Pelatih Persis Akui Efek Ditinggal Alexis Messidoro: Kreativitas Minim, Sirkulasi Bola Jadi Lambat

oleh Radifa Arsa diperbarui 10 Nov 2024, 14:45 WIB
Foto: Selebrasi Alexis Messidoro usai mencetak gol ke gawang Madura United pada laga pekan keenam BRI Liga 1 2022/2023, Selasa (23/8/2022) (Dok. Persis Solo)

Bola.com, Solo - Pelatih Persis Solo, Muhammad Hanafing Ibrahim, mengakui bahwa ketiadaan pemain kreatif di lini tengah menjadi hambatan utama anak asuhnya di BRI Liga 1 2024/2025. Hal ini tak terlepas dari hengkangnya Alexis Messidoro ke Dewa United.

Hanafing mengatakan, Persis Solo sampai saat ini belum memiliki sosok pemain pengganti yang bisa menciptakan kreativitas di lini tengah seperti Alexis Messidoro. Hal itulah yang kerap menjadi kendala dalam mengkreasi serangan.

Advertisement

Sebelum menerima tugas membantu proses transisi staf pelatih Laskar Sambernyawa, Hanafing memang telah melihat kualitas paten dari pemain asal Argentina itu. Bahkan, dia pernah menawarkan Persebaya untuk merekrut Messidoro dari Persis.

"Karena saya menjadi salah satu instruktur pelatih di PSSI, saya pernah mengamati bahwa dahulu Persis Solo punya pemain yang hebat, yakni Alexis Messidoro," Hanafing.

"Bahkan, saya pernah menawarkan kepada Persebaya untuk mengambil Messidoro. Kalau dia bisa direkrut, saya yakin pasti Persebaya bisa moncer karena dia adalah pemain yang kreatif," imbuh Hanafing, yang mulai melatih Persis Solo pada akhir Oktober lalu itu.

2 dari 4 halaman

Sirkulasi Bola Jadi Lambat

Legenda Timnas Indonesia, Muhammad Hanafing, saat mulai bertugas bersama tim barunya, Persis Solo, menjelang duel melawan PSS Sleman dalam lanjutan BRI Liga 1 2024/2025. (Bola.com/Radifa Arsa)

Menurut pelatih berusia 61 tahun itu, Persis tidak memiliki sosok gelandang nomor enam bisa diandalkan untuk mendistribusikan bola sehingga mereka kerap kesulitan untuk membongkar pertahanan lawan.

"Sedangkan saat ini Persis tidak punya pemain yang kreatif. Dalam coaching course, kami tidak ada pemain nomor enam yang bisa suplai bola sehingga distribusi bola kami selalu berjalan lambat," tutur Hanafing.

Pelatih yang pernah membawa medali emas SEA Games 1991 itu mengakui, kendala semacam ini sangat terasa ketika Persis menghadapi lawan yang menggunakan garis pertahanan rendah, termasuk ketika kalah dari PSS Sleman di kandang.

"Apabila menghadapi lawan yang menggunakan compact-defending, kami harus melakukan permainan sirkulasi bola yang cepat. Kalau lambat, pasti jalur distribusinya sudah tertutup. Kami butuh pemain yang kreatif," ucap kata eks winger Timnas Indonesia tersebut.

3 dari 4 halaman

Posisinya Masih Lowong

Pemain Persija Jakarta, Witan Sulaeman (kiri) berebut bola dengan pemain Persis Solo, Gonzalo Sebastian Andrada Acosta pada laga lanjutan BRI Liga 1 2024/2025 di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, Sabtu (24/08/2024). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Peran yang kerap dijalankan Alexis Messidoro di lini tengah Persis Solo sejauh ini memang belum ada penggantinya. Pemain-pemain yang direkrut pada bursa transfer awal musim ini juga memiliki karakter yang berbeda.

Gelandang asal Uruguay, Gonzalo Andrada, hingga eks pemain Persebaya, Ripal Wahyudi, yang menjadi rekrutan baru Laskar Sambernyawa karakternya sama-sama bertahan. Sedangkan Abdul Aziz yang dipinjam dari Persib Bandung, masih belum optimal.

Tim Kota Bengawan ini sejatinya merekrut eks gelandang serang Timnas Indonesia U-20, Braif Fatari. Namun, pemain yang diangkut dari Nusantara United itu sampai saat ini belum mendapatkan kesempatan.

4 dari 4 halaman

Terperosok di Zona Merah

Kapten Persis Solo, Rian Miziar, saat berebut bola dengan pemain asing PSIS Semarang dalam duel Derbi Jawa Tengah yang berlangsung di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (17/8/2024). (Bola.com/Radifa Arsa)

Dua kekalahan beruntun yang menimpa Persis Solo di BRI Liga 1 2024/2025 makin membuat posisi mereka terjepit. Kini, Laskar Sambernyawa berada di zona merah, tepatnya di peringkat ke-15 klasemen sementara.

Persis mengoleksi tujuh poin dari 10 pertandingan hasil dari dua kemenangan dan satu imbang. Hal ini berarti, tujuh laga lainnya pada awal musim ini berujung dengan kekalahan. Performa buruk inilah yang mesti segera dihentikan.

Berita Terkait