Bola.com, Jakarta - Legenda Juventus dan Italia, Alessandro Del Piero, baru-baru ini membagikan wawancara mendalam dengan Sky Sport Italia, membahas perjalanan kariernya bersama Bianconeri.
Mantan penyerang ini menghabiskan 19 tahun di Turin, menjadi pencetak gol terbanyak dan pemain dengan penampilan terbanyak di Juventus.
Del Piero meninggalkan klub berjuluk Nyonya Tua itu pada 2012 setelah kontraknya berakhir, tepat setelah membantu klub memenangkan Scudetto pertama mereka di era pasca-Calciopoli.
Kendati Del Piero sempat menyatakan bersedia memperpanjang kontraknya tanpa peduli berapa gajinya, Juventus memilih untuk tidak memperbarui kontrak tersebut.
"Saya mengambil keputusan itu setelah beberapa bulan yang sulit," kenangnya.
"Ada banyak rumor tentang perpanjangan kontrak saya, terutama terkait gaji. Saya selalu menegaskan bahwa itu bukan masalah. Mungkin hal itu muncul untuk memberi kesan buruk pada saya. Keinginan saya adalah meninggalkan Juventus dengan kemenangan, seperti saat saya tiba pada 1993. Ide saya adalah kembali meraih kemenangan," ujarnya.
Gantikan Peran Roberto Baggio
Pada 2006, ketika Juventus terdegradasi ke Serie B akibat skandal Calciopoli, Del Piero adalah satu di antara pemain bintang yang tetap bertahan di klub.
"Itu juga merupakan momen dramatis karena bagaimana orang memandang dan berpikir tentang kami," ujar Del Piero.
"Ada banyak kebencian terhadap kami, tetapi saya bermain bersama rekan-rekan luar biasa di Serie B," imbuh pria yang kini berusia 50 tahun itu.
Del Piero mulai mengambil peran sentral di Juventus pada 1995 saat ia menggantikan Roberto Baggio yang pindah ke Milan.
"Insting saya lebih maju daripada pikiran saya. Di kepala saya, saya berpikir untuk tidak menyerah dan menyadari tanggung jawab saya untuk menggantikan Baggio," ungkapnya.
"Saya menghabiskan dua tahun bersamanya. Saat itu, usia saya baru 18 tahun, saya pemalu, sementara dia seorang peraih Ballon d'Or. Perpisahannya dari Juventus menyakitkan. Saya seharusnya dipinjamkan; ada rumor tentang Parma, tapi akhirnya saya bertahan dan memulai pertandingan dalam kekalahan melawan Foggia di lini serang tiga pemain. Kami harus berkorban banyak dengan sistem itu; kami tidak terbiasa, tapi kami tahu kami bisa menang," kenangnya lagi.
Nikmati Chemistry dengan Zidane
Pemenang Piala Dunia 2006 bersama Timnas Italia ini juga pernah berbagi ruang ganti dengan banyak legenda, termasuk Zinedine Zidane.
"Hal yang paling saya nikmati adalah chemistry yang tak pernah terlihat sebelumnya," ucapnya.
"Dia menjadi Zidane di Juventus, meskipun, sampai batas tertentu, dia membuktikan lebih banyak di Madrid karena dia memenangkan Liga Champions. Dia berkembang dalam banyak aspek di Turin. Kami semua mencintainya karena kepribadiannya," kata Del Piero tentang Zidane.
Ketika ditanya tentang kemungkinan kembali ke Juventus sebagai direktur klub, Del Piero memberikan jawabannya.
"Saya percaya satu atau lebih orang yang telah berkontribusi bagi sejarah klub harus mengisi peran tertentu. Namun, ikatan saya dengan Juventus dan semua orang yang berbagi momen dengan saya tetap indah, dan saya tidak akan merusaknya bahkan jika saya tidak pernah menduduki posisi di klub," ujarnya, tegas.
Sumber: Football Italia
Baca Juga
Pemain Timnas Prancis Sudah Muak dengan Deschamps, Ingin Zidane Segera Ambil Alih Kursi Pelatih
Zidane Tepis Spekulasi Kembali ke Real Madrid Gantikan Ancelotti, Timnas Prancis Jadi Proritasnya
3 Pelatih Hebat Berkepala Plontos dengan Nama Besar di Eropa dan Dunia: Dari Arrigo Sacchi hingga Pep Guardiola