Bola.com, Jakarta - Sepak bola Asia telah menjadi panggung bergengsi bagi klub-klub dari berbagai negara untuk membuktikan kekuatan mereka. Di kawasan Asia Tenggara, Thailand dan Indonesia merupakan dua negara dengan tradisi sepak bola yang kuat.
Kendati demikian, dalam kompetisi antarklub Asia seperti Liga Champions Asia, yang kini bertransformasi menjadi AFC Champions League Elite dan AFC Champions League 2, terdapat perbedaan mencolok antara performa klub-klub dari kedua negara.
Klub-klub Thailand telah menunjukkan perkembangan pesat dalam satu dekade terakhir, terutama dengan adanya Buriram United dan BG Pathum United yang sering tampil konsisten di AFC Champions League. Buriram United, misalnya, pernah menembus perempat final ACL pada tahun 2013, sebuah pencapaian yang mengukuhkan Thailand sebagai kekuatan baru di Asia Tenggara.
Sebaliknya, klub-klub Indonesia belum mampu menunjukkan dominasi serupa di level Asia. Beberapa momen bersejarah, seperti keberhasilan PERSIPURA Jayapura mencapai semifinal AFC Cup 2014, menjadi sorotan. Namun, performa keseluruhan masih belum konsisten.
Meski demikian, Indonesia sebenarnya pernah memiliki perwakilan yang ditakuti di kompetisi antarklub Asia. Thailand pun serupa, meski harus diakui konsistensi jadi sesuatu yang tak dimiliki oleh delegasi Tanah Air.
Lantas, seperti apa rekam jejak klub-klub Thailand dan Indonesia mulai dari Liga Champions Asia dan beragam kasta lainnya?
Kisah Thai Farmer Bank dan BEC Tero Sasana
Bicara sepak bola Thailand, tak elok rasanya jika tidak menyeratakan Thai Farmer Bank (TFB) dan BEC Tero Sasana. Keduanya bisa dibilang kebanggaan Asia Tenggara sebelum meledaknya kedigdayaan Johor Darul Ta'zim dari Malaysia.
Kompetisi elite antarklub Asia era sekarang dan dulu memang berbeda. Dahulu, ketika masih bernama Asian Club Championshio, hanya juara liga saja yang berhak tampil di kompetisi tersebut, bukan berdasarkan koefisian liga, yang kini 'dimodernisasi' agar pamor dan gregetnya lebih terasa dengan nama baru AFC Champions League.
Nah, TFB pada era 90-an awal merupakan tim yang disegani di regional ASEAN. Berpengalaman mengikuti Asian Club Championship, sejarah pecah saat tim yang kini sudah bubar akibat krisis moneter itu dengan menjuarai Asian Club Championship, cikal bakal AFC Champions League, pada 1993/1994 dan 1994/1995.
Bahkan, TFB tercatat sebagai tim pertama yang sukses menjuarai kompetisi antarklub paling elite di Asia dua nkali beruntun. Sayang, tim ini sudah bubar karena finansial yang melanda dunia, khususnya Asia Tenggara.
Memasuki era AFC Champions League pada 2002/2023, tepatnya pada edisi pertama era tersebut, BEC Tero Sasana langsung menuju final. Sayang, mereka kalah dari Al Ain, klub Uni Emirat Arab dengan agregat 0-3.
Tidak ada lagi klub Thailand yang mampu melewati atau menyamai rekor tersebut. Adapun Buriram United (2013) dan BG Pathum (2022) hanya sanggup menyentuh perempat final AFC Champions League.
Indonesia Punya Cerita
Menariknya, sebelum kisah manis TFB, Indonesia pernah lebih dulu berjaya di Asian Club Championship. Tim galatama yang disegani pada era 80-an, Krama Yudha Tiga Berlian, sukses menempati posisi ketiga pada edisi 1985/1986.
Pelita Jaya, eks Galatama yang cukup awet hingga era perserikatan bahkan Ligina, menduduki peringkat empat pada Asian Club Championship 1990/1991. Sementara PKT Bontang hanya sanggup mencapai semifinal pada edisi 1993.
Persipura Jayapura mungkin bisa dibilang tim Indonesia paling sukses pada kompetisi antarklub Asia era modern. Berlaga di Piala AFC 2014 atau kasta kedua seperti Liga Europa, Boaz Solossa dkk. mampu mencapai perempat final.
Arema Indonesia juga mencatatkan prestasi ciamik pada Piala AFC 2012. Tim asal Malang itu melaju hingga perempat final.
Level serupa didapat Semen Padang. Tepat setelah Arema Indonesia mencapai perempat final Piala AFC 2012, Semen Padang juga berhasil melangkahkan kaki di babak yang sama.
Meski prestasi klub Indonesia di kompetisi antarklub Asia belum sebaik beberapa negara tetangga, ada potensi besar yang bisa dikembangkan. Dukungan yang tepat dari federasi, peningkatan manajemen klub, dan pengalaman bertanding di level internasional dapat membantu klub-klub Indonesia bersaing lebih baik di masa depan.
Prestasi seperti semifinal AFC Cup oleh Persipura Jayapura menunjukkan bahwa sepak bola Indonesia memiliki potensi untuk kembali bersinar di pentas Asia.