasil ditangkap.
"Tidak ada perlawanan saat ditangkap dan pelaku dibawa ke Polres Cianjur," kata Ajun Komisaris Polisi (AKP), Kasat Reskrim Polres Cianjur, dilansir Pikiran Rakyat.
Informasi kemudian berkembang, Syakir Sulaiman ternyata sudah lebih kurang dua tahun menggeluti bisnis haram tersebut. Pemicunya, kesulitan ekonomi.
Berita penangkapan Syakir Sulaiman kontan menyedot perhatian lalu menjadi buah bibir, mengingat yang bersangkutan pernah menyandang pemain Timnas Indonesia U-23.
Tak cuma memperkuat klub lokal macam PSSB Birien, Persiraja, Persiba Balikpapan, dan Aceh United, ia juga pernah mencoba peruntungan ke Negara Sakura Jepang dengan melakoni percobaan di klub Verfort Kofu. Hanya saja, nasib baik di negeri orang tak berpihak.
Sama seperti ketika dia jug gagal masuk daftar pemain Timnas Indonesia U-23 jelang Asia Games 2014 di Korea Selatan. Pensiun pada 2020, namanya mulai tenggelam dan muncul kembali dengan kasus yang menggemparkan.
Kurniawan Dwi Yulianto
Syakir Sulaiman bukan pesepak bola pertama yang tersandung narkoba. Jauh sebelumnya, legenda kenamaan Indonesia di lapangan hijau, Kurniawan Dwi Yulianto mengaku pernah mengkonsumsi narkoba meski tak lama.
"Bukannya sombong, cuma saat itu kan dapat uangnya gampang dan banyak. Apalagi, saya kerap bergaul dengan orang-orang di luar bola untuk tambah wawsan dan link. Salahnya itu saja, saya coba-coba itu (narkoba)," kata Kurniawan Dwi Yulianto, seperti dikutip dari situs merahputih.
Di era 1990-an, Kurus, demikian sapaan Kurniawan Dwi Yulianto merupakan sosok pemain timnas yang punya jutaan penggemar. Terlebih karena ia pernah memperkuat PSSI Primavera di Italia, kiblat sepak bola dunia.
Di masa jayanya, Kurus pernah memperkuat tim-tim papas atas seperti PSM Makassar, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, serta pernah pula bermain untuk FC Luzern (Swiss) serta Serawak FC.
Sadar kalau dirinya telah melangkah jauh, eks tombak Skuad Garuda itu kemudian mencoba bangkit dan ia berhasil.
Dalam beberapa kesempatan, legenda yang kini dipercaya sebagai salah satu asisten pelatih di Como 1907 mengingatkan agar generasi penerusnya menjauhi narkoba.
Nama-Nama Lain
Selain Kurus, nama-nama beken yang pernah menghiasi blantika sepak bola Tanah Air juga pernah terganjal kasus serupa.
Di antaranya yang masih segar dalam ingatan adalah Mursyid Effendi, Andika Yudhistira Lubis, dan Isnan Ali.
Pesepakbola beken lainnya, Eri Irianto, juga pernah dikaitkan dengan narkoba. Tahukan siapa Eri Irianto? Ia merupakan salah satu gelandang terbaik yang dimiliki raksasa Jawa Timur, Persebaya Surabaya.
Eri Irianto meninggal dunia saat membela Bajul Ijo bertanding melawan PSIM Yogyakarta di Stadion Gelora 10 November, Surabaya, pada 3 April 2000.
Kepergian Eri Irianto untuk selama-lamanya berawal dari benturan keras dengan pemain tim tamu berkebangsaan Gabon, Samson Noujine Kinga.
Sempat mendapat perawatan di RSUD DR Soetomo, tukang gedor berjuluk 'Si Tendangan Geledek' akhirnya menghembuskan nafas terakhir. Persebaya dan sepak bola nasional berduka.
Kepergian Eri Irianto sempat diramaikan dengan rumor penyalahgunaan narkoba. Tapi itu dibantah sohib kental Eri Irianto, Bejo Sugiantoro.
"Saya sebagai sahabat enggak percaya kalau dia terjerumus ke narkoba. Saya tak percaya karena saya tahu keseharian dia," kata Bejo Sugiantor0, seperti dikutip dari CNNIndonesia.
Semoga, tak ada lagi pesepakbola Indonesia yang tersandung kasus narkoba, apa pun alasannya. Cukuplah Syakir Sulaiman yang terakhir.