Bola.com, Jakarta Shin Tae-yong dalam bahaya. Timnas Indonesia tak pernah menang dalam lima laga Grup C ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia membuat juru taktik asal Korsel itu berada dalam tekanan.
Kekalahan 1-2 dari China dan pembantaian empat gol tanpa balas oleh Jepang pada laga terakhir membuat Indonesia terjerembab di sadar klasemen Grup C dengan modal tiga poin hasil dari tiga kali imbang.
Usai dipermak Jepang, STY kini diperhadapkan pada laga yang tak kalah mengkhwatirkan yakni kontra Arab Saudi, Selasa (19/11/2024).
Indonesia punya modal bagus jelang duel di Stadio Utama Gelora Bung Karno Jakarta nanti yakni hasil imbang 1-1 saat Jay Idzes dkk. bertandang ke King Abdullah Sports City, Jeddah, 6 September lalu.
Saat itu, Skuad Garuda nyaris memenangkan duel berkat unggul lebih dulu lewat gol Sandy Walsh pada menit ke-19 sebelum akhirnya disamakan oleh Musab Al Juwayr jelang turun minum.
Hanya saja, tim tamu tengah percaya diri tinggi. Selain memetik sebiji angka usai bermain sama kuat 1-1 melawan Australia pada laga terakhir, kekalahan telak Indonesia dari Jepang menambah semangat The Green Falcons untuk melakukan hal sama terhadap armada Shin Tae-yong.
Jika sekiranya Shin Tae-yong kembali kalah, bahkan dengan skor telak, tak menutup kemungkinan pria 54 tahun tersebut bakal kehilangan pekerjaan alias di-PHK.
Pemecatan bukan hal baru di sepak bola, juga di Indonesia. Di Eropa, PHK menjadi jalan terakhir bagi seorang pelatih yang kinerjanya memang jeblok. Erik ten Hag di Manchester United merupakan salah satu contohnya.
So, jika STY pada akhirnya harus dimakzulkan, PSSI pastinya akan menyiapkan daftar pengganti yang lebih baik dan tiga pelatih asal Belanda ini sepertinya bisa jadi pertimbangan untuk Timnas Indonesia.
Ruud van Nistelrooy
Untuk mendapatkan jasanya memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Lagi pula, PSSI harus menyiapkan dana yang tak sedikit untuk membayar gajinya.
Ruud van Nistelrooy sosok yang sangat tepat untuk menukangi Skuad Garuda. Selain kaya pengalaman, legenda 48 tahun itu juga tak akan terkendala komunikasi dengan Jay Idzes dkk. yang sebagain besar pemain keturunan yang lahir dan tumbuh besar di Belanda.
Nistelrooy saat ini menjadi pelatih sementara Manchester United. Ia baru saja membawa Setan Merah meraih kemenangan 3-0 atas Leicester City pada lag terakhir Premier League 2024/2025.
Eks juru gedor Manchester United, Real Madrid, dan PSV Eindhoven itu disebut-sebut bakal cabut dari Old Trafford menyusul kedatangan Ruben Amorim yang menggantikan Erik ten Hag.
Frank de Boer
Ia terpaut enam tahun lebih tua dari Ruud van Nistelrooij. Living legend 54 tahun ini memang lebih dulu beken dari Nistelrooij, baik di level klub maupun Timnas Belanda.
Bagi remaja awal 1990-an, Frank de Boer adalah idola sekaligus panutan. Namanya menjulang di Ajax, terlebih di Barcelona. Dalam balutan dua jersey raksasa Eropa itu, Frank de Boer sukses mendulang segepok gelar.
Sebagai pelatih, sentuhan Frank de Boer juga tak kalah menggentarkan. Ketika dipercaya menukangi Ajax misalnya, dari 2010 sampai 2016, ia dikenang lewat empat trofi Eredivisie bagi mantan klubnya tersebut.
Kabarnya, Frank de Boer masih menganggur selepas menukangi klub Uni Emirat Arab, Al Jazira, pada 2023. Nah, sudah saatnya nih bagi PSSI untuk nyari kontek Frank de Boer.
Mitchell van der Gaag
Pemecatan Erik teg Hag sebagai pelatih Manchester United berdampak domino bagi sejumlah asisten pelatih, termasuk Mitchell van der Gaag.
Meski jauh kalah beken dari Frank de Boer dan Ruud van Nistelrooij, tapi pengalaman managerial mantan pemain PSV yang kini berusia 53 tahun cukup mengagumkan.
Sebelum diajak Ten Hag ke Old Trafford, Mitchell van der Gaag pernah membesut Marítimo, Belenenses, Ermis, Eindhoven, Excelsior, NAC, dan Jong Ajax.
Baca Juga
Efek Nataru, Timnas Vietnam Harus Dibagi Dua Kloter setelah Menjalani Leg Pertama Semifinal Piala AFF 2024
Tangan Kanan Shin Tae-yong Ungkap Timnas Indonesia Akan Evaluasi, Minta Pemain Rasakan Kekurangan di Piala AFF 2024: Harus Bisa Memperbaiki
Tersingkirnya Timnas Indonesia di Piala AFF 2024: Keputusan PSSI Turunkan Skuad yang Belum Matang, Risiko Tanggung Sendiri