Utak-atik Lini Depan Timnas Indonesia Vs Arab Saudi: Ketajaman Masih Memprihatinkan

oleh Radifa Arsa diperbarui 19 Nov 2024, 06:45 WIB
Ilustrasi - Ragnar Oratmangoen, Rafael Struick, Witan Sulaeman, Hokky Caraka, Marselino Ferdinan (Bola.com/Adreanus Titus/Geaby Fadhilatu Sholikha)

Bola.com, Jakarta - Lini depan Timnas Indonesia membutuhkan ketajaman yang lebih klinis untuk menghadapi Arab Saudi pada pertandingan lanjutan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

Dalam duel yang akan berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Selasa (19/11/2024) malam WIB itu, kemenangan menjadi harga mati bagi Timnas Indonesia jika ingin bersaing ke Piala Dunia 2026.

Advertisement

Seusai kekalahan melawan Jepang pada laga sebelumnya, posisi skuad Garuda semakin terjepit di dasar klasemen sementara Grup C. Dari lima pertandingan di fase ini, anak asuh Shin Tae-yong hanya bisa mengamankan tiga poin.

Jika mampu meraup poin penuh, posisi Timnas Indonesia akan semakin kompetitif untuk mengamankan peringkat yang ideal. Apalagi, jarak antarpeserta di Grup C masih sangat tipis, kendati Jepang sudah melesat jauh di peringkat pertama.

Salah satu faktor penting untuk mengamankan tiga poin ketika melawan Arab Saudi berada di area depan. Ketajaman para pemain dalam memaksimalkan peluang masih menjadi pekerjaan rumah yang mesti diperbaiki Shin Tae-yong.

 

2 dari 4 halaman

Komposisi Lini Depan

Pemain Timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen melakukan selebrasi setelah mencetak gol ke gawang Vietnam pada laga Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 di My Dinh Stadium, Vietnam, Selasa (26/03/2024). (AFP)

Pada putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia ini, komposisi lini depan yang digunakan oleh Shin Tae-yong memang tak banyak mengalami perubahan. Dua nama yang selalu jadi pilihan ialah Ragnar Oratmangoen dan Rafael Struick.

Keduanya selalu mengisi pos lini serang. Satu posisi tersisa di sektor ini selalu mengalami rotasi. Secara bergantian, area ini sempat diisi Witan Sulaeman, Marselino Ferdinan, Malik Risaldi, hingga yang terakhir Yakob Sayuri.

Dari seluruh nama yang tersedia, memang hanya Ragnar Oratmangoen dan Rafael Struick saja yang sudah bisa menyumbangkan gol. Mereka sama-sama melakukannya ketika bermain imbang 2-2 melawan Bahrain.

Adapun dua gol lainnya yang dihasilkan skuad Merah Putih pada pertandingan ini datang dari Sandy Walsh saat bermain imbang 1-1 melawan Arab Saudi dan Thom Haye saat Indonesia kalah 1-2 dari China.

 

3 dari 4 halaman

Dua Opsi Lainnya

Selebrasi pemain Timnas Indonesia, Muhammad Ramadhan Sananta setelah mencetak gol ke gawang Brunei Darussalam pada laga putaran pertama Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Kamis (12/10/2023) malam WIB. (Bola.com/Abdul Aziz)

Sejatinya, masih ada beberapa pemain yang berpotensi mengisi area ini, yakni Ramadhan Sananta dan Hokky Caraka. Masalahnya, dua striker muda ini tak pernah mendapatkan kesempatan dari Shin Tae-yong untuk membuktikan kualitasnya.

Hokky Caraka bernasib sedikit lebih baik karena sudah tiga kali duduk di bangku cadangan pada fase ini. Sementara itu, Ramadhan Sananta baru sekali saja dibawa oleh STY, yakni saat melawan Arab Saudi.

Padahal, skuad Garuda sudah tak punya opsi lain untuk mengisi pos lini depan. Dengan kepercayaan besar yang diberikan kepada Ragnar dan Rafael, keduanya mesti bisa lebih maksimal dalam memikul tanggung jawab tersebut.

Ragnar, misalnya, sempat mendapatkan kesempatan besar ketika menghadapi Jepang. Namun, saat tinggal berhadap-hadapan dengan kiper lawan, Zion Suzuki, sepakannya justru bisa dimentahkan oleh kiper keturunan Nigeria itu.

Shin Tae-yong mengakui kegagalan Ragnar dalam memaksimalkan peluang tersebut sangat fatal. Kalau saja bisa dikonversi menjadi gol, hasil akhir laga melawan Jepang bakal berbeda.

“Di awal, kami mendapatkan peluang yang sempurna. Namun, peluang ini tidak bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Ragnar. Ini menjadi salah satu penyebab kami kalah. Mungkin, jika kami bisa mencetak gol lebih dulu, hasilnya bisa berbeda,” ujar Shin Tae-yong.

 

4 dari 4 halaman

Nasib Eliano Reijnders

Berstatus naturalisasi tak lantas membuat Eliano Reijnders dapat jaminan bermain secara reguler. Dari tiga laga Timnas Indonesia yang mungkin diikuti Eliano, dia belum pernah masuk starting XI dan dua kali dicoret. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Di tengah tumpulnya barisan lini depan Timnas Indonesia, nasib Eliano Reijnders masih dihantui tanda tanya. Dalam dua pertandingan terakhir, yakni melawan China dan Jepang, namanya selalu dicoret oleh Shin Tae-yong.

Meskipun dipanggil, pemain asal klub PEC Zwolle itu tak pernah masuk dalam daftar pemain yang dibawa. Dari pernyataan Shin Tae-yong, kondisi pemain berusia 24 tahun itu belum baik untuk memperkuat skuad Garuda.

"Untuk Eliano Reijnders, dia tidak dapat masuk skuad Timnas Indonesia karena, menurut saya, masih belum baik untuk masuk ke skuad Timnas Indonesia. Jadi saya memilih seperti itu," ujar Shin Tae-yong.

Sejatinya, Eliano merupakan salah satu pemain yang punya kapasitas mengisi sejumlah posisi yang berbeda. Dia memiliki kemampuan adaptif yang baik saat mendapatkan tugas di posisi tertentu.

Namun, dia masih tetap berlatih bersama Timnas Indonesia menjelang duel melawan Arab Saudi. Eliano tentu harus bekerja lebih keras untuk meyakinkan Shin Tae-yong agar dirinya mendapatkan kesempatan bermain.   

Berita Terkait