Bola.com, Jakarta - Setahun lalu, Kobbie Mainoo melakukan debutnya sebagai starter Manchester United (MU) di Premier League, penampilan impresifnya menghiasi kemenangan 3-0 yang diraih The Red Devils atas Everton di Goodison Park.
Momen tersebut tak hanya menjadi catatan penting bagi karier Kobbie Mainoo, tetapi juga menjadi titik awal dari perjalanan cemerlang sang gelandang muda di dunia sepak bola.
Pada awal musim 2023/2024, Kobbie Mainoo harus menepi akibat cedera pergelangan kaki yang dialaminya saat pramusim. Setelah beberapa kali duduk di bangku cadangan, pelatih MU saat itu, Erik ten Hag, memberinya kesempatan untuk tampil sejak menit awal melawan Everton.
Meski pertandingan ini lebih dikenal dengan gol akrobatik nan spektakuler yang dicetak Alejandro Garnacho, tapi performa Kobbie Mainoo tidak kalah mencuri perhatian.
Pada usia 18 tahun, Kobbie Mainoo berhasil mengendalikan lini tengah MU, mendominasi permainan, dan memperlihatkan kematangan yang jarang dimiliki pemain muda seusianya.
Keberaniannya dalam mengambil peran penting di lini tengah itu membuat banyak orang tidak percaya Kobbie Mainoo baru saja melakukan debutnya di Premier League.
Perjalanan Kobbie Mainoo di Era Erik ten Hag
Penampilan luar biasa Kobbie Mainoo di Goodison Park memastikan dirinya menjadi pilihan utama di bawah arahan Erik ten Hag, di mana ia menjadi starter dalam 23 dari 25 pertandingan yang dijalaninya bersama MU di Premier League musim lalu.
Penampilan yang mengesankan ini memperkuat keyakinan bahwa Kobbie Mainoo adalah pemain bertalenta besar yang menjadi bagian penting dari rencana jangka panjang MU.
Namun, perjalanan Mainoo sempat terhenti sementara setelah ia harus absen selama enam pekan akibat cedera otot. Meskipun baru saja kembali ke tim, dalam pertandingan terakhir melawan Ipswich, pelatih baru Ruben Amorim memilih untuk tidak memasukkannya ke dalam starting XI.
Kobbie Mainoo berada di bangku cadangan bersama Manuel Ugarte dan Mason Mount. Namun, tidak diberikan kesempatan untuk bermain.
Meski demikian, dipilihnya Mainoo dalam skuad pertandingan tersebut merupakan sinyal positif. Banyak yang meyakini Mainoo bisa segera tampil di era Amorim, terutama pada laga melawan Bodo/Glimt di Liga Europa yang digelar di Old Trafford.
Gaya Bermain Ruben Amorim dan Potensi Kobbie Mainoo
Ruben Amorim, yang baru saja memulai tugasnya sebagai pelatih MU, terlihat ingin menanamkan filosofi permainan yang penuh dengan energi dan agresi.
Amorim menginginkan timnya bermain dengan pressing tinggi, menggerakkan bola dengan kecepatan dan tujuan yang jelas.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi gelandang-gelandang berpengalaman, seperti Casemiro dan Christian Eriksen, yang sudah berusia cukup matang dan cenderung lebih nyaman dengan peran bertahan.
Pada usia 20 tahun, Kobbie Mainoo jauh lebih muda dibandingkan Casemiro dan Eriksen, yang masing-masing akan berusia 33 tahun pada April.
Mainoo memiliki keunggulan fisik, dengan kemampuan bergerak lebih cepat di atas lapangan dan memberikan dorongan tambahan di lini tengah.
Gaya bermain progresifnya juga membuatnya sangat cocok dengan filosofi permainan Amorim yang mengutamakan dinamika dan kecepatan.
Mainoo dan Ugarte diprediksi akan menjadi pasangan gelandang utama di tim Amorim. Keduanya memiliki stamina dan energi untuk menerapkan man-to-man pressing yang diperlukan dalam permainan yang agresif.
Dengan kecepatan dan kelincahan yang dimilikinya, Mainoo memiliki potensi untuk memberikan kontribusi besar dalam mempercepat transisi serangan MU.
Sumber: Manchester Evening News