Bola.com, Kediri - Hati Musikan sedang gembira. Karena SSB Bintang Dua Dua sudah resmi diakui Asprov PSSI Jatim. Sehingga kini SSB yang didirikan dua tahun lalu bisa ikut berbagai even regional maupun Nasional yang digelar PSSI Jatim maupun PSSI Pusat.
"Alhamdulillah jerih payah saya, pengurus, dan wali siswa terwujud. Legalitas sangat penting demi masa depan SSB dan para pemain. Karena orangtua yang ingin anaknya berprestasi di sepak bola yakin dengan SSB Bintang Dua Dua," katanya.
Nama besar dan prestasi Musikan sebagai striker legendaris Persik di awal tahun 2000-an ternyata jadi magnet bagi publik untuk menggembleng anaknya di SSB Bintang Dua Dua.
"Jumlah siswa kami sekitar 50 anak. Mulai anak TK, U-10, U-13, dan U-15. Setelah status SSB ini legal, maka nama anak-anak pun tercatat di bank data Asprov PSSI Jatim. Selanjutnya jika mereka berprestasi tentu kelanjutan prestasinya juga akan lebih jelas," tuturnya.
Berikutnya peraih gelar Pemain Terbaik Liga Indonesia 2003 ini akan menyiapkan anak-anak U-13 dan U-15 untuk ikut di Piala Suratin tahun depan.
"Saya makin termotivasi untuk menularkan ilmu kepada anak-anak agar menjadi pesepakbola yang baik. Rencana terdekat, kami akan ikut Piala Suratin U-13 dan U-15. Semoga SSB Bintang Dua Dua bisa melahirkan pemain untuk Timnas Indonesia," ucapnya.
Tidak Pakai Namanya untuk SSB
Setelah gantung sepatu, Musikan menekuni karier sebagai pelatih. Dia pernah menangani tim Football Class, program khusus yang digagas SMPN 2 Kota Kediri.
Staf di Dinas PUPR Kota Kediri ini juga sempat jadi asisten pelatih Joko Malis dan Aris Budi Sulistyo di Persik.
Yang menarik, dia tak memakai namanya sebagai branding SSB-nya seperti dilakukan beberapa mantan pesepakbola terkenal di Tanah Air.
Padahal nama Musikan pun sudah dikenal di sepakbola Indonesia dan punya nilai komersial lebih tinggi.
"Nama SSB Bintang Dua Dua saya ambil dari nomor punggung favorit saya saat masih jadi pemain, yaitu 22. Malu kalau pakai nama saya," kata Musikan.
"Prestasi saya tak bisa dibandingkan dengan coach Aji Santoso, almarhum Ruddy Keeltjes, dan Kashartadi yang pernah jadi pemain Timnas Indonesia," jelasnya sambil menyebut tiga legenda itu yang memakai nama mereka untuk Akademi Sepakbolanya.