Rodrigo Bentancur Kena Sanksi Berat dari FA, Klub Premier League Rival Tottenham Ikutan Syok

oleh Aning Jati diperbarui 19 Nov 2024, 16:15 WIB
Untuk kali pertama sejak meliput Piala Dunia 2022 Qatar, Bola.com mendapat tiket media untuk meliput area mixed zone usai pertandingan Uruguay melawan Korea Selatan di Grup H. Pemain bintang Son Heung-min pun menjadi incaran untuk diwawancarai dalam kesempatan ini. (Bola.com/Hendry Wibowo)

Bola.com, Jakarta - Keputusan Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) untuk memberikan hukuman larangan bermain tujuh laga kepada gelandang Tottenham Hotspur, Rodrigo Bentancur, atas komentar rasial yang ia buat tentang rekan setimnya, Son Heung-min, telah mengejutkan banyak pihak di dunia sepak bola Inggris.

Hukuman tersebut membuat beberapa klub rival Tottenham syok. Mereka menilai sanksi itu terlalu keras, terutama jika dibandingkan dengan kasus serupa di masa lalu.

Advertisement

Rodrigo Bentancur dikenai hukuman setelah dalam sebuah wawancara di YouTube di Uruguay, ia bercanda tentang penampilan Son yang disebutnya sulit dibedakan dari orang Korea Selatan lainnya.

Dalam wawancara tersebut, jurnalis Rafa Cotelo bertanya, "Bagaimana dengan kaus milik pemain Korea itu?" Bentancur merespons dengan bertanya, "Sonny?" sebelum menambahkan, "Atau salah satu sepupu Sonny, mereka semua terlihat hampir sama".

FA menetapkan bahwa komentar tersebut merupakan "pelanggaran berat" karena mengandung referensi terhadap kebangsaan, ras, atau asal etnis.

Rodrigo Bentancur dijatuhi larangan bermain tujuh laga, denda 100 ribu pound (Rp2 miliar), serta diwajibkan mengikuti kursus edukasi.

2 dari 4 halaman

Dukungan dari Son Heung-min

Son Heung-min menuntaskan rangkaian serangan Tottenham Hotspur dengan tap-in usai menerima umpan dari Brennan Johnson. (Glyn KIRK/AFP)

Dalam laporan tertulis hukuman tersebut, disebutkan bahwa Bentancur menunjukkan penyesalan mendalam, termasuk meminta maaf secara langsung kepada Son dan publik.

Namun, permintaan maaf itu justru menjadi bukti yang digunakan FA untuk menunjukkan bahwa pemain asal Uruguay itu menyadari kesalahannya.

Son, di sisi lain, membela Bentancur, dengan mengatakan bahwa rekannya itu tidak berniat untuk menghina siapa pun.

"Lolo (panggilan Bentancur) tidak pernah bermaksud mengatakan sesuatu yang menyinggung. Kami adalah saudara, dan tidak ada yang berubah sama sekali," ujar Son.

Ia juga mengungkapkan bahwa Bentancur merasa sangat bersalah, menyesal, dan hampir menangis ketika meminta maaf secara publik.

"Dia tahu, dan dia langsung meminta maaf saat liburan. Kami semua manusia, dan semua membuat kesalahan serta belajar darinya," tambah Son.

3 dari 4 halaman

Perbandingan dengan Kasus Lain

Selebrasi gelandang Timnas Argentina, Enzo Fernandez setelah mencetak gol pertama timnya ke gawang Timnas Bolivia pada laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Conmebol di La Paz Stadium, Bolivia, Rabu (13/9/2023) dini hari WIB. (AP Photo/Juan Karita)

Hukuman yang dijatuhkan kepada Bentancur memicu perdebatan tentang konsistensi FA dalam menangani kasus serupa.

Beberapa kasus lain, seperti komentar rasial Bernardo Silva pada 2019 yang hanya dihukum larangan bermain satu laga, serta insiden media sosial Edinson Cavani pada 2021 yang berujung pada larangan tiga laga, dianggap lebih ringan.

FA juga tidak menyelidiki insiden yang melibatkan Enzo Fernandez dan Rodri selama tugas internasional mereka musim panas lalu.

Dalam kasus Fernandez, komentarnya yang bersifat rasial dan homofobik dianggap berada di bawah yurisdiksi FIFA karena terjadi di Copa America.

4 dari 4 halaman

Hukuman dan Pesan FA

Pemain andalan Tottenham Hotspur, Rodrigo Bentancur masih berkutat dengan cedera sejak akhir musim lalu. Gelandang berusia 26 tahun itu menjalani operasi menyusul cedera ACL yang dideritanya melawan Leicester dan bisa absen hingga November mendatang. (Photo by Geoff Caddick/AFP)

Panel independen yang dipimpin oleh Sir Gary Hickinbottom menyatakan bahwa hukuman tujuh laga serta denda 100 ribu pound terhadap Bentancur adalah keputusan yang "masuk akal dan proporsional".

“Kami menilai hukuman ini, jika dilihat secara keseluruhan, adalah wajar dan sepadan dengan pelanggaran yang telah kami buktikan," tulis laporan panel tersebut.

Meski Tottenham belum memberikan komentar resmi, mereka dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk mengajukan banding atas keputusan tersebut.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa komentar apa pun, terutama yang berkaitan dengan kebangsaan atau ras, dapat berdampak besar di dunia sepak bola profesional.

 

Sumber: The Telegraph via Yahoo Sports