Bola.com, Jakarta - Perjalanan PSS Sleman pada awal BRI Liga 1 2024/2025 berjalan dramatis hingga berhasil melewati dua tim asal Jawa Tengah, PSIS Semarang dan Persis Solo. Padahal, Elang Jawa memulai kompetisi dengan tantangan yang lebih berat.
Sebab, PSS Sleman harus mengawali perjuangannya dengan hukuman minus tiga poin pada awal BRI Liga 1 2024/2025.
Hukuman ini dijatuhkan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI buntut kasus match fixing pada saat mereka berkompetisi di Liga 2 2018.
Ketika itu, sejumlah pihak yang terafiliasi dengan PSS melakukan tindak pidana suap terhadap perangkat pertandingan yang memimpin laga PSS melawan Madura FC. Mereka pun dijatuhi denda Rp150 juta serta pengurangan tiga poin pada musim ini.
Meskipun memulai kompetisi dengan pengurangan poin, skuad Elang Jawa nyatanya bisa bangkit dari keterpurukan.
Setelah terperosok di zona degradasi, PSS akhirnya bisa melewati sederet pesaingnya, terutama dua rivalnya asal Jawa Tengah.
Sempat Seret Kemenangan
Skuad Elang Jawa sejatinya memulai kiprah mereka musim ini dengan catatan yang kurang memuaskan. Sebab, tim asal Bumi Sembada itu melewat tiga pertandingan awal BRI Liga 1 2024/2025 dengan kekalahan beruntun.
Mereka tercatat tumbang dari Persebaya Surabaya (0-1), Persik Kediri (0-2), dan Semen Padang (0-1). Setelah itu, PSS masih juga belum bisa menang karena meraih dua hasil imbang menghadapi Borneo FC (1-1) dan Bali United (0-0).
Dua hasil ini membuka momentum PSS untuk bangkit. Lawan pertama yang menjadi korban keganasan Laskar Sembada ialah Arema FC. Pada laga pekan kelima, mereka berhasil unggul dengan skor 3-1 atas Singo Edan.
Setelah itu, perlahan-lahan PSS bisa bangkit. Pada empat laga berikutnya, mereka memang kalah dari Malut United (0-1) dan Persita Tangerang (1-2), tetapi bisa menang dua kali melawan Barito Putera (3-0) dan Persis Solo (2-0).
Lewati Dua Tim Jawa Tengah
Berkat hasil tersebut, PSS Sleman sukses mengumpulkan tiga kemenangan dan dua imbang. Artinya, perolehan mereka pada 10 pertandingan awal ini mencapai 11 poin. Sayangnya, jumlah ini menjadi delapan poin saja karena pengurangan tiga poin.
Dengan koleksi tersebut, PSS sukses keluar dari zona degradasi dan melewati dua rivalnya atas Jawa Tengah. Kini, mereka duduk di peringkat ke-14 klasemen, unggul satu poin atas PSIS Semarang (peringkat ke-15) dan Persis Solo (peringkat ke-16).
Dari segi performa, PSS memang jauh lebih baik dari dua tim Jateng itu. Mereka bisa mencetak 10 gol dan kebobolan 9 kali. Adapun PSIS mengukir 5 gol dan kebobolan 12 kali, dan Persis mengukir 9 gol dan kemasukan 16 kali.
Kalau saja tak mendapatkan sanksi pengurangan poin, Hokky Caraka dan kawan-kawan sejatinya bisa menempati posisi yang lebih strategis, yakin di peringkat ke-13 klasemen sementara BRI Liga 1 2024/2025.
Dua Momentum Krusial
Setidaknya, ada dua momentum krusial di balik keberhasilan PSS Sleman keluar dari zona degradasi ini. Peristiwa tersebut semuanya tersaji saat mereka melakoni laga tandang melawan Barito Putera (pekan ke-8) dan Persis Solo (pekan ke-10).
Berkat dua kemenangan tersebut, Laskar Sambada berhasil memperbaiki catatan penampilannya di laga tandang. Tak hanya itu saja, mereka bahkan melampaui hasil yang diraih ketika bermain kandang.
Sebab, saat bermain tandang, PSS bisa mengamankan dua kemenangan, satu imbang, dan dua kekalahan. Bandingkan dengan catatan kandang mereka yang menghasilkan satu menang, satu imbang, dan tiga kali kalah.
Hal ini memang cukup wajar mengingat Elang Jawa mesti terusir dari Bumi Sembada. Selama Stadion Maguwoharjo direnovasi, mereka harus ‘numpang’ di markas Persis Solo, Stadion Manahan. Ini sudah berlangsung sejak putaran kedua musim lalu.