Bola.com, Jakarta - Jika Anda mengikuti kelas Moto2, Anda dipastikan masih mengenal sosok Axel Pons. Ya pembalap asal Spanyol ini tercatat mengikuti kelas Moto2 selama satu musim penuh pada 2010-2017.
Namun siapa sangka, kini Axel Pons sudah benar-benar meninggalkan ingar bingar dunia balapan. Baru-barui ini, pria kelahiran 9 April 1991 ini muncul di Pakistan.
Dalam sebuah video dari akun YouTube Pakistan Tourism, Axel Pons terlihat berjalan di sepanjang jalan dan mengatakan kepada orang-orang yang merekamnya bahwa ia telah berjalan tanpa alas kaki alias nyeker selama enam tahun.
Video lain dari saluran YouTube Wahaj Ali.B, Axel Pons terlihat duduk di kursi dan berbicara kepada seorang anak, lalu kepada orang yang merekamnya.
Berasal dari Allah
Ketika ditanya namanya, Axel Pons menjawab: "Isa.". Lalu ia menjelaskan bahwa nama lahirnya adalah Axel.
"Cerita saya sangat panjang, tapi saya bisa bilang sejak saya mulai berjalan tiga tahun lalu, saya memutuskan untuk melepaskan semua beban dan mengambil tas ransel dan berjalan kaki,” katanya kepada anak itu.
"Sekitar 15 bulan yang lalu ketika saya merasa siap, saya memutuskan untuk mulai berjalan ke arah timur, ke arah matahari. Inilah yang telah saya lakukan selama setahun terakhir ini, dan sungguh indah.”
Ketika ditanya dari mana asalnya, Pons menjawab: “Saya berasal dari Allah. Tapi saya lahir di Barcelona, Spanyol."
Tidak Nyaman dengan Gaya Hidup sebagai Pembalap
Axel Pons mengatakan bahwa transisi dari balap motor ke kehidupan barunya terjadi ketika ia mulai mempertanyakan tidak nyaman dengan gaya hidupnya sebagai pembalap.
"Pada titik tertentu, saya mulai mempertanyakan apa gunanya menjalani kehidupan yang begitu cepat," katanya.
"Saya mulai berjalan lebih lambat, lebih lambat, lebih lambat, hingga sekarang saya berjalan dengan perlahan, perlahan, menghargai detail-detail kehidupan," jelasnya.
Persatuan yang Sempurna dengan Allah
Dalam perjalanannya dengan berjalan kaki dari Spanyol ke Asia, Pons menambahkan: "Tidak ada yang istimewa, semua terjadi secara alami."
"Pada titik tertentu, tidak ada hal lain yang lebih masuk akal selain berjalan dan menyerahkan semua beban yang kita kumpulkan selama hidup kita, dan hanya menginginkan persatuan yang sempurna dengan Allah, atau dengan Tuhan."
"Ini adalah cara kami berlatih, dengan berjalan kaki," ungkapnya.
Sumber: Crash