Bola.com, Jakarta Kalah dalam sepak bola itu sesuatu yang lumrah, seperti halnya kemenangan. Tapi kalau sampai empat kali kalah secara beruntun, itu namanya keterlaluan. Terlebih bagi tim sekaliber Manchester City.
Setelah kalah pada tiga laga sebelumnya, City terkini dipermalukan Brighton saat sang juara bertahan bertandang ke American Express Stadium Falmer, Minggu (10/11/2024) dini hari WIB.
Dalam lanjutan Premier League 2024/2025 itu, kampiun musim lalu tumbang 1-2 setelah sempat unggul lebih dulu via Erling Halland pada menit ke-23.
Kekalahan ini membuat City kian jauh dari Liverpool, jika ditilik dari perolehan poin sementara. The Reds, yang pada hari yang sama menang 2-0 atas Aston Villa, semakin perkasa di puncak dengan 28 poin atau unggul lima angka dari City di posisi kedua.
Sebelumnya, City tumbang 1-2 dari AFC Bournemouth, lalu di ajang Carabao Cup menyerah dari Tottenham Hotspur dengan skor yang sama, dan digiling Sporting Lisbon 4-1 dalam laga matchday 4 League Phase Liga Champions 2024/2025.
Gempuran prahara bukan tak mungkin membuat posisi Pep Guardiola sebagai pelatih terancam. Dengan kata lain, tak menutup kemungkinan ia akan kehilangan pekerjaan, mengingat pemecatan di kasta tertinggi Inggris sudah hal biasa.
Soalnya, empat kekalahan beruntun benar-benar aib, tak hanya bagi pelatih sekelas Pep Guardiola melainkan juga eksistensi City di depan rival-rivalnya. The Citizens terakhir kali dihantam empat kekalahan beruntun pada Agustus 2006.
Pep Guardiola berjanji, timnya tak akan kalah lagi. "Meski tak menyenangkan, kami akan bangkit," kata Pep Guardiola yang datang ke Etihad Stadium pada 2016 dan telah memberikan sekarung gelar bagi City.
Kalau pun pada akhirnya pemecatan atau kontraknya tak lagi diperpanjang, setidaknya ada tiga pengganti sepadan Pep Guardiola di City. Siapa saja?
Xabi Alonso
Salah satu sosok yang cocok menggantikan Pep Guardiola adalah Xabi Alonso. Meski minim pengalaman sebagai pelatih, namun sentuhan magis juru taktik berusia 42 tahun ini tak ubahnya seorang penyulap. Ia menjadikan yang tak mungkin menjadi mungkin.
Tak percaya? Lihat Bayer Leverkusen. Musim lalu, tim yang diremehkan itu justru tampil sebagai yang terkuat di Bundesliga 2023/2024, sesuatu yang tak pernah disangka-sangka.
Xabi Alonso, tak terbantahkan lagi, aktor penting di balik kebangkitan Die Werkself. Hebatnya, Xabi Alonso tak butuh waktu lama guna mengukir sejarah sejak didapuk sebagai nakhoda pada musim panas 2022.
Di Inggris, Xabi Alonso bukan wajah baru. Ia pernah menjadi bintang di Liverpool, dari 2004 hingga 2009, dan menjadi salah satu gelandang kesayangan fans The Reds, bahkan hingga detik ini.
Luis Enrique
Kaya pengalaman, kaya ide, juga kaya taktik. Manchester City tak akan menyesal mengangkut jur taktik berpaspor Spanyol ini, jika memang mencari pengganti sepadan Pep Guardiola.
Saat ini, Luis Enrique sedang asyik-asyiknya menukangi timnya yang baru, Paris Saint-Germain (PSG).
Eks pembesut Barcelona dan Timnas Spanyol itu membidani PSG sejak 2023 dan di tangannya, Les Parisiennes saat ini duduk manis di puncak klasemen sementara Ligue 1 2024/2025 dengan tabung 25 poin tanpa terkalahkan dalam 11 laga.
Gaya permainan Luis Enrique rada mirip dengan Pep Guardiola, dimana keduanya doyan memaksimalkan kreatifitas lini tengah serta kecepatan kedua sayap.
Mungkin sedikit PR bagi Luis Enrique, ia harus cepat beradaptasi dengan sepak bola Inggris karena pria 54 tahun itu belum pernah menukangi tim-tim di negara Raja Charles III.
Vítor Bruno
Kalau tetangga sebelah Manchester United mengangkut Ruben Amorim dari Sporting Lisbon untuk menggantikan Erik ten Hag, tak ada salahnya jika Manchester City juga menggaet pelatih asal Liga Portugal yang juga tengah naik daun.
Siapa dia? Dia adalah Vítor Bruno. Vítor Bruno pelatih anyar Porto. Ia dipercaya membesut raksasa Portugal jelang bergulirnya musim 2024/2025.
Porto sebenarnya terbilang nekat, mengingat Vítor Bruno sama sekali tak punya pengalaman sebagai ahli racik di level atas. Namun, manajemen bergeming. Para petinggi percaya, mereka tak salah tunjuk.
Benar saja, sejauh ini, di bawah telunjuk Vítor Bruno, Porto mampu bersaing setidaknya hingga pekan ke-10. Mengantongi 27 poin, Porto hanya tertinggal tiga angka dari Sporting Lisbon.
Kepergian Ruben Amorim ke Old Traffford membuat peluang Vítor Bruno untuk memenangkan perburuan gelar semakin menganga.
Seperti halnya Xabi Alonso yang minim pengalaman namun mampu memahat sejarah di Jerman, tak menutup kemungkinan Vítor Bruno juga akan melakukan hal serupa di Manchester City.