Bola.com, Kediri - Timnas Arab Saudi dihinggapi kepercayaan diri sangat tinggi ketika bertamu ke SUGBK pada matchday keenam putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Jumat (15 11/2026) lalu.
Perasaan di atas angin ini menyusul skor imbang tanpa gol saat The Green Falcons melawan Timnas Australia di Melbourne. Dengan modal itu, pelatih Herve Renard dan pasukannya optimis bisa mengalahkan atau setidaknya memaksa bermain seri dengan Timnas Indonesia di Jakarta.
Alih-alih mencuri poin, Ahmed Al-Kassar dan kolega malah dilindas Jay Idzes dkk. dua gol tanpa balas. Keyakinan Arab Saudi tampak dari cara bermain mereka yang lebih terbuka dengan melakukan pressing atas.
Tapi rencana itu dibaca baik oleh Shin Tae-yong. Caranya pemain Indonesia tak menyerang langsung lewat lini tengah. Karena pelatih asal Korsel itu tahu Arab Saudi menumpuk banyak gelandang.
Bola pun diumpankan lambung langsung menusuk pertahanan dengan mengandalkan kecepatan trio Marcelino Ferdinan, Ragnar Oratmangoen, dan Rafael Struick. Ketika pertandingan masih berjalan di bawah lima menit, skema itu nyaris berhasil jika sontekan Marcelino Ferdinan tak membentur tiang gawang sebelah kiri.
Taktik ini seolah membuat pemain Arab Saudi syok. Timnas Indonesia pun terus mencoba skenario awal dengan umpan lambung menaruh bola di antara dua hingga tiga bek Arab Saudi.
Taktik Lain
Ketika cara ini dibaca pemain Arab Saudi, Shin Tae-yong telah menyiapkan taktik berikutnya. Pemain Indonesia tetap menghindari pertarungan di tengah lapangan. Tapi serangan menyisir dari sisi kiri. Upaya ini menghasilkan gol pertama yang dicetak Marcelino Ferdinan pada menit ke-32.
Gol kedua Marcelino Ferdinan menit ke-57 juga berawal dari serangan dari pinggir lapangan. Tapi kali ini lewat sebelah kanan dengan menempatkan Calvin Verdonk sebagai pendobrak.
"Sebenarnya Arab Saudi tak tampil buruk. Mereka juga menyerang, meski dengan cara sporadis. Karena sangat berambisi, serangan mereka tak tertata rapi dan kelihatan terburu-buru," kata Gusnul Yakin.
Kepedean
Namun secara psikologis, Gusnul Yakin yang juga pelatih kawakan ini, menilai kegagalan Arab Saudi mewujudkan ambisi karena mereka terlalu percaya diri.
"Kegagalan Arab Saudi ini seperti dialami Timnas Indonesia ketika melawan Bahrain dan China. Sebelum berangkat, Timnas Indonesia diliputi overconfidence."
"Mereka target dapat empat poin. Setelah berhasil mengimbangi Bahrain 2-2, Timnas Indonesia yakin bisa mengalahkan China. Tapi hasilnya meleset. Kita malah kalah 2-1," tuturnya.
Baca Juga