Bola.com, Jakarta - Bagaimana seharusnya Timnas Indonesia bermain melawan Timnas Jepang? Menurut pengamat sepak bola nasional, Tommy Welly, Tim Garuda harus berani bermain terbuka.
"Menurut saya, akan mudah sekali siapa pun pelatihnya jika melawan Jepang dia parkir bus karena enggak mau kalah. Sesederhana itu. Paling tidak bisa draw, kalau kalah jangan sampai banyak. Namun, ketika dikasih pemain naturalisasi, apa artinya kalau hanya main parkir bus," kata Tommy Welly atau yang akrab disapa Towel, lewat kanal YouTube Sportify Indonesia.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, saat ini Timnas Indonesia dijejali pemain-pemain naturalisasi. Bahkan, melawan Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta pada 15 November nanti, kemungkinan besar Shin Tae-yong akan memainkan semua pemain naturalisasi, termasuk yang terkini, Kevin Diks.
Mengacu kepada pernyataan Towel, sudah sepantasnya Shin Tae-yong memberikan instruksi agar Jay Idzes dan kawan-kawan lebih berani bermain terbuka, terlebih laga merupakan Jepang nanti merupakan laga kandang Timnas Indonesia.
Bermain Bertahan dan Andalkan Counter Attack
Sepanjang kualifikasi, Skuad Garuda memang lebih cenderung bermain bertahan dengan mengandalkan serangan balik.
Ketika menjamu Australia di matchday 2 Grup C putaran ketiga kualifikasi yang berakhir imbang 0-0 misalnya, Timnas Indonesia cenderung menerapkan parkir bus sepanjang pertandingan.
Dengan penguasaan bola yang hanya mencapai 36 persen, tuan rumah mengintip celah untuk mencetak gol via counter attack.
Beruntung, gawang Timnas Indonesia tak kebobolan berkat kegemilangan Maarten Paes di bawah mistar. Aksi heroik itu kemudian menjadikan penjaga gawang FC Dallas, AS, itu dinobatkan sebagai man of the match.
"Kalau man of the match penjaga gawang berarti permainan kita bagaimana?" kritik Towel.
Pada laga yang berlangsung 10 September itu, hanya dua pemain lokal yang dipercaya sebagai starter. Keduanya adalah Rizky Ridho dan Marselino Ferdinan.
Ketika bertandang ke King Abdullah Sports City, Jeddah, pada 6 September 2024, Timnas Indonesia juga memilih bermain 'menunggu'.
Menerapkan formasi 3-2-4-1, dengan penguasaan bola 34 persen, Timnas Indonesia berhasil unggul lebih dulu melalui gol cepat Sandy Walsh pada menit ke-19.
Sayang, Green Falcons yang bermain sangat agresif akhirnya mampu menerobos parkir bus Jay Idzes and kolega pada menit ke 45'+3 yang berujung sebiji gol balasan yang diceploskan Musab Al Juwayr.
Sempat Eksperimen
Shin Tae-yong juga kerap dikritik karena tak punya pemain tetap di starting XI. Juru taktik berpaspor Korea Selatan itu sangat sering gonta-ganti pemain. Ini jelas sangat berisiko.
Terbukti, Timnas Indonesia harus menelan kekalahan pertama saat bertandang ke Qingdao Youth Football Stadium, menantang China dalam matchday 4. Skuad Garuda sebenarnya bisa terhindar dari petaka jika saja STY tak mengubah strategi.
Tidak sedikit yang tersentak karena STY melakukan banyak pergantian di starting XI, berbeda jauh saat melawan Bahrain yang berakhir imbang 2-2.
Thom Haye, Malik Risaldi, Sandy Walsh, dan Jordi Amat yang pada laga kontra Bahrain jadi satrter, kontra China justru dibangkucadangkan.
Witan Sulaeman, Nathan Tjoe-A-On, Asnawi Mangkualam, dan Shayne Pattynama main sejak menit awal. Ban kapten juga sempat tak lagi melekat di lengan Jay Idzes, melainkan diserahkan kepada Asnawi Mangkualam.
Berujung Kecewa
Hasilnya sungguh mengecewakan. Witan Sulaeman dan Asnawi Mangkualam masih jauh dari kata memuaskan. Minus Thom Haye di lini tengah, serangan terlihat monoton. Kurang kreatifitas.
Dalam posisi tertinggal 0-2, STY baru memasukkan Thom Haye pada babak kedua. Pemain lainnya yang masuk adalah Rizky Ridho serta Marselino Ferdinan.
Masuknya Thom Haye membuat serangan lebih bervariasi. Gelandang 29 tahu ini pulalah yang mencetak satu-satunya gol Indonesia saat duel memasuki menit ke-86 yang mengubah skor menjadi 1-2.
Jika saja STY tak terburu-buru mengutak-atik starting XI, Timnas Indonesia bisa saja terhindar dari kekalahan.
Berkaca dari pertandingan-pertandingan itulah, STY harus lebih berhati-hati melawan Jepang, terlebih dalam menentukan starter.
Selain itu, dengan pemain naturalisasi di semua lini, sudah saatnya Jay Idzes cs. tak lagi bermain bertahan alias parkir bus.
Saatnya menyerang dan menang!
Persaingan di Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026
Hasil Matchday 1
- Australia Vs Bahrain 0-1
- Jepang Vs China 7-0
- Arab Saudi Vs Timnas Indonesia 1-1
Hasil Matchday 2
- China vs Arab Saudi 1-2
- Timnas Indonesia vs Australia 0-0
- Bahrain vs Jepang 0-5
Hasil Matchday 3
- Australia vs China 3-1
- Bahrain vs Timnas Indonesia 2-2
- Arab Saudi vs Jepang 0-2
Hasil Matchday 4
- Jepang Vs Australia 1-1
- China Vs Indonesia 2-1
- Arab Saudi Vs Bahrain 0-0
Klasemen Grup C
Pos | Tim | Play | Win | Draw | Lost | SG | Poin |
---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Jepang | 4 | 3 | 1 | 0 | 15-1 | 10 |
2 | Australia | 4 | 1 | 2 | 1 | 4-3 | 5 |
3 | Arab Saudi | 4 | 1 | 2 | 1 | 3-4 | 5 |
4 | Bahrain | 4 | 1 | 2 | 1 | 3-7 | 5 |
5 | Indonesia | 4 | 0 | 3 | 1 | 4-5 | 3 |
6 | China | 4 | 1 | 0 | 3 | 4-13 | 3 |
*Klasemen per Rabu, 16 Oktober 2024 pukul 03.30 WIB
Baca Juga
Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia: China Bungkam Bahrain, Posisi Timnas Indonesia Kian Sulit
Akui Jepang Lawan Berat dan Nomor Satu di Asia, Jay Idzes: Timnas Indonesia Masih Punya Kesempatan...
Foto: Shin Tae-yong Cek Langsung Kondisi Rumput GBK Jelang Laga Timnas Indonesia Vs Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026